Selasa, 21 Juni 2016

limbah b3



MATA KULIAH        : TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN
DOSEN                       : Hj. INAYAH ,SKM,M.Kes
 

LIMBAH B3
“BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN”
 





DISUSUN OLEH
NAMA       :        Resa Pahlewi Syam
NIM           :        PO.71.3.221.14.1.
TINGKAT :        I.A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D.III



KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan segenap alam, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Limbah B3”. Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Toksikologi Lingkungan. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat kepada dosen mata kuliah sistem endokrin dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Demikian semoga makalah ini bisa menjadi tambahan referensi untuk mahasiswa keperawatan. Kami sadar bahwa makalah masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun khususnya dari dosen penanggung jawab mata kuliah agar dalam pembuatan makalah berikutnya bisa lebih sempurna.
Akhir kata kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang. Terima kasih.


Makassar, 30 Nvember 2014


 Penulis







BAB I
PENDAHULUAN

a)          LATAR BELAKANG
Limbah merupakan hal yang lumrah dalam kehidupan manusia. Taukan anda berasal dari manakah limbah disekita kita? Limbah berasal dari berbagai sumber, contohnya : rumah tangga dan industry atau pabrik. Limbah bisa berupa padatan, cairan ataupun gas. Ketiga limbah tersebut sama-sama berbahaya. Tidak  hanya isinya namun juga wadah atau kemasannya juga menjadi limbah, seperti : plastic, kertas ataupun kaleng.
Akhir-akhir ini makin banyak limbah-limbah dari pabrik, rumah tangga, perusahaan,  kantor-kantor, sekolah dan sebagainya yang berupa cair, padat bahkan berupa zat gas dan semuanya itu berbahaya bagi kehidupan kita. Tetapi ada limbah yang lebih berbahaya lagi yang disebut dengan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun). Hal tersebut sebenarnya bukan merupakan masalah kecil dan sepele, karena apabila limbah Bahan Berbahaya dan Beracun(B3) tersebut dibiarkan ataupun dianggap sepele penanganannya, atau bahkan melakukan penanganan yang salah dalam menanganani limbah B3 tersebut, maka dampak dari Limbah Bahan Berbahaya dan beracun tersebut akan semakin meluas, bahkan dampaknyapun akan sangat dirasakan bagi lingkungan sekitar kita, dan tentu saja dampak tersebut akan menjurus pada kehidupan makhluk hidup baik dampak yang akan dirasakan dalam jangka pendek ataupun dampak yang akan dirasakan dalam jangka panjang dimasa yang akan datang.
Kita tidak akan tahu seberapa parah kelak dampak tersebut akan terjadi,namun seperti kata pepatah”Lebih Baik Mencegah Daripada Mengobati”, hal tersebut menjadi salah satu aspek pendorong bagi kita semua agar lebih berupaya mencegah dampak dari limbah Bahan Berbahaya dan Beracun tersebut, ketimbang menyaksikan dampak dari limbah B3 tersebut telah terjadi dihadapan kita, dan kita semakin sulit untuk menanggulanginya.
Secara garis besar,hal tersebut menjadi salah satu patokan bagi kita,bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan tanggung jawab kita bersama untuk menanggulanginya,khususnya pada masalah limbah Bahan Berbahaya dan(B3) Beracun tersebut. Maka dari itu penulis mengangkat topic ini untuk diketahui lebih lanjut tentang masalah B3 tersebut.
b)             RUMUSAN MASALAH
ü Apa yang dimaksud Limbah B3?
ü Apa saja karakteristik Limbah B3?
ü Bahan-bahan apa saja yang mengandung limbah B3dalam rumah tangga?
ü Apa akibat Limbah B3 terhadap manusia ?
ü Bagaimana teknologi pengolahan Limbah B3 ?
ü Bagaiman system pembuangan Limbah B3 ?
c)           TUJUAN
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
·         Untuk  mengetahui Definisi dari Limbah B3
·         Untuk mengetahui karakteristik Limbah B3
·         Untuk memberitahukan bahan apa saja yang mengandung limbah B3
·         Memberikan informasi system pembuangan limbah B3
·         Mengetahui dan memahami akibat Limbah B3 terhadap manusia
·         Dapat menjelaskan teknologi dalam pengolahan Limbah B3
d)                MANFAAT
Manfaat yang bias di dapat dari maklah ini adalah :
·         Kita dapat memahami apa itu Limbah B3
·         Mengetahui tentang sifat dan bentuk-bentuk atau macam-macam dari Limbah B3
·         Dapat mengetahui bahan-bahan apa saja yang mengandung Limbah B3, sehingga kita dapat menghindari atau memimanilisir Limbah B3 yang biasa digunakan oleh perusahaan agar tidak merusak lingkungan dan kesehatan manusia
·         Dapat mengetahui dan memahami bagaimana sebenarnya cara yang baik dilakukan ketika akan membuang limbah ke lingkungan agar tidak terlalu bahaya(tidak menimbulkan masalah yang besar terhadap kesehatan measyarakat dan juga lingkungan)
·         Kita dapat mengetahui apa akibat yang bias ditimbulkan dari pembuangan Limbah B3 terhadap masyarakat dan juga lingkungan sebagai tempat pembuangan
·         Dapat mengatahui dan memahami teknologi yang dapat digunakan dalam pengelolaan Limbah B3 agar tidak berbahaya lagi atau tidak menimbulkan masalah yang besar terhadap masyarakat dan lingkungannya









BAB II
PEMBAHASAN
A.       Pengertian Limbah B3
a)   Mengenal Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Limbah B-3 mungkin kata-kata ini tidak asing ditelinga kita, ketika melihat begitu banyak kasus pencemaran lingkungan yang terjadi di Indonesia, dimulai dari kasus PT Newmont di Teluk Buyat, hingga kasus penolakan ekspor ikan Indonesia karena mengandung limbah B-3. Melihat dan mendengar itu semua tentu saja menjadi suatu pertanyaan seperti apakah limbah B-3 tersebut sehingga begitu berbahaya serta diawasi dengan ketat sekali.
b)  Pengertian
Limbah adalah bahan sisa dari suatu kegiatan atau prosuksi, baik dalam skala kecil (rumah tangga) maupun skala besar (pabrik). Dalam PP 18/1999 Jo. PP 85/1999, Pasal 1 (ayat 2) dijelaskan pengertian Limbah B3. Limbah bahan berbahaya dan beracun, disingkat limbah B3, adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya atau beracun karena sifat konsentrasi atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkanatau merusak lingkungan hidup, dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain.
Pengertian limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.

Limbah B3 dikarakterisasikan berdasarkan beberapa parameter, yaitu total solids residu (TSR), kandungan fixed residu (FR), kandungan volatile solids residue (VSR), kadar air (sludge moisture content), volume padatan, dan karakter atau sifat B3 (toksisitas, sifat korosif, sifat mudah terbakar, sifat mudah meledak, beracun, dan sifat kimia serta kandungan senyawa kimia).
Contoh limbah B3 adalah logam berat, spt Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pd, Mn, Hg, dan Zn serta zat kimia, seperti pestisida, sianida, sulfide dan fenol. Cd dihasilkan dari lumpur dan limbah industry kimia tertentu. Hg dihasilkan dari industry klor-alkali, industry cat, kegiatan pertambangan, industry kertas, dan pembakaran bahan bakar fosil. Pb dihasilkan dari peleburan timah hitam dan accu. Logam-logam berat pada umumnya bersifat racun sekalipun dalam konsentrasi rendah. Limbah B3 dapat diidentifikasi menurut sumber, uji karakteristik, dan uji toksikologi.
c)    Sumber limbah B3
Limbah B3 dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dari rumah tangga, pasar, apotik, pabrik, rumah sakit, dan laboratorium. Menurut PP 85/1999, jenis limbah b3 dapat dibedakan berdasarkan sumbernya. Dalam lampiran PP 85/1999, dijelakan jenis limbah b3 menurut sumbernya sebagai berikut :
ü Limbah b3 dari sumber tidak spesifik
      Limbah b3 ini pada umumnya bukan berasal dari proses utamanya, tetapi berasal dari kegiatan pemeliharaan alat, pencucian, pencegahan korosi (inhibitor korosi), pelarutan kerak, atau pengemasan. Contohnya adalah asap kendaraan bermotor dan asap dari cerobong pabrik.
ü Limbah b3 dari sumber spesifik
      Limbah ini berasal dari sisa proses suatau industry atau kegiatan yang secara spesifik dapat ditentukan berdasarkan kajian ilmiah. Contohnya mercuri, arsen, dan deterjen.
ü Limbah b3 dari bahan kimia kedaluwarsa, tumpahan, bekas kemasan dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi.
      Limbah ini berasal dari produk yang tidak memenuhi spesifikasi yang ditentukan atau tidak dapat dimanfaatkan kembali. Limbah ini memerlukan pengolahan, hal yang sama juga berlaku.

d)   Klasifikasi Limbah B3
     Beradasarkan sumbernya Limbah B3 dapat di klasifikasikan sebagai berikut :
Ø Primary sludge, yaitu limbah yang berasal dari tangki sedimentasi pada pemisahan awal dan banyak mengandung biomassa senyawa organik yang stabil dan mudah menguap.
Ø Chemical sludge, yaitu limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi dan flokulasi.
Ø Excess activated sludge, yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan dengan lumpur aktif sehingga banyak mengandung padatan organik berupa lumpur dari hasil proses tersebut.
Ø Digested sludge, yaitu limbah yang berasal dari pengolahan biologi dengan digested aerobic maupun anaerobic di mana padatan/lumpur yang dihasilkan cukup stabil dan banyak mengandung padatan organik.

§  Mengapa Limbah B3 sangat berbahaya ???
Limbah B3 di katakana berbahaya karena:
ü  Dapat menyebabkan pengaruh buruk terhadap terjadinya atau meningkatnya kematian dan sakit yang serius.
ü  Berpotensi menimbulkan bahaya bterhadap kesehatan manusia dan lingkungan apabila disimpan.


B.        KARAKTERISTIK LIMBAH B3
         Adapun karakteristik limbah B3 ada enam, yaitu mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, bersifat beracun, menyebabkan infeksi, dan bersifat korosif.
a.     Mudah meledak
           Limbah yang mudah meledak adalah limbah yang pada suhu dan tekanan standar (25oC, 760mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi dengan cepat dapat merusak lingkungan.
b.     Mudah terbakar
       Limbah yang mudah terbakar adalah limbah-limbah yang mempunyai salah satu sifat-sifat sebagai berikut :
Ø Limbah yang berupa cairan
Limbah yang berupa cairan akan mudah terbakar apabila:
§  Mengandung alcohol kurang dari 24% volume dan mempunyai titik nyala kurang dari 60oC.
§  Terjadi kontak dengan api, percikan api, atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760mmHg.
Ø Limbah berupa padatan
            Limbah pada termperatur dan terkanan standar (25oC, 760mmHg) mudah menyebabkan kebakaran, seperti  melalui gesekan, penyerapan uap air, atau perubahan kimia secara spontan. Limbah padat apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus menerus dalam waktu lama. Apabila nilai titik nyala limbah < 40oC, berarti karakteristik mudah terbakar.
Ø Limbah yang bertekanan mudah terbakar
Ø  Limbah pengoksidasi
            Apabila waktu pembakaran limbah sama atau lebih pendek dari waktu pembakaran senyawa standar, berarti karakteristik mudah terbakar.
c.      Bersifat reaktif
       Limbah rektif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepaskan atau menerima oksigen atau limbah organic peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi. Limbah ini mempunyai sifat-sifat berikut:
·        Pada keadaan normal, tidak stabil dan dapat menyebabkan perubahan tanpa peledakan.
·        Dapat bereaksi hebat dengan air.
·        Apabila bercampur dengan air berpotensi menimbulkan ledakan, menghasilakn gas, uap, atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
·        Merupakan limbah sianida, sulfide, atau amoniak yang pada kondisi pH antara 2 dan 12,5 dapat menghasilkan gas, uap, atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.
·         Mudah meledak atau bereaksi pada suhu dan tekanan standar (25oC, 760mmHg.
·        Menyebabkan kebakaran karena melepas atau menerima oksigen atau limbah organic peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi.
d.     Bersifat beracun
       Limbah beracun adalah limbah yang mengandung pencemaran dan bersifat beracun bagi manusia atau lingkungan. Limbah B3 dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk ke dalam tubuh, baik melalui pernafasan, kulit, maupun mulut.
e.      Menyebabkan infeksi
       Limbah yang menyebabkan infeksi adalah limbah laboratorium yang terinfeksi penyakit atau limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena infeksi.
f.       Bersifat korosif
Limbah korosif adalah limbah yang mempunyai salah satu sifat-sifat berikut:
o   Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit.
o   Menyebabkan proses pengaratan pada lempeng baja (SAE 1020) dengan laju korosi lebih besar dari 6,35 mm/tahun dengan temperature pengujian 55oC.
o   Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk limbah bersifat asam atau lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifat basa.
g.     Bersifat Pengoksidasi
            Materi yang menghasilkan oksigen, baik dalam kondisi biasa atau bila terpapar dengan panas, misalnya amonium nitrat dan benzoyl perioksida.
h.     Bersifat Radioaktif


C.        BAHAN-BAHAN YANG MENGANDUNG LIMBAH B3 DALAM RUMAH TANGGA
Pada mulanya, banyak orang yang menyambut gembira dengan penemuan bahan-bahan dan senyawa kimia. Dengan berjalannya waktu, ternyata ditemukan pula dampak negatifnya. Untuk itu, limbah B3 dan B3 perlu dikelola dengan baik dan benar, baik pada saat masih digunakan maupun setelah tidak digunakan lagi.
Rumah adalam tempat tinggal dan berfungsi sebagai tempat pembinaan anggota. Segala hal yang berkaitan dengan aktifitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya di rumah tanggga diharapkan dapat dikelola dengan baik. Dengan demikian, dampak dari limbah B3 di dalam  rumah tangga dapat dikelola dengan baik. Oleh karena itu, setiap orang mempunyai hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.
Sumber sampah di dalam rumah tangga
Kamar tidur: kaleng hairspray, kaleng obat nyamuk, lampu TL, tisu, kapas, botol/wadah kosmetik, abu, dan debu
Kamar mandi/cuci: pembungkus sabun, wadah sabun cair, pembungkus shampoo, wadah pasta gigi, wadah deterjen, dan wadah pemutih pakaian
Ruang keluarga: bekas beterai, spidol/tinta bekas, kaleng obat nyamuk, lampu TL, abu, debu, sisa dan pembungkus makanan, kertas, serta obat kadaluarsa
Ruang tamu: lampu TL, abu, debu, sisa dan pembungkus makanan serta kertas
Dapur: sisa dan pembungkus makanan, lampu TL, botol/wadah sabun cuci, wadah minyak tanah dan debu
Garasi: oli bekas, kaleng/wadah pembersih mobil, debu, aki bekas
Ruang makan: sisa dan pembungkus makanan dan debu
Taman/kebun: daun-daun, kertas, plastic, dan pembungkus makanan


D.        AKIBAT LIMBAH B3 TERHADAP MANUSIA
Limbah B-3 ternyata menimbulkan berbagai penyakit yang membahayakan. Hal ini dikarenakan penyakit itu timbul dari lingkungan di mana kita tinggal, sehingga tanpa menyadari kita terkena penyakit tersebut. Penulis dalam kesempatan ini mendapatkan sumber dari sebuah buku dimana memberikan uraian yang cukup menarik di dalam mengenai akibat langsung dari limbah B-3 tersebut.
a.        Keracunan Air Raksa
Keracunan Air Raksa yang menyebabkan cacat bawaan pada bayi dikenal sebagai penyakit Minamata. Penderita adalah masyarakat nelayan yang tinggal di kota pesisir Minamata di Pulau Kyushu (Minamata Bay). Keracunan itu berlangsung tujuh bulan, yaitu dari 1953- 1968, disebabkan pabrik plastic membuang air raksa ke dalam perairan ikan di Minamata mengandung merkuri antara 27-102 ppm berat kering. Berbagai penelitian di Indonesia sudah pula mendapatkan berbagai hewan laut dan air yang mengandung merkuri seperti yang terjadi di Teluk Jakarta dan Medan. Gejala keracunan secara umum timbul sebagai sakit kepala, mudah lelah dan teriritasi lengan dan kaki terasa kebal, sulit menelan, penglihatan kabur, luas penglihatan menciut, ketajaman pendengaran berkurang dan koordinasi otot-otot lenyap. Beberapa orang secara konstan merasa seperti ada logam di mulut, gusi membengkak, dan diare terdapat secara meluas. Kematian terjadi infeksi sekunder maupun kelemahan yang semakin parah.
Melalui peristiwa ini, gambaran limbah B-3 begitu berbahayanya seandainya kita memakan ataupun mengkonsumsi ikan ataupun makanan yang mengandung merkuri. Walaupun seharusnya merkuri digunakan di dalam Industri plastik dan industri pertambangan, tetapi seharusnya hal tersebut tidak dibuang ke laut ataupun ke sungai dikarenakan membahayakan jiwa penduduk sekitar, begitu juga membahayakan diri kita sendiri seandai suatu saat nanti tanpa sadar anda memakan ikan yang berasal dari wilayah yang telah tercemari oleh pembuangan merkuri itu sendiri. Oleh karena itu kesadaran kepada para pihak yang selalu berurusan dengan Limbah B-3 untuk lebih memperhatikan kepentingan orang yang lebih banyak daripada mementingkan kepentingan perusahaan yang sedang anda jalankan sehingga para pihak di dunia industri juga memperhatikan tentang usaha-usaha untuk melanggengkan bisnis anda di suatu tempat.
b.     Keracunan Cadmium
Limbah ini biasanya digunakan untuk proses stabilizer dalam pembuatan Polyvynil Khlorida. Di masa silam Cadmium malah digunakan dalam pengobatan Sypilis dan Malaria. Hasil Otopsi di Amerika Serikat menunjukkan akumulasi Cadmium dalam tubuh masyarakat umum secara rata-rata di dapat 30 mgCd di dalam tubuh; 33% di dalam ginjal, 14% di dalam hati, 2% di dalam paru-paru dan 0,3% di dalam pakreas. Cadmium dapat mempengaruhi otot polos pembuluh darah secara langsung maupun titik langsung lewat ginjal sebagai akibatnya terjadi kenaikan tekanan darah. Percobaan hewan menunjukkan bahwa kematian dapat terjadi karena gagal jantung, kasus keracunan Cadmium secara epidemis terjadi di kota Toyama Jepang. Sekelompok masyarakat mengeluh tentang sakit pinggang selama beberapa tahun. Penyakit tersebut kemudian menjadi parah tulang-tulang punggung terasa sangat nyeri yang diikuti oleh osteomalacia (pelunakan tulang) dan fraktur tulang punggung yang multiple kematian dapat diakibatkan oleh gagal ginjal.
Jika kita lihat dari uraian tentang Cadmium ternyata juga sangat membahayakan walaupun cadmium tersebut digunakan untuk pengobatan malaria dan penyakt syphilis atau raja singa. Oleh karena itu melalui uraian yang mungkin kebanyakan mengutip dari uraian buku yang penulis dapat tetapi setidaknya dengan adanya uraian tersebut dapat memberikan uraian yang cukup mengenai akibat dari Limbah B-3 yang dapat membahayakan kehidupan manusia dan mahkluk hidup lainnya. Harapan tentang tidak terjadi pencemaran yang selalu diidam-idamkan masyarakat selama ini dapat tercapai dan bukan hanya untuk kepentingan uang semata, dimana masyarakat merasa tidak peduli dengan kesehatan mereka dikarenakan mungkin menurut mereka sudah bisa makan sehari saja merupakan berkah tak ternilai. Hal itu dikarenakan edukasi yang kurang yang diberikan oleh pihak yang seharusnya memberikan informasi bahwa dalam bekerja kesehatan itu penting.
Contohnya :
Kasus Penyakit Minamata
Dipinggir teluk Minamata di Jepang bermukim rakyat nelayan. Para nelayan rupanya telah terbiasa mengkonsumsi ikan yang berasal dari teluk tersebut. Akan tetapi teluk tersebut sudah tercemar limbah, yang diakibatkan oleh beberapa industri membuang limbah ke teluk Minamata. Para ahli kimia pabrik mengatakan bahwa limbah pabrik mengandung methylmercury yang tidak berbahaya, namun kenyataannya fitoplankton, zooplankton dan ikan yang ada di teluk tetap hidup. Namun, setelah terakumulasinya methylmercury sekitar 10 tahun, tanpa disadari telah berlipat ganda ribuan kali mercury di dalam tubuh nelayan. Karena methylmercury termasuk logam berat, maka akan menimbulkan dampak kesehatan yaitu keturunan dari nelayan yang telah mengkonsumsi ikan dari teluk Minamata mengalami cacat jasmani dan mental. Jadi penyakit sejenis penyakit Minamata dapat terjadi dimana saja, melalui proses akumulasi dan penggandaan biologic.
E.       SISTEM PEMBUANGAN LIMBAH B3
System pembuangan limbah B3 melalui beberapa tahap. Hal ini disebabkan limbah B3 sangat berbahaya jika terkontaminasi dengan manusia atau makhluk hidup yang lain. Pengelolaan limbah B3 adalah serangkaian kegiatan yang mencangkup penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan,dan pengolahan limbah B3.
Ø  Penyimpanan adalah enyimpanan sementara limbah B3 di dalam lokasi kegiatannya sebelum diserahkan kepada pengumpul atau pengolahan limbah B3. Penyimpanan ini dilakukan oleh penghasil limbah B3, baik perorangan maupun badan usaha.
Syarat tempat penyimpanan limbah B3 adalah
·       Dibuat dengan kapasitas yang sesui dengan jumlah B3 yang akan disimpan
·        Tempat penyimpanan bebas banjir
·        Secara geologi, dinyatakan stabil
·       Perancangan bangunan disesuaikan dengan karakteristik limbah
·       Perencanaan upaya pengendalian pencemaran lingkungan.
Ø Pengumpulan adalah proses mengumpulan limbah B3. Proses ini dapat dilakukan oleh perorangan atau badan usaha dari penghasil limbah B3 dengan maksud menyimpan untuk kemudian diserahkan kepada pengolah limbah B3.
Syarat-syarat sebagai pengumpul limbah B3 adalah:
§  Memperhatikan karakteristik limbah B3
§  Mempunyai laboratorium yang dapat mendeteksi karakteristik limbah B3
§  Mempunyai lahan minimum satu hektar
§  Memiliki fasilitas untuk penanggulangan terjadinya kecelakaan
§  Konstruksi dan bahan bangunan disesuaikan dengan karateristik limbah B3
§  Jauh dari sumber air
§  Bukan merupakan daaerah tangkapan air
§  Jauh dari fasilitas pemukiman penduduk atau fasilitas umum
Ø Pengangkutan
Proses untuk memindahkan limbah B3 dari penghasil ke pengumpul atau ke pengolahan termasuk ke tempat penimbun akhir dengan menggunakan alat angkut yang dilakukan oleh suatu badan usaha
Ø Pengolahan
Proses untuk mengubah karakteristik dan komposisi limbah B3 menjadi tidak berbahaya dan tidak beracun. Jika memungkinkan, mengolah agar limbah B3 dimurnikan atau di daur ulang.
Persyaratan pengolahan limbah B3 meliputi;
Ø  Lokasi pengolahan limbah
Ø  Fasilitas pengolahan limbah
Ø  Penanganan limbah B3 sebelum diolah
Ø  Pengolahan limbah B3Hasil pengolahan limbah B3
Sebelum melakukan pengolahan terhadap limbah B3, dilakukan uji analisa kandungan/parameter fisika atau kimia dan biologi guna menetapkan prosedur yang tepat dalam pengolahannya. Setelah hasilnya diketahui, tahap selanjutnya adalah menentukan pilihan proses pengolahan limbah B3 yang dapat memenuhi kualitas dab baku mutu pem,buangan atau lingkungan yang ditetapkan.

F.        TEKNOLOGI PENGELOLAHAN LIMBAH B3
Terdapat banyak metode pengolahan limbah B3 di industri, tiga metode yang paling populer di antaranya ialah chemical conditioningsolidification/Stabilization, dan incineration.
Ø Chemical Conditioning
Salah satu teknologi pengolahan limbah B3 ialah chemical conditioning. Tujuan utama dari chemical conditioning ialah:
ü Menstabilkan senyawa-senyawa organik yang terkandung di dalam lumpur
ü Mereduksi volume dengan mengurangi kandungan air dalam lumpur
ü Mendestruksi organisme pathogen
ü Memanfaatkan hasil samping proses chemical conditioning yang masih memiliki nilai ekonomi seperti gas methane yang dihasilkan pada proses digestion
ü Mengkondisikan agar lumpur yang dilepas ke lingkungan dalam keadaan aman dan dapat diterima lingkungan
Chemical conditioning terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:
o   Concentratiothickening
 Tahapan ini bertujuan untuk mengurangi volume lumpur yang akan diolah dengan cara meningkatkan kandungan padatan. Alat yang umumnya digunakan pada tahapan ini ialah gravity thickener dan solid bowl centrifuge. Tahapan ini pada dasarnya merupakan tahapan awal sebelum limbah dikurangi kadar airnya pada tahapan de-watering selanjutnya. Walaupun tidak sepopuler gravity thickener dan centrifuge, beberapa unit pengolahan limbah menggunakan proses flotation pada tahapan awal ini.
o   Treatment, stabilization, andconditioning
Tahapan kedua ini bertujuan untuk menstabilkan senyawa organik dan menghancurkan patogen. Proses stabilisasi dapat dilakukan melalui proses pengkondisian secara kimia, fisika, dan biologi. Pengkondisian secara kimia berlangsung dengan adanya proses pembentukan ikatan bahan-bahan kimia dengan partikel koloid. Pengkondisian secara fisika berlangsung dengan jalan memisahkan bahan-bahan kimia dan koloid dengan cara pencucian dan destruksi. Pengkondisian secara biologi berlangsung dengan adanya proses destruksi dengan bantuan enzim dan reaksi oksidasi. Proses-proses yang terlibat pada tahapan ini ialah lagooning, anaerobic digestion, aerobic digestion, heat treatment, polyelectrolite flocculation, chemical conditioning, dan elutriation.
ü De-wateringanddrying
De-watering and drying bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi kandungan air dan sekaligus mengurangi volume lumpur. Proses yang terlibat pada tahapan ini umumnya ialah pengeringan dan filtrasi. Alat yang biasa digunakan adalah drying bed, filter press, centrifuge, vacuum filter, dan belt press.
ü Disposal
Disposal ialah proses pembuangan akhir limbah B3. Beberapa proses yang terjadi sebelum limbah B3 dibuang ialah pyrolysis, wet air oxidation, dan composting. Tempat pembuangan akhir limbah B3 umumnya ialah sanitary landfill, crop land, atau injection well.
Ø Solidification/Stabilization
Di samping chemical conditiong, teknologi solidification/ stabilization juga dapat diterapkan untuk mengolah limbah B3. Secara umum stabilisasi dapat didefinisikan sebagai proses pencapuran limbah dengan bahan tambahan (aditif) dengan tujuan menurunkan laju migrasi bahan pencemar dari limbah serta untuk mengurangi toksisitas limbah tersebut. Sedangkan solidifikasi didefinisikan sebagai proses pemadatan suatu bahan berbahaya dengan penambahan aditif. Kedua proses tersebut seringkali terkait sehingga sering dianggap mempunyai arti yang sama. Proses solidifikasi/stabilisasi berdasarkan mekanismenya dapat dibagi menjadi enam golongan, yaitu:
a.      Macroencapsulation, yaitu proses dimana bahan berbahaya dalam limbah dibungkus dalam matriks struktur yang besar
b.      Microencapsulation, yaitu proses yang mirip macroencapsulation tetapi bahan pencemar terbungkus secara fisik dalam struktur kristal pada tingkat mikroskopik
c.       Precipitation
d.      Adsorpsi, yaitu proses dimana bahan pencemar diikat secara elektrokimia pada bahan pemadat melalui mekanisme adsorpsi.
e.       Absorbsi, yaitu proses solidifikasi bahan pencemar dengan menyerapkannya ke bahan padat
f.        Detoxification, yaitu proses mengubah suatu senyawa beracun menjadi senyawa lain yang tingkat toksisitasnya lebih rendah atau bahkan hilang sama sekali.
Teknologi solidikasi/stabilisasi umumnya menggunakan semen, kapur (CaOH2), dan bahan termoplastik. Metoda yang diterapkan di lapangan ialah metoda in-drum mixing, in-situ mixing, dan plant mixing. Peraturan mengenai solidifikasi/stabilitasi diatur oleh BAPEDAL berdasarkanKep-03/BAPEDAL/09/1995 dan Kep-04/BAPEDAL/09/1995.

Ø Incineration
Teknologi pembakaran (incineration ) adalah alternatif yang menarik dalam teknologi pengolahan limbah. Insinerasi mengurangi volume dan massa limbah hingga sekitar 90% (volume) dan 75% (berat). Teknologi ini sebenarnya bukan solusi final dari sistem pengolahan limbah padat karena pada dasarnya hanya memindahkan limbah dari bentuk padat yang kasat mata ke bentuk gas yang tidak kasat mata. Proses insinerasi menghasilkan energi dalam bentuk panas. Namun, insinerasi memiliki beberapa kelebihan di mana sebagian besar dari komponen limbah B3 dapat dihancurkan dan limbah berkurang dengan cepat. Selain itu, insinerasi memerlukan lahan yang relatif kecil.
Aspek penting dalam sistem insinerasi adalah nilai kandungan energi (heating value) limbah. Selain menentukan kemampuan dalam mempertahankan berlangsungnya proses pembakaran, heating value juga menentukan banyaknya energi yang dapat diperoleh dari sistem insinerasi. Jenis insinerator yang paling umum diterapkan untuk membakar limbah padat B3 ialah rotary kiln, multiple hearth, fluidized bed, open pit, single chamber, multiple chamber, aqueous waste injection, dan starved air unit. Dari semua jenis insinerator tersebut, rotary kiln mempunyai kelebihan karena alat tersebut dapat mengolah limbah padat, cair, dan gas secara simultan .





BAB III
PENUTUP
·      Kesimpulan
Dari berbagai uraian di atas  dapat disimpulan sebagai berikut :
1.      Dalam pengelolaan limbah B3, identifikasi dan karakteristik limbah B3 adalah hal yang penting dan mendasar. Banyak hal yang yang sebelumnya perlu diketahui agar dalam penanggulangan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun tersebut menjadi tepat dan bukannya malah menambahkan masalah pada limbah Bahan Berbahaya dan Beracun tersebut.
2.      Pengaruh limbah B3 terhadap mahluk hidup, khususnya manusia terdiri atas 2 kategori yaitu: (1) efek akut, dan (2) efek kronis. Efek akut dapat menimbulkan akibat berupa kerusakan susunan syaraf, kerusakan sistem pencernaan, kerusakan sistem kardio vasculer, kerusakan system pernafasan, kerusakan pada kulit, dan kematian.  Sementara itu, efek kronis dapat menimbulkan efek karsinogenik (pendorong terjadinya kanker), efek mutagenik (pendorong mutasi sel tubuh), efek teratogenik (pendorong terjadinya cacat bawaan), dan kerusakan sistem reproduksi.
3.      Terdapat banyak metode pengolahan limbah B3 di industri, tiga metode yang paling populer di antaranya ialah chemical conditioning, solidification/Stabilization, dan incineration.
·      Saran
Mengingat penjelasan-penjelasan dalam makalah diatas sangat jauh dari kesempurnaan, karena masih banyaknya kekurangan dan kurang merinci dan lengkapnya materi yang dikutip atau disampaikan. Maka untuk masa-masa yang akan datang semoga makalah ini dapat lebih disempurnakan, dan lebih mendalami serta memperinci materi-materinya lagi,sehingga makalah ini dapat disajikan dengan lebih baik lagi.
Dan dari segi materi, berhubung penulis mengambil tema yaitu B3 atau Bahan Berbahaya dan Beracun,maka selaku penulis berharap agar penanganan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun tersebut jangan dijadikan masalah yang sepele, namun hal tersebut tentunya dapat menjadi perhatian kita bersama,bukan hanya pemerintah ,tetapi kita semua, karena apabila dampak dari limbah B3 tersebut telah menyebar luas, maka bukan hanya satu ataupun dua orang yang akan menerima akibatnya, tetapi juga akan berpengaruh terhadap orang banyak termasuk mungkin diri kita sendiri.

















DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20777/4/Chapter%20II.pdf
http://www.dinkesjatim.go.id/images/datainfo/200504121503-LIMBAH%20B-3.pdf
http://id.wikipedia.org/ wiki/Limbah_beracun




Tidak ada komentar:

Posting Komentar