Selasa, 21 Juni 2016

mikroba yang berperan dalam pembuatan kefir



MATA KULIAH      : MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
DOSEN                      :ZAENAB HUSAIN ,SKM,M.Kes
 

MIKROORGANISME YANG BERPERAN DALAM PEMBUATAN KEFIR
 







DISUSUN OLEH
NAMA           :           DIMAS SATRIA NUR ALAMSYAH
NIM                :           PO.71.3.221.14.1.013
TINGKAT     :           I.A


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D.III
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan segenap alam, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Mikroorganisme yang Berperan dalam Fermentasi kefir”. Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Mikrobiologi Lingkungan. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat kepada dosen mata kuliah sistem endokrin dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Demikian semoga makalah ini bisa menjadi tambahan referensi untuk mahasiswa kesehatan lingkungan. Kami sadar bahwa makalah masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun khususnya dari dosen penanggung jawab mata kuliah agar dalam pembuatan makalah berikutnya bisa lebih sempurna.
Akhir kata kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang. Terima kasih.


Makassar, 26 november 2014


 Penulis









DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I  PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
B.   Tujuan
C.   Manfaat
BAB II  TINJAUAN PUSTAKA
A.   Pengertian Kefir
B.   Manfaat Fermentasi Kefir
BAB III  PEMBAHASAN
A.   Manfaat Kefir
B.   Proses Pembuatan
BAB IV  PENUTUP
A.   Kesimpulan
B.   Saran
DAFTAR PUSTAKA








BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Produk susu fermentasi diperkirakan sudah dikenal sejak 6600 SM oleh masyarakat di kawasan Timur Tengah yang hidup secara nomaden atau berpindah-pindah. Biasanya, mereka hidup dengan beternak, mengambil daging dan susu sebagai sumber makanan sehari-harinya. Susu yang dihasilkan oleh ternak kemudian dikumpulkan kedalam kantong yang terbuat dari kulit kambing atau bagian perut hewan ruminansia.
Beberapa produk susu fermentasi yang dikenal antara lain; labneh (labaneh) yang merupakan produk susu fermentasi yang sangat terkenal dalam masyarakat Lebanon dan Timur Tengah. Ini adalah yogurt yang dikentalkan, yang digunakan untuk membuat sandwich bersama campuran minyak zaitun, potongan mentimun, buah zaitun, dan beberapa bumbu.Buttermilk merupakan produk samping dari proses pembuatan mentega. Ini adalah miuman yang sangat popular bagi masyarakat Skandinavia dan eropa. Dahi merupakan minuman susu fermentasi yang sangat popular dan disukai mayarakat India. Minuman ini memiliki cita rasa yang masam dan sering dicampur dengan aneka bumbu untuk meningkatkan cita rasanya.Mazum dikenal juga dengan matsoon. Koumiss merupakan minuman susu fermentasi yang asli dan sangat tua. Koumiss dikenal oleh kaum Scythians.Yoghurt merupakan produk fermentasi susu yang sudah dikenal luas oleh masyarakat internasional.
Pengertian makanan fungsional menurut Codex FAO adalah makanan yang dikonsumsi sebagai bagian dari diet yang berdampak positif secara psikologis dan/atau menurunkan risiko penyakit kronis, diluar fungsi gizi inti dalam makanan tersebut. Pengertian probiotik menurut Codez FAO adalah mikroorganisme hidup yang tercatat dalam jumlah yang cukup dan memberikan nilai positif bagi kesehatan dalam tubuh. Kefir menurut Codex adalah suatu kultur dengan starter berupa biji kefir yang terdiri atas mikroorganismeseperti Lactobacillus kefiri, Leuconostoc, Lactococcus, danAcetobacter. Pada biji kefir jugaterdapat kontribusi kelompok ragi atau yeast yaitu ragi yang memfermentasi laktosa dan ragi yang tidak memfermentasi laktosa.
Selama proses fermentasi susu, biji kefir akan melakukan propagasi atau perbanyakan dengan membentuk matriks komplek dengan struktur membungkus kedalam. Penelitian telah menemukan bahwa bakteriLactobacillus kefiranofaciens tersebar disekitar permukaan biji kefir dari jumlah meningkat di bagian tengah, sementara polulasi bakteriLactobacillus kefir hanya berada di sejumlah kecil area di permukaan.
Dalam beberapa literature disebutkan bahwa susu yang digunakan sebaiknya merupakan susu segar mentah (raw), namun dengan alasan higienitas, susu dipanaskan atau dipasteurisasi terlebih dahulu.
Setelah dipasteurisasi, temperature susu diturunkan sampai mencapai suhu ruang, yaitu sekitar 20 – 25oC, kemudian diberi starter berupa biji kefir , dan difermentasikan.
Proses fermentasi kefir bias mencapai 24-48 jam. Saat proses fermentasi berlangsung, bakteri asama laktat akan menguraikan laktosa menjadi asam laktat. Asam laktat menyebabkan penurunan pH sehingga kefir bercita rasa masam. Disamping penguraian laktosa, terjadi juga penguraian protein susu menjadi komponen yang lebih kecil, yaitu asam amino. Asam amino juga berkontribusi menurunkan nilai pH. Dengan demikian, semakin lama proses fermentasi, semakin masam pula cita rasa kefir.
Selama proses fermentasi, disamping terjadi penurunan pH juga terbentuk gas CO2 dan senyawa alcohol (0,08%-2%). Gas ini terbentuk karena aktivitas mikroorganisme, yaitu ragi. Oleh karena itu, saat proses fermentasi berlangsung sebaiknya gunakan wadah yang berpenutup tidak terlalu rapat agar gas yang terbentuk dapat keluar.
Setelah proses fermentasi selesai, biji kefir dipisahkan dan kefir pun dikemas. Untuk membentuk cita rasa yang kuat biasanya pembuatan kefir dilanjutkan dengan proses penuaan dengan fermentasi lanjutan selama 24 jam. Setelah proses 2o=5o, temperature yang rendah menyebabkan aktivitas mikroorganisme berjalan relative lebih lambat sehingga pembentkan asam laktat berjalan dengan lambat.Perbadaan antarakefir dengan yoghurt antara lain adalah starter kefir berupa biji kefir yang merupakan biomass beberapa bakteri dan beberapa ragi. Yoghurt biasanya dibuat dengan menggunakan bakteri asam laktat, seperti Lactobacillus dan Streptococcus.
Karakter kefir yang khas yaitu beraroma seperti tart miliki tekstur yang lembutdan berkarbonasi,diperoleh karena pembentukan gas dari aktivitas ragi. Kesamaan kefir dengan yoghurt secara umum adalah cita rasanya yang asam. Namun secara spesifik, kefir memiliki nilai organoleptik yang berbeda dan skala khasiat yang lebih luas.Kefir yang sudah jadi, yang mengandung mikroorganisme kefir dapat dimanfaatkan untuk membuat satu bagian kefir yang baru dengan cara mencampurkannya ke dalam susu segar yang baru.

B.   Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada laporan ini antara lain :
1.      Untuk mengetahui mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan kefir.
2.      Mengetahui manfaat mikroorganisme dalam pembuatan kefir.
3.     Untuk mengetahui bagaimana mikroorganisme berperan dalam proses pembuatan kefir.
C.   Manfaat
Setelah membaca makalah ini di harapkan mahasiswa akan memperoleh manfaat :
1.      Mahasiswa mengetahui mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan kefir
2.      Mahasiswa mengetahui manfaat mikroorganisme dalam pembuatan kefir
3.      Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana mikroorganisme berperan dalam pembuatan kefir








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Pengertian
Kefir adalah susu yang difermentasi dan berasal dari Caucasus. Kefir dibuat dengan menginokulasi susu sapi, kambing atau domba dengan biji kefir. Kefir tradisional dibuat dalam kantong kulit yang tergantung dekat pintu masuk/keluar dan kantong diketuk oleh setiap yang melintas untuk membantu susu dan biji kefir tercampur dengan baik.
Menurut Albaarri dan Murti (2003) kefir adalah produk susu yang difermentasikan dengan menggunakan bakteri asam laktat seperti Lactobacillus lactis, Lactobacillus delbrueckii subsp. bulgaricus, dengan ragi dalam proses fermentasi tersebut menghasilkan asam dan alkohol. Pada tahap akhir proses dilakukan dalam kemasan tertutup untuk tujuan produksi karbonat.Bahan untuk pembuatan kefir biasanya adalah susu sapi atau susu kambing.Kefir ini diproduksi di negara-negara di Rusia dan hanya sedikit diproduksi di negara-negara Eropa. Kefir mengandung 0.5 – 1,0 % alkohol dan 0,9 – 1,1 % asam laktat. Produk ini sangat populer di Uni Soviet, dimana konsumsi kefir mencapai 4,5 kg per kapitapertahun.
Kefir diperoleh melalui proses fermentasi susu pasteurisasi menggunakan starter berupa butir atau biji kefir (kefir grain/kefir granule), yaitu butiran-butiran putih atau krem dari kumpulan bakteri, antara lain Streptococcus sp., Lactobacilli dan beberapa jenis ragi/khamir nonpatogen. Bakteri berperan menghasilkan asam laktat dan komponen flavor, sedangkan ragi menghasilkan gas asam arang atau karbon dioksida dan sedikit alkohol. Itulah sebabnya rasa kefir di samping asam juga sedikit ada rasa alkohol dan soda, yang membuat rasa kefir lebih segar, dan kombinasi karbon dioksida dan alkohol menghasilkan buih yang menciptakan karakter mendesis pada produk.
Kefir merupakan produk susu yang difermentasikan dengan menggunakan bakteri asam laktat seperti Lactobacillus lactisLactobacillus delbrueckii subsp. bulgaricusbersama ragi dan menghasilkan asam dan alkohol. Pada tahap akhir proses dilakukan pematangan dalam kemasan tertutup agar terbentuk karbonat (Albaarri dan Murti, 2003).
B.     Proses Fermentasi Kefir
Tahap awal proses fermentasi adalah membuat inokulum. Tujuannya adalah menyediakan inokulum yang berada dalam keadaan aktif, sehingga dapat mempersingkat fase adaptasi (lag fase) pada waktu fermentasi. Lama fase adaptasi dipengaruhi oleh volume inokulum dan kondisi fisiologisnya. Fase ini dapat dikurangi sampai serendah-rendahnya apabila komposisi inokulum yang digunakan sama dengan komposisi medium fermentasi (Rachman, 1989). Pada proses fermentasi kefir gula dipecah menjadi asam piruvat. Piruvat oleh khamir Candida kefir diubah menjadi Acetaldehida menjadi etanol, sedangkan oleh Lactobacillus bulgaricus diubah menjadi asam laktat, seperti pada Gambar 1. Bakteri dan jamur serta beberapa macam khamir mampu memecah gula (glukosa) menjadi karbondioksida dan air. Khamir juga merupakan pengubah aldehid menjadi alkohol yang paling efisien. Khamir Saccharomyces ellipsoideus adalah organisme yang penting dalam industri alkohol. Walaupun organisme lain juga mampu menghasilkan alkohol, tetapi alkohol yang dihasilkan masih tercampur dengan aldehid, asam dan ester sehingga pemisahannya menjadi sulit.
Lama fermentasi berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroba. Pertumbuhan awal yang terlihat apabila suatu selmikroorganisme diinokulasikan pada nutrien agar adalah pembesaran ukuran, volume dan berat sel. Sel-sel terus membelah secara eksponensial/ secara cepat. Selama kondisi memungkinkan, 12 pertumbuhan dan pembelahan sel berlangsung sampai sejumlah besar populasi sel terbentuk (Buckle et al., 1985) Waktu antara pembelahan sel berbeda-beda tergantung spesies bakteri dan kondisi lingkungannya. Tipe pertumbuhan yang cepat ini disebut juga pertumbuhan logaritmik karena apabilajumlah log sel digambarkan terhadap waktu akan menunjukkan garis lurus. Tetapi tipe pertumbuhan logaritmik ini tidak langsung terjadi pada saat sel dipindahkan pada nutrien agar dan tidak terjadi secara terus menerus.
Proses fermentasi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor – faktor yang mempengaruhi fermentasi adalah :
1.      Substrat (Medium)
Substrat/medium fermentasi menyediakan zat gizi yang diperlukan oleh mikroba untuk memperoleh energi, pertumbuhan, bahan pembentuk sel dan biosintesa produk-produk metabolisme. Bermacam-macam substrat dapat dipakai untuk melangsungkan fermentasi yaitu serealia, pati, laktosa, glukosa dan sukrosa sebagai sumber karbon, sedangkan asam amino, protein, nitrat, garam amonium, tepung kedelai dan sisa fermentasi sebagai sumber nitrogen. Selain untuk memenuhi pertumbuhan sel dan pembentukan produk fermentasi, medium yang digunakan akan berpengaruh terhadap Ph.
a.      Suhu
Suhu fermentasi menentukan jenis mikroba yang dominan selama fermentasi. Contohnya Lactobacillus bulgaricus yang termasuk dalam kelompok Bakteri Asam laktat, pada umumnya suhu pertumbuhan optimum 40o - 45oC, sedangkan khamir mempunyai suhu pertumbuhan optimum pada 20o - 30oC mempunyai pertumbuhan optimum fermentasi pada pembuatan sayur asin sangat sensitif terhadap perubahan suhu. Jika konsentrasi asam yang diinginkan telah tercapai, maka suhu dapat dinaikkan untuk menghentikan fermentasi.
b.      Asam
Makanan yang mengandung asam pada umumnya dapat bertahan lama. Beberapa hasil fermentasi terutama asam dapat mencegah pertumbuhan mikroba yang beracun di dalam makanan misalnya Clostridium botulinum yang pada pH di bawah 4,6 tidak dapat tumbuh dan membentuk toksin. Tetapi jika oksigen cukup jumlahnya dan kapang dapat tumbuh serta fermentasi berlangsung terus, maka daya awet dari asam tersebut akan hilang. Pada keadaan ini mikroba proteolitik dan lipolitik dapat berkembang biak (Rahman, 1989). Contohnya adalah pada   proses fermentasi susu. Susu segar pada umumnya akan terkontaminasi dengan beberapa macam mikroba dan yang dominan mula-mula adalah Streptococcus lactis, sehingga dapat menghasilkan asam laktat. Tetapi pertumbuhan selanjutnya dari bakteri ini akan terhambat oleh keasaman yang dihasilkannya sendiri. Oleh karena itu bakteri tersebut akan menjadi inaktif sehingga kemudian akan tumbuh bakteri jenisLactobacillus yang Iebih toleran terhadap asam daripada Streptococcus. Lactobacillus juga akan menghasilkan asam lebih banyak lagi sampai jumlah tertentu yang dapat menghambat pertumbuhannya, karena pada keasaman yang tinggi Lactobacillus akan mati, kemudian tumbuh khamir yang lebih tolern terleran terhadap asam
c.       Oksigen
Oksigen selama proses fermentasi diatur untuk memperbanyak atau menghambat pertumbuhan mikroba tertentu. Setiap mikroba memerlukan oksigen yang jumlahnya berbedapertumbuhan atau membentuk sel-sel baru, dan untuk fermentasi.Misalnya ragi roti (Saccharomyces cerevisiae) akan tumbuh lebih baik pada keadaan aerobik, tetapi akan melakukan fermentasiterhadap gula jauh lebih cepat pada keadaan anaerobik (Winarno et al., 1980).Candida kefir merupakan salah satu khamir yang melakukan fermentasi secara anaerob, sedangkan Lactobacillusgaricus merupakan bakteri yang  bersifat fakultatif anaerob.

d.      Mikroba                                                                                          
Proses Fermentasi pada umumnya dilakukan dengan menggunakan kultur murni. Kultur ini dapat disimpan dalam keadaan kering atau dibekukan, misalnya kultur murni dari bakteri asam laktat untuk membuat keju. Kadang-kadang tidak digunakan kultur murni untuk fermentasi, tetapi menggunakan starter atau laru (Winarno et al., 1980). Mikroba yang digunakan dalam proses fermentasi kefir antara lain bakteri Lactobacillus bulgaricus dan khamir Candida kefir.
a.      Bakteri Asam Laktat (BAL)
Bakteri asam laktat (BAL) dikelompokkan sebagai bakteri gram positif, bentuk kokus atau batang yang tidak berspora dengan asam laktat sebagai produk utama fermentasi karbohidrat. BAL terdiri dari empat genus yaitu Lactobacillus,Leuconostoc,Streptococcus dan Pediococcus Lactobacillus delbrueckii ssp.bulgaricus atau biasa disebut BAL atau LBulgaricus. BAL merupakan bakteri yang sering digunakan sebagai starter kultur untuk susu fermentasi, berpotensi sebagai antikolesterol yang diduga karena adanya Eksopolisakarida/EPS (Malaka dan Laga, 2005). BAL mampu untuk bersaing dengan bakteri lain dalam proses fermentasi alami karena memiliki ketahanan terhadap pH yang tinggi sampai rendah. Bakteri ini juga dinyatakan sebagai bakteri asidurik atau asidofilik, karena memerlukan pH yang relatif rendah (sekitar 5,4 - 4.6) supaya tumbuh dengan baik.,Lactobacillus bulgaricus memproduksi asetaldehida yang membentuk aroma pada yoghurt (Balows et al.,1991).     BAL dibagi menjadi dua kelompok yaitu bakterihomofermentatif dan bakteri heterofermentatif. Bakteri homofermentatif dengan produk utama adalah asam laktat melalui glikoslisis dan bakteri heterofermentatifmemproduksi asam laktatdan sejumlah etanol, asam asetat, melalui jalur 6-phosphoglukanat/phosphoketolase.Lactobacillus bulgaricus termasuk dalam kelompok bakteri asam laktat (BAL) homofermentatif dengan asam laktat sebagai produk utama fermentasi karbohidrat melalui fermentasi 1 mol glukosa menjadi 2 mol asam laktat sebagai berikut: C6 H 12O6 2CH3 CHOHCOOH Glukosa Asam laktat Lactobacillus bulgaricus merupakan bakteri gram positif, bentuk kokus atau batang yang tidak berspora. Suhu optimum pertumbuhan Lactobacillus bulgaricusadalah 40°C - 45°C.
b.      Khamir
Khamir adalah organisme uniseluler yang bereproduksi secara aseksual dengan spora. Khamir mempunyai peran penting dalam industri pangan dengan memproduksi enzim yang membantu terjadinya reaksi kimia seperti pembentukan alkohol sebagai metabolit primer maupun senyawa antibakteri sebagai metabolit sekunder. Khamir juga mempunyai peran penting pada fermentasi produk dari susu, karena menyediakan nutrisi untuk pertumbuhan mikroba lain seperti asam amino, vitamin, dan mengkondisikan pH. Pada proses fermentasi anaerob khamir memecah glukosa menjadi alkohol dan karbondioksida sebagai berikut:
C6H12O6                        C2H5OH + 2CO2
Glukosa alkohol karbondioksida Sebagian besar khamir memerlukan oksigen untuk pertumbuhannya. Selain oksigen, substrat yang utama dari khamir adalah gula. Khamir menghasilkan etil alkohol dan karbondioksida dari gula sederhana seperti glukosa dan fruktosa. Khamir pada umumnya toleran terhadap asam dan dapat tumbuh pada pH 4,0 –4,5, selain itu rentang suhu pertumbuhan khamir sangat luas yaitu dari 0oC – 50oC, dengan suhu optimum 20oC – 30oC (Rahman etal., 1992) Khamir pada kefir belum banyak dipelajari dibanding dengan bakteri pada kefir. Khamir yang terdapat pada kefir antara lain Candida kefir. Candida kefirdalam bentuk aseksual adalah Kluyveromyces marxianus yang digunakan untuk memproduksi enzim laktase, termasuk jenis khamir yang dapat memfermentasi laktosa (Farnworth, 2005).
c.       Kacang Merah
Kacang merah (Phaseolus vulgaris L) termasuk dalam Famili Leguminoseae alias polong-polongan, satu keluarga dengan kacang hijau, kacang kedelai dan kacang tolo. Kacang merah merupakan salah satu jenis kacang yang sering digunakan dalam pembuatan makanan di Indonesia dan dunia. Kacang merah mudah didapatkan karena sudah ditanam di seluruh propinsi di Indonesia. Daerah sentrapenghasil kacang merah adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Sulawesi Selatan, Bengkulu dan Nusa Tenggara Timur.
Kacang merah kering adalah sumber karbohidrat kompleks, serat, vitamin B (terutama asam folat dan vitamin B1), kalsium, fosfor, zat besi dan protein. (Afriansyah, 2007). Kacang merah merupakan sumber serat yang baik. Setiap 100 gram kacang merah kering menyediakan serat sekitar 24 gram, yang terdiri dari campuran serat larut dan tidak larut air. Serat larut dapat menurunkan konsentrasi kolesterol dan gula darah. Serat larut air difermentasi dalam usus besar menghasilkan asam lemak rantai pendek, yang dapat menghambat sintesis kolesterol hati (Afriansyah, 2007). Kacang merah juga merupakan salah satu jenis kacang yang mengandung senyawa bioaktif polifenol dalam bentuk prosianidin sekitar 7%-9% terutama pada kulitnya. Polifenol antara lain mempunyai aktivitas antibakteri yaitu menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Pada Tabel 3 diperlihatkan komposisi gizi kacang merah (Anonim, 2007.A). Pemanfaatan kacang merah menjadi produk susu nabati atau susu nabati terfermentasi seperti halnya kedelai belum banyak dilakukan. Pembuatan susu kacang merah hampir sama dengan pembuatan susu yang berasal dari bahan baku kacang-kacangan lain seperti susu kedelei dan susu kacang hijau.
d.      Aktivitas Antibakteri
Antibakteri merupakan suatu zat atau komponen yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri atau kapang (bakteristatik atau fungistatik) atau membunuh bakteri atau kapang (bakterisidal atau fungisidal) (Ardiansyah, 2007). Zat aktif yang terkandung dalam berbagai jenis ekstrak tumbuhan dapat menghambat beberapa mikroba patogen maupun perusak makanan seperti Staphylococcus aureus,Escherichia coli dan Bacillus cereus. Senyawa antibakteri dalam pangan antara lain berasal dari tumbuhan maupun dari proses fermentasi. Antibakteri tumbuhan dapat berasal dari biji, buah, batang, daun dan umbi. Contoh bahan pangan yang mengandung antibakteri dengan kandungan komponen aktifnya adalah bawang putih, kunyit dan rempah-rempah. Senyawa antibakteri sebagai hasil proses fermentasi adalah asam organik, hidrogen peroksida, acetaldehyd, diacetyl, karbokdioksida dan alkohol sebagai metabolit primer. Asam organik yang dihasilkan antara lain asam laktat. Dengan adanya asam laktat menyebabkan penurunan pH sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri E. coli yang optimum pada pH 6 – 7 (Surono,2004).Senyawa antibakteri yang dihasilkan melalui proses fermentasi sebagai metabolit sekunder antara lain bacteriocin. Metabolitsekunder adalah senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme tetapi bukan merupakan kebutuhan pokok fisiologis dari mikroorganisme tersebut. Senyawa antibakteri bacteriocin dihasilkan pada fase decay atau pada fase stationer, yaitu pada saat subsrat mulai habis pada lama fermentasi tertentu. Pada saat substrat mulai habis, akan merangsang terbentuknya enzim-enzim yang berperan untuk pembentukkan metabolit sekunder. Penelitian lain yang dilakukan oleh Todorov dan Dicks (2007), menyebutkan bahwa aktivitas antibakteri berupa bacteriocin yang dihasilkan oleh Lactobacillus pentosus ST712BZ optimum setelah lama fermentasi 24 jam dengan media pertumbuhan yang ditambahkan 20-40 gram/liter glukosa. Salah satu kriteria pemilihan antibakteri untuk diaplikasikan dalam bahan pangan adalah keefektifan penghambatannya. Semakin kuat penghambatannya, semakin efektif digunakan (Ardiansyah, 2007) Mekanisme penghambatan mikroorganisme oleh senyawa antibakteri antara lain disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
1.         Mengganggu pembentukan dinding sel
Mekanisme ini disebabkan karena adanya akumulasi komponen limfofilat yang terdapat pada dinding atau membran sel sehingga menyebabkan perubahan komposisi penyusun dinding sel. Efek penghambatan senyawa antibakteri lebih efektif terhadap bakteri gram positif daripada bakteri gram negatif. Hal ini disebabkan perbedaan komponen penyusun dinding sel kedua kelompok bakteri tersebut.
2.      Bereaksi dengan membran sel
Mengganggu dan mempengaruhi integritas membran sitoplasma sehingga mengakibatkan kebocoran materi intraseluler.
3.      Menginaktivasi enzim
Mekanisme yang terjadi menunjukkan kerja enzim terganggu dalam mempertahankan kelangsungan aktivitas mikroba, sehingga mengakibatkan enzim akan memerlukan energi dalam jumlah besar untuk aktivitasnya. Akibatnya energi untuk pertumbuhan menjadi berkurang, sehingga aktivitas mikroba menjadi terhambat dan inaktif apabila berlangsung lama.
4.      Menginaktivasi fungsi material genetik
Merusak materi genetik sehingga mengganggu proses pembelahan sel untuk pembiakan. Ada beberapa cara yang digunakan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dalam produk makanan fermentasi antara lain dengan metode sumur agar dan metode difusi agar. Prinsip dari kedua metode tersebut adalah sama yaitu dengan melihat adanya zona bening di sekitar sumur atau cakram. Semakin besar diameter zona bening di sekitar sumur atau cakram menunjukkan aktivitas antibakteri yang tinggi
e.       Polifenol
Polifenol adalah kelompok zat kimia yang ditemukan pada tumbuhan. Zat ini mempunyai tanda khas yaitu banyak gugus fenol dalam molekulnya. Senyawa fenol dalam tanaman dibagi dalam 3 kelompok besar yaitu asam fenol, flavonoid dan tanin. Flavonoid mempunyai fungsi memberi warna (merah, jingga, kuning dan hijau) dan rasa pada sayur-sayuran (Maulana, 2005). Flavonid termasuk senyawa polifenol yang banyak ditemukan pada tanaman teh (48%), bawang merah (29%) dan apel (7%). Flavonoid sebagai bagian dari senyawa polifenol juga mempunyai aktivitas sebagai antibakteri. Berdasarkan penelitian Alberto et al. (2006), efek antibakteri dari polifenol pada kulit apel dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen pada manusia yaitu Escherichia coliStaphylococcus aureus dan beberapa bakteri patogen lainnya. Penelitian lain menyebutkan bahwa aktivitas antibakteri dari polifenol pada fermentasi teh dapat melawan bakteri Streptococcus mutans(Sasaki et al., 2004). Mekanisme penghambatan antibakteri polifenol antara lain adalah dengan cara :
1.      Mengganggu pembentukkan dinding sel. Terjadinya akumulasisenyawa antibakteri dipengaruhi oleh bentuk tak terdisosiasi. Pada konsentrasi rendah, molekul fenol lebih hidrofobik, dapat mengikat daerah hidrofobik membran protein dan dapat melarut pada fase lipid dari membran bakteri.
2.      Bereaksi dengan membran sel.Komponen bioaktif fenol dapat mengakibatkan lisis sel dan menyebabkan denaturasi protein, menghambat pembentukan protein sitoplasma dan asam nukleat serta menghambat ikatan ATP-ase pada membran sel.
f.       Bakteri Escherichia coli (E. coli)
Escherichia coli (E.coli) ditemukan oleh Theodor Escherich adalah spesies utama bakteri gram negatif, berbentuk batang, bersifat fakultatif anaerob dan termasuk dalam golongan Enterobacteriacea, mempunyai pertumbuhan yang sangat cepat.Suatu stereotip tertentu bersifat patogen dan sering menyebabkan keracunan makanan. Bakteri ini sering menyebabkan gangguan masalah kesehatan pencernaan yaitu diare, muntaber dan masalah pencernaan lainnya. Bakteri ini banyak terdapat pada tempat persiapan makanan melalui bahan baku dan masuk dalam makanan melalui tangan (Anonim.2008.B). Menurut Surono (2004), E.coli mempunyai pertumbuhan yang optimum pada pH 6 -7.
g.      Mutu Kimia Kefir
Kefir dapat dinilai berdasarkan mutu kimia sesuai SNI antara lain total asam, PH dan kadar alkohol. Ketiga parameter tersebut merupakan salah satu parameter susu fermentasi. Total asam pada kefir dihitung sebagai asam laktat. Asam merupakan metabolit primer dalam proses fermentasi kefir yang dihasilkan dari pemecahan glukosa oleh bakteri Lactobacillus bulgaricus sebagai bakteri homofermentatif (Azizah, 2004). Salah satu cara untuk memnentukan jumlah asam laktat adalah dengan metode titrasi. Titrasi merupakan cara analisis dengan mengukur jumlah larutan yang diperlukan untuk bereaksi secara tepat dengan zat yang terdapat dalam larutan lain.
Tingkat keasaman atau pH adalah jumlah konsentrasi ion H+ dalam larutan yang ditunjukkan dengan skala 1-14. Skala pH merupakan suatu cara yang tepat untuk menggambarkan konsentrasi ion-ion hidrogen dalam larutan. Makin besar konsentrasi ion hidrogen,maka larutan semakin asam. Dalam proses fermentasi kefir, pH yang rendah mengindikasikan adanya akumulasi asam laktat (Azizah, 2004). Kadar Alkohol dalam kefir merupakan metabolit primer dalam proses fermentasi yang dihasilkan oleh khamir Candida kefir. Alakohol dihasilkan dari pemecahan glukosa. Kadar alkohol yang terbentuk dalam fermentasi tergantung pada kandungan gula di dalam substrat, macam khamir, suhu fermentasi dan jumlah oksigen. Salah satu cara pengukuran kadar alkohol adalah dengan metode destilasi. Hasil destilasi ditimbang menggunakan alat yaitu piknometer.















BAB III
PEMBAHASAN
A.    Manfaat Kefir
Kandungan zat gizi kefir hampir sama dengan susu yang digunakan sebagai bahan kefir namun memiliki berbagai kelebihan bila dibandingkan dengan susu segar. Kelebihan tersebut yaitu adanya :
a.     Asam yang terbentuk dapat memperpanjang masa simpan, mencegah pertumbuhan mikroorganisme pembusuk sehingga mencegah pertumbuhan mikroorganisme patogen sehingga meningkatkan keamanan produk kefir (Fardiaz, 1987).
b.     Meningkatkan ketersediaan vitamineral (B2, B12, asam folat, fosfor dan kalsium) yang baik untuk tubuh,
c.       Mengandung mineral dan asam amino esensial (tryptopan) yang berfungsi sebagai unsur pembangun, pemelihara, dan memperbaiki sel yang rusak,
d.     Fosfor dari kefir membantu karbohidrat, lemak dan protein dalam pembentukan sel serta untuk menghasilkan tenaga,
e.      Mengandung kalsium (Ca) dan magnesium (Mg), Chromium (Cr) sebagai unsur mineral mikro esensial (Surono, 2004).
Kefir mengandung sekitar 0,8% asam laktat dan 1% alkohol. Ditinjau dari kandungan gizi minuman ini hampir sama dengan susu asalnya kecuali pada laktosanya agak rendah (Harris dan Karmas, 1989). Beberapa efek kesehatan yang dapat diperoleh dari bakteri asam laktat sebagai probiotik antara lain dapat memperbaiki daya cerna laktosa, mengendalikan jumlah bakteri patogen dalam usus, meningkatkan daya tahan alami terhadap infeksi dalam usus, menurunkan serum kolesterol, menghambat tumor, antimutagenik dan antikarsinogenik, meningkatkan system imun, mencegah sembelit, memproduksi vitamin B dan bakteriosin (senyawa antimikroba) dan inaktivasi berbagai senyawa racun dan menghasilkan metabolit-metabolit seperti H202 dan asam laktat.



B.     Proses Pembuatan
1.      Alat

SARUNG TANGAN

SARINGAN PLASTIK DAN SPATULA

TOPLES KACA


BISA JUGA MENGGUNAKAN TOPLES PLASTIK

GELAS UKUR

TIMBANGAN




2.      Bahan


SUSU MURNI



BIB IT KEFIR/GRAIN

STARTER KEFIR

3.      Cara pembuatan
a.      Pertama-tama panaskan susu segar Lakukan pasteurisasi dengan cara memanaskan susu menggunakan api sedang kurang lebih 70”c-85’c agar panasnya merambat sempurna. Setelah susu agak mendidih, tahan 15 menit.lalu dinginkan segera susu didalam panci tersebut pada wadah yang berisi air dingin. Lalu biarkan sampai hangat kuku.
b.      Masukan bibit sebanyak 100gr pada media susu 2liter yang telah siap untuk di proses dalam pembuatan KEFIR
c.       Setelah bibit dimasukan tutup rapat wadah dan simpan pada suhu ruangan selama 2×24 jam atau 2 hr sampai tampak koagulasi seperti gambar dibawah:
d.      Setelah proses fermentasi selama 2×24 jam pada suhu ruangan sekitar 22 -28 selesai. Siapkan saringan plastik dan wadah untuk menyaring KEFIR yang telah di fermentasikan tersebut.lalu aduk perlahan dengan spatula dan tuangkan kedalam saringan
e.       Pisahkan bibit yang sudah tersaring dengan perlahan agar tidak merusak bibit kefir dan goyangkan perlahan saringan untuk memudahkan kefir tersaring dengan sempurna
.
f.       Pisahkan kefir hasil penyaringan pada botol atau wadah tertutup masukan lemari pendingin pada suhu kulkas dan siap untuk dikonsumsi.lakukan proses awal pada bibit yg sudah tersaring tersebut.

Bibit atau inokulan dalam pembuatan kefir disebut biji kefir, yang sebetulnya merupakan bibit kefir yang sudah dikeringkan. Biji ini sebetulnya kumpulan berbagai jenis mikroba yang menempel di permukaan kasein (protein susu). Biji tersebut berwarna putih kekuningan dan tidak dapat larut dalam air maupun beberapa pelarut lainnya. Bila biji kefir dimasukkan dalam susu maka biji tersebut akan mengembang karena menyerap air dan warnanya berubah menjadi putih. Biji kefir mengandung 24% polisakarida yang bersifat lengket (antara lain mengandung amilopektin) serta mikroba simbiotik yaitu khamir (Saccharomyces kefir dan Torula kefir), Lactobacilli (Lactobacillus caucasicus), Leuconostocs serta Streptokoki laktat
Bibit kefir dapat dipakai ulang beberapa kali dan bibit ini diperoleh dengan cara pemisahan melalui penyaringan. Kemudian biji kefir dicuci dan direndam dalam air dingin dan disimpan pada suhu 4˚C. Penyimpanan dengan cara basah ini hanya tahan satu minggu. Bila akan disimpan dalam jangka waktu yang lama, biji kefir harus dikeringkan dengan cara dibungkus kain bersih selama 36 – 48 jam pada suhu kamar, kemudian disimpan pada suhu 4˚C. Biji kefir kering ini dapat dipertahankan aktivitasnya lebih dari satu tahun.
Bahan baku pembuatan kefir adalah susu, baik susu sapi, domba maupun kambing. Susu dipanaskan pada suhu 85˚C selama 30 menit atau 95˚C selama 5 menit. Tujuan pemanasan untuk membunuh mikroba yang tidak diinginkan dan denaturasi protein untuk meningkatkan viskositas produk. Kemudian susu didinginkan (22 – 23˚C) dan ditambahkan biji kefir, diinkubasi pada suhu 22 – 23˚C selama kurang lebih 20 jam atau pada suhu 10˚C selama 1 – 3 hari. Pada akhir fermentasi produk mengandung alkohol 0,5 – 1,0 % dan asam laktat 0,9 – 1,1 % dan gas CO2. Biji kefir dipisahkan dari produk, dicuci dan dipersiapkan untuk produksi selanjutnya. Untuk meningkatkan stabilitas maka kefir didinginkan pada suhu 5˚C selama beberapa jam untuk pematangan sehingga diperoleh kefir yang baik mutunya.










BAB IV
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum fermentasi kefir ini adalah :
ü  Kefir merupakan produk susu yang telah mengalami fermentasi asam dan alkohol, karena itu kefir memiliki rasa asam, alkoholik, dan berkarbonat
ü  Mikroorganisme dalam bibit kefir diantaranya Lactococcus lactisLactobacillus acidophilusLb. kefirLb. kefirgranum, dan Lb. parakefir yang berfungsi dalam pembentukan asam laktat dari laktosa
ü  Asam yang terbentuk pada kefir dapat memperpanjang masa simpan, mencegah pertumbuhan mikroorganisme pembusuk sehingga mencegah kerusakan susu, dan mencegah pertumbuhan mikroorganisme pathogen
ü  Selama proses fermentasi terjadi perubahan biokimia dari substrat akibat aktivitas bakteri asam laktat heterofermentasi dan khamir alkoholik.
B.   Saran
Pada fermentasi kefir ini harus memperhatikan bagaiman proses pengolahannya, dan harus menjaga suhu, asam, agar tidak terjadi kerusakan pada proses fermentasi kefir ini, adapun suhu yang efektif pada fermentasi kefir ini haru pada suhu 22 -28 , agar fermentasi kefir ini dapat sempurna, dan juga proses penyaringannya juga harus benar-benar baik agar kefir dapat tersaring sempurna.






DAFTAR PUSTAKA











Tidak ada komentar:

Posting Komentar