Selasa, 21 Juni 2016

proposal penyaringan air sederhna



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di bumi ini. Tidak ada satupun makhluk hidup  yang tidak membutuhkan air karena air merupakan unsur kehidupan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Air bahkan menjadi elemen dasar yang penting dalam mata rantai kehidupan.
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut.
Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air.  Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik. Indonesia telah memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air sejak tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
Sebagian besar masyarakat Indonesia memanfaatkan air sumur sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, seperti mencuci, minum, memasak dan MCK. Mereka lebih dominan menggunakan sumur tradisional dan sumur bor. Saat ini tidak jarang masyarakat mengalami kesulitan air bersih, terutama saat musim kemarau disaat air sumur mulai berubah warna atau berbau tapi kita harus tetap optimis. Sekalipun air sumur atau sumber lainya yang kita miliki mulai menjadi keruh, kotor maupun berbau, selama kuantitasnya masih banyak kita masih dapat berupaya merubahnya menjadi air bersih yang layak pakai.
Air yang berasal dari sumur belum tentu secara langsung dapat dimanfaatkan karena, air yang kandung dalam tanah sudah banyak yang tercemar oleh limbah – limbah seperti limbah industri, limbah rumah tangga, dan pestisida yang banyak digunakan oleh petani saat ini.
Air yang berasal dari sarana air bersih harus memenuhi syarat kualitas sebelum dikonsumsi, sehingga tidak membahayakan kesehatan. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air pada Pasal 2 menyatakan bahwa kualitas air bersih harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan fisik, kimia, mikrobiologi, dan radioaktif.
Ada berbagai macam cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan air bersih, dan cara yang   paling umum digunakan dengan membuat penjernihan air sederhana. Bahan utama yang akan digunakan untuk menjernihkan air adalah pasir halus, kerikil, arang aktif, ijuk, batu.
B.     Tujuan
1.       Untuk mengetahui proses pengolahan air sumur bor yang tercemar dapat digunakan sebagai air bersih.
2.      Untuk mengetahui teknik-teknik yang digunakan dalam proses penyaringan air sumur bor yang tercemar.
3.      Untuk mengetahui cara pembuatan alat penyaringan air sederhana.


BAB II
DASAR TEORI

A.      Tinjauan Tentang Air Sumur Bor
Sumur bor adalah jenis sumur dengan cara pengeboran lapisan air tanah yang lebih dalam ataupun lapisan tanah yang jauh dari tanah permukaan dapat dicapai sehingga sedikit dipengaruhi kontaminasi. Umumnya air ini bebas dari pengotoran mikrobiologi dan secara langsung dapat dipergunakan sebagai air  minum. Air tanah ini dapat diambil dengan pompa tangan maupun pompa mesin.
Agar sumur terhindar dari pencemaran maka harus diperhatikan adalah jarak sumur dengan jamban, lubang galian untuk air limbah  (cesspool, seepage pit), dan sumber-sumber pengotoran lainnya. Jarak tersebut tergantung pada keadaan serta kemiringan tanah. Lokasi sumur pada daerah yang bebas banjir sehingga tidak ada genangan air. Jarak sumur minimal 15 meter dan lebih tinggi dari sumber pencemaran.
B.       Tinjauan Tentang Air Bersih
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-syarat Kualitas dan Pengawasan Air Bersih menyatakan bahwa air bersih adalah air air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Persyaratan air bersih dapat ditentukan dari kandungan fisika, kimia, dan mikrobiologinya.
Dari segi kualitas air minum harus memenuhi :
1.      Syarat fisik seperti :
a.       Tidak boleh berwarna, berasa dan berbau
b.      Suhu air hendaknya pada suhu sejuk kurang dari 25oC
c.       Harus jernih
2.      Syarat kimia : air bersih tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral atau zat- zat kimia tertentu dalam jumlah yang melampaui batas yang telah ditentukan dan parameter seperti BOD, COD, DO, TS, TSS.
3.      Syarat mikrobiologi : air bersih tidak boleh mengandung bakteri-bakteri atau bebas dari pencemaran.
C.    Tinjauan Tentang Penyaringan Air Sederhana
Saringan air sederhana/tradisional merupakan modifikasi dari saringan pasir arang dan saringan pasir lambat. Pada saringan tradisional ini selain menggunakan pasir, kerikil, batu dan arang juga ditambah satu buah lapisan injuk / ijuk yang berasal dari sabut kelapa. Untuk bahasan lebih jauh dapat dilihat pada artikel saringan air sederhana.
D.    Parameter Pemeriksaan
a.       Bau
Air minum yang berbau, selain tidak estetis juga tidak disukai oleh masyarakat. Bau air dapat memberi petunjuk terhadap kualitas air, misalnya bau amis dapat disebabkan oleh adanya algae dalam air tersebut. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002, diketahui bahwa syarat air minum yang dapat dikonsumsi manusia adalah tidak berbau.
b.      Kekeruhan
Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat di dalam air. Kekeruhan disebabkan adanya bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut (misalnya lumpur dan pasir halus), maupun bahan anorganik dan organik yang berupa plankton dan mikroorganisne lain (APHA, 1976; Davis dan Cornwell, 1991dalam Effendi 2003). Zat anorganik yang menyebabkan kekeruhan dapat berasal dari pelapukan batuan dan logam, sedangkan zat organik berasal dari lapukan hewan dan tumbuhan. Bakteri dapat dikategorikan sebagai materi organik tersuspensi yang menambah kekeruhan air.
c.       Rasa
Air minum biasanya tidak memberikan rasa (tawar). Air yang berasa menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat membahayakan kesehatan. Efek yang dapat ditimbulkan terhadap kesehatan manusia tergantung pada penyebab timbulnya rasa. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002, diketahui bahwa syarat air minum yang dapat dikonsumsi manusia adalah tidak berasa.
d.      Warna
Air minum sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetika dan untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang berwarna. Warna dapat menghambat penetrasi cahaya ke dalam air. Warna pada air disebabkan oleh adanya partikel hasil pembusukan bahan organik, ion-ion metal alam (besi dan mangan), plankton, humus, buangan industri, dan tanaman air. Adanya oksida besi menyebabkan air berwarna kemerahan, sedangkan oksida mangan menyebabkan air berwarna kecoklatan atau kehitaman. Kadar besi sebanyak 0,3 mg/l dan kadar mangan sebanyak 0,05 mg/l sudah cukup dapat menimbulkan warna pada perairan (peavy et al., 1985 dalam Effendi, 2003). Kalsium karbonat yang berasal dari daerah berkapur menimbulkan warna kehijauan pada perairan. Bahan-bahan organik, misalnya tanin, lignin, dan asam humus yang berasal dari dekomposisi tumbuhan yang telah mati menimbulkan warna kecoklatan.

E.     Tinjauan Tentang Media yang Digunakan
1.      Batu Kali
Fungsi batu kali dalam penyaringan air sederhana adalah membantu dalam pengendapan.
2.      Pasir
Pasir adalah contoh bahan material butiran. Pasir berfungsi untuk menyaring partikel/koloid yang terdapat pada air.
3.      Arang Aktif
Saringan arang dapat dikatakan sebagai saringan pasir arang dengan tambahan satu buah lapisan arang. Lapisan arang ini sangat efektif dalam menghilangkan bau dan rasa yang ada pada air baku. Arang yang digunakan dapat berupa arang kayu atau arang batok kelapa. Untuk hasil yang lebih baik dapat digunakan arang aktif.
4.      Kerikil
Kerikil adalah bebatuan kecil biasanya batu granit yang dipecahkan. Ukuran penyaringan air krikil berfungsi sebagai menyaring sesuatu partikel yang akan tertahan pada krikil dan celah agar air dapat mengalir melalui lubang bawah.
5.      Ijuk
Ijuk adalah media penahan pasir halus agar tidak lolos ke lapisan bawahnya dan berfungsi sebagai penyerap bau yang ada pada air dan menyaring kotoran – kotoran halus.
6.      Batu
Fungsi batu dalam penyaringan air bersih memberi celah yang lebih besar sebagai jalan keluarnya air melalui lubang.












BAB III
METODOLOGI PENGOLAHAN
A.    Metode
Adapun metode pengolahan yang digunakan adalah dengan sistem filtrasi sederhana.
B.     Alat dan Bahan
1.      Gunting atau cutter digunakan untuk memotong bagian bawah botol air mineral. 
2.      Botol plastik air mineral bekas ukuran 1.500 ml atau ukuran 1,5 liter.digunakan sebagai wadah penyaringan air.
3.      Batu kali dalam wadah pertama untuk membantu dalam proses pengendapan.
4.      Ijuk, sebagai penyaring air pertama dan ketiga.
5.      Pasir Halus, sebagai penyaring air kedua dan keempat.
6.      Arang, sebagai penyaring air kelima.
7.      Kerikil, sebagai penyaring air yang keenam.
8.      Batu, sebagai penyaring air terakhir atau paling bawah.
9.      Bak penampung berguna untuk menampung air hasil saringan, bak penampung dapat menggunakan mangkok atau alat yang lain.
C.    Langkah kerja
1.      Untuk memastikan bahan-bahan yang kita gunakan benar-benar bersih, cuci bersih semua bahan yang akan digunakan, kemudian keringkan.
2.      Lubangi wadah pertama separo tingginya dan masukkan selang atau pipa. Isikan dengan batu kerikil hingga 1/4 sampai 1/2 tinggi wadah. Selanjutnya kita namakan tempat ini wadah 1 atau tempat pengendap.
3.      Untuk wadah kedua, usahakan tingginya minimal 130 cm. Lubangi bagian bawah 5 cm dari dasar dan masukkan selang atau pipa. Selanjutnya kita namakan ini wadah 2 atau tempat penyaringan.
4.      Wadah ketiga tidak usah di isi apa-apa. Wadah ini harus bersih. Selanjutnya kita namakan ini wadah 3 atau tempat penampungan air bersih.
5.      Pada wadah pertama diisi batu kali untuk pengendapan air sebelum dialirkan ke wadah kedua untuk penyaringan.
6.      Susunlah bahan-bahan yang diperlukan sesuai urutan yaitu paling atas adalah ijuk, pasir halus, ijuk, pasir halus, arang aktif, kerikil dan batu pada wadah kedua untuk penyaringa.
7.      Letakkan bak penampung di bawah botol untuk menampung air hasil saringan.
8.      Tuangkan beberapa gayung air kotor perlahan melalui botol penyaring.
9.      Secara terus menerus, tuang air kotor tersebut hingga air yang tertampung berubah menjadi lebih jernih.
10.  Apabila hasil saringan masih kurang bersih lakukan penyaringan sekali lagi agar mendapatkan air yang benar-benar bersih.
















D.   
Alat Penyaringan
Air Sederhana
Gambar Alat Pengolahan
10cm
15 cm
10 cm
20 cm
15 cm
20 cm
15 cm
15 cm


Ket                        :
a.                = sampel air sebelum penyaringan

b.               = batu kali

c.                = ijuk

d.               = pasir halus

e.                = arang aktif

f.                = kerikil

g.               = batu

h.               = air hasil penyaringan










Tidak ada komentar:

Posting Komentar