Selasa, 21 Juni 2016

sumber pemcemar kimiawi penyehatan udara



MATA KULIAH          : Penyehatan Udara
DOSEN                       : Djoko Purwoko,SKM.,M.kes





 
Sumber Pencemar Kimiawi






DISUSUN OLEH        

NAMA                           :       MIFTAHUL JANNAH ISMAIL
NIM                               :       PO.71.3.221.14.1.021
TINGKAT/SEMESTER        :       II A/III


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D.III
2015/2016
Sumber Pencemar Kimia
Upaya penyehatan terhadap sumber pencemar kimia terdiri dari Sulfur dioksida (SO2), Nitrogen dioksida (NO2), Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Timbal (Plumbum = Pb), Asbes, Formaldehid (HCHO), Volatile Organic Compounds/VOCs(senyawa organik yang mudah menguap), Asap rokok (Environmental Tobacco Smoke/ETS). Kualitas udara yang tidak memenuhi persyaratan kimia akibat faktor risiko dapat menimbulkan dampak kesehatan dan perlu dilakukan upaya penyehatannya.
1.      Sulfur dioksida (SO2)
a.      Dampak
Sulfur dioksida(SO2) dapat mempengaruhi sistem pernapasan dan gangguan fungsi paru, menyebabkan iritasi pada mata, inflamasi pada saluran pernapasan menyebabkan batuk, sekresi lendir, memicu asmadan bronkhitis kronis serta tekanan darah rendah, nadi cepat, dan sakit kepala.
b.      Faktor Risiko
1)      Penggunaan bahan bakar seperti arang, kayu, minyak bumi dan batu bara.
2)      Merokok di dalam rumah.
c.       Upaya Penyehatan
Upaya penyehatan yang dapat dilakukan dalam mengendalikan kadar SO2 antara lain:
1)      Menggunakanventilasi alamiatau mekanik dalam rumah agar terjadi pertukaran udara;
2)      Menggunakan bahan bakar rumah tangga yang ramah lingkungan, seperti Liquid Petroleum Gas(LPG) dan listrik;
3)      Tidak merokok di dalam rumah.



2.      Nitrogen dioksida(NO2)
a.      Dampak
Nitrogen dioksida(NO2) dapat menimbulkan gangguan sistem pernapasan seperti lemas, batuk, sesak napas,bronchopneumonia,edema paru,dan cyanosisserta  methemoglobinemia.
b.      Faktor Risiko
1)      Penggunaan bahan bakar seperti arang, kayu, minyak bumi dan batu bara.
2)      Merokok di dalam rumah.
c.       Upaya Penyehatan
Upaya penyehatan yang dapat dilakukan dalam mengendalikan kadar NO2 antara lain:
1)      Menggunakan ventilasi alami atau mekanik dalam rumah agar terjadi pertukaran udara;
2)      Menggunakan bahan bakar rumah tangga yang ramah lingkungan, seperti LPG dan listrik;
3)      Tidak merokok di dalam rumah.
3.      Karbon monoksida (CO)
a.      Dampak
1)      Efek toksik CO menyebabkan kegagalan transportasi O2 ke jaringan dan mengakibatkan anoksiajaringan, gangguan sistem syaraf pusat (kehilangan sensitifitas ujung jari, penurunan daya ingat, pertumbuhan mental buruk terutama pada balita, berat badan bayi lahir rendah, kematian janin dan gangguan kardiovaskular).
2)      Gejala yang muncul akibat keracunan gas CO,antara lain pusing, mual, gelisah, sesak napas, sakit dada, bingung, pucat, tidak sadar, kegagalan pernapasan dan kematian.
b.      Faktor Risiko
1)      Penggunaan bahan bakar seperti arang, kayu, minyak bumi, dan batu bara.
2)      Merokok di dalam rumah.
c.       Upaya Penyehatan
Upaya penyehatan yang dapat dilakukan dalam mengendalikan kadar CO antara lain:
1)      Menggunakan ventilasi alamiatau mekanik dalam rumah agar terjadi pertukaran udara untuk mengalirkan udara sisa hasil pembakaran.
2)      Menggunakan bahan bakar rumah tangga yang ramah lingkungan, seperti LPG dan listrik.
3)      Tidak merokok di dalam rumah.
4)      Tidak menghidupkanmesin kendaraan bermotor dalam ruangan tertutup.
5)      Melakukan pemeliharaan peralatan pembakaran secara berkala.
4.      Karbon dioksida (CO2)
a.      Dampak
1)      Pada konsentrasi di atas nilai ambang batas yang dipersyaratkan, dapat menyebabkan mengantuk, sakit kepala, dan menurunkan aktivitas fisik.
2)      Pada konsentrasi 3% (30.000 ppm),bersifat narkotik ringan dan menyebabkan peningkatan tekanan darah serta gangguan pendengaran.
3)      Pada konsentrasi 5% (50.000 ppm),menyebabkan stimulasi pernapasan, pusing-pusing, dan kesulitan pernapasan yang diikuti oleh sakit kepala.
4)      Pada konsentrasi >8% (80.000ppm,) dapat menyebabkan sakit kepala, berkeringat terus menerus, tremor, dan kehilangan kesadaran setelah paparan selama 5-10 menit.
b.      Faktor Risiko
1)      Penggunaan bahan bakar seperti arang, kayu, minyak bumi, dan batu bara
2)      Merokok di dalam rumah
3)      Kepadatan penghuni dalam ruang tinggi

c.       Upaya Penyehatan
Upaya penyehatan yang dapat dilakukan dalam mengendalikan kadar CO2 antara lain:
1)      Menggunakan ventilasi alamiatau mekanik dalam rumah agar terjadi pertukaran udara
2)      Menggunakan bahan bakar rumah tangga yang ramah lingkungan, seperti LPG dan listrik
3)      Tidak merokok di dalam rumah
4)      Tidak meghidupkan mesin kendaraan bermotor dalam ruangan tertutup
5)      Pemeliharaankendaraanbermotor secara berkala (lulus uji emisi gas buang)
6)      Menanam tanaman di sekeliling rumah
5.      Timbal (Plumbum = Pb)
a.      Dampak
1)      Gangguan pada sistem saraf pusat, sel darah, dan ginjal.
2)      Dalam konsentrasi tinggi,dapat menyebabkan konvulsi/kejang, koma, bahkan kematian.
3)      Pajanan pada anak-anak atau janin dapat lebih parah,karena menyebabkan pertumbuhan yang terlambat, penurunan kecerdasan, mengurangi konsentrasi, dan gangguan perilaku.
b.      Faktor Risiko
1)      Cat yang bahan dasarnya mengandung Pb
2)      Gas timbal dapat pula berasal dari luar rumah
c.       Upaya Penyehatan
1)      Membersihkan lantai dan ruangan tempat anak-anak bermain, menggunakan campuran air dan deterjen yang mengandung fosfat berkonsentrasi tinggi,sehingga dapat membersihkan timbal yang ada beserta debu
2)      Membiasakan anak-anak selalu mencuci tangan dengan sabun
3)      Mencuci mainan dan boneka anak-anak secara rutin
4)      Tidak menggunakancat yang mengandung Pb
5)      Tidak membakar, membersihkan, atau mengerok/mengelupaskayu bercat karena kemungkinan cat tersebut mengandung Pb
6)      Bagi pekerja yang berhubungan dengan Pb (pekerja pabrik aki bekas/pemulung) sebaiknya mengganti pakaian kerja serta mencuci tangan dan kaki dengan sabun sebelum memasuki rumah
7)      Mengkonsumsi makanan yang mengandung kalsium dan zat besi yang tinggi
8)      Pemeliharaan kendaraan bermotor secara berkala (lulus uji emisi gas buang)
6.      Asbes
a.      Dampak
Asbes dapat memicu kanker(bersifat karsinogenik), dan asbestosis (kerusakan paru permanen).
b.      Faktor Risiko
Bahan bangunan yang mengandung asbes (atap dan langit-langit), dan sebagai isolasi tahan api.
c.       Upaya Penyehatan
1)      Pastikan bahan yang mengandung asbes dalam kondisi baik, periksa secara berkala dan mengganti bahan bangunan sebelum mengalami kerusakan (pelapukan).
2)      Jangan memotong, mengamplas, atau menggunakan bahan bangunan yang mengandung bahan asbes.
3)      Jangan membuangbahan yang mengandung asbes secara sembarangan. Apabila akan memusnahkan bahan yang mengandung asbes, sebaiknya menggunakan tenaga terlatih.
4)      Menggunakan alat pelindung diri pada saat melakukan kegiatan yang berkaitan dengan asbes.



7.      Formaldehid(HCHO)
a.      Dampak
1)      Gas formaldehiddapat menyebabkan mata berair, rasa terbakar pada mata dan tenggorokan, sulit bernapas terutama dalam konsentrasi lebih dari 0,1 ppm.
2)      Pada konsentrasi lebih tinggi dapat menjadi pencetus serangan asma dan mungkin dapat menyebabkan kanker pada manusia.
b.      Faktor Risiko
1)      Bahan bangunan dan produk-produk rumah tangga.
2)      Hasil samping dari pembakaran bahan bakar biomasa dan proses alamiah lainnya, sehingga gas ini secara alamiah berada dalam ruang maupun luar ruang.
3)      Dalam rumah, berasal dari kayu olahan yang diawetkan dengan resin formaldehid urea atau fenol formaldehid, cat, lem dan produk-produk kayu olahan lainnya.
c.       Upaya Penyehatan
1)      Menggunakan produk kayu untuk perabotan (pressed woods) yang direkomendasikan aman bagi kesehatan, yaitu yang beremisi lebih rendah karena mengandung fenol resin dan bukan urea resin.
2)      Mencari tahu tentang kadar formaldehida dalam perabotan atau bahan baku bangunan sebelum anda membelinya.
3)      Menggunakan penyejuk udara (Air Conditioning/AC) dan pengatur kelembaban untuk mempertahankan suhu sedang (tidak terlalu panas atau dingin) serta mengurangi tingkat kelembaban.
4)      Rumah harus dilengkapi dengan ventilasi.
8.      Volatile OrganicCompounds/VOCs(senyawa organik yang mudah menguap)
a.      Dampak
1)      Gangguan kesehatan akibat pajanan VOCs cukup bervariasi tergantung dari jenis senyawanya seperti iritasi mata, hidung, tenggorokan, sakit kepala, mual, kehilangan koordinasi sampai dengan kerusakan ginjal, hati dan sistem syaraf pusat.
2)      Produk-produk yang mengandung methylene chloridetermasuk cat, pelarut dan aerosol cat diketahui menyebabkan kanker pada hewan. Senyawa ini juga dapat dikonversi menjadi karbon monoksida dalam tubuh dan dapat menimbulkan gejala seperti keracunankarbon monoksida.
b.      Faktor Risiko
1)      Dikeluarkan sebagai gas oleh beragam produk seperti cat danvernis, cairan pembersih dan disinfektan, pestisida, bahan-bahan bangunan dan pelapis, peralatan kantor seperti mesin fotokopi dan printer, bahan-bahan kerajinan dan grafis, termasuk lem dan dan perekat, spidol permanen, dan pelarut fotografi.
2)      Penggunaan maupun penyimpanan bahan bakar minyak atau pelarut organik.
3)      Formaldehid adalah salah satu senyawa VOCsdengan mudah diukur.
4)      Benzena adalah karsinogen.
5)      Asap tembakau.
6)      Cat pasokan.
7)      Bahan bakar.
8)      Emisi mobil di garasi.
9)      Emisi dari pakaian yang dicuci dengan cara dry-cleanberupa senyawa perchloroethylene.
c.       Upaya Penyehatan
1)      Meningkatkan ventilasi ketika menggunakan produk yang memancarkan VOCs.
2)      Tidak menyimpan kontainer bahan yang mengandung VOCs baik yang masih terpakai maupun yang tidak terpakai.
3)      Kurangi pajanan dengan melindung/menutup semua permukaan panel dan perabotan lainnya yang terbuka.
4)      Menggunakan teknik-teknik pengelolaan hama terpadu untuk mengurangi kebutuhan akan pestisida.
5)      Gunakan produk rumah tangga sesuai dengan petunjuk pabriknya.
6)      Jauhkan bahan-bahan yang mengandung VOCs dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
7)      Jangan pernah mencampur produk perawatan rumah tangga, kecuali sesuai dengan petunjuk pada label kemasan.
8)      Ikuti petunjuk penggunaan apabila menggunakan bahan yang mengandung VOCs.
9)      Dilarang merokok.
9.      Asap rokok (Environmental Tobacco Smoke/ETS)
a.      Dampak
1)      ETS dapat memperparah gejala anak-anak penderita asma
2)      Senyawa dalam asap rokok menyebabkan kanker paru pada manusia, impotensi, serangan jantung, gangguan kehamilan dan janin, bersifat iritan yang kuat.
3)      Bayi dan anak-anak yang orang tuanya perokok mempunyai risiko lebih besar terkena gangguan saluran pernapasan dengan gejala sesak napas, batuk dan lendir berlebihan.
b.      Faktor Risiko
Asap rokok yang terhirup oleh pernapasan.
c.       Upaya Penyehatan
1)      Merokok di luar rumah yang asapnya dipastikan tidak masuk kembali ke dalam rumah.
2)      Merokok di tempat yang telah disediakan apabila berada di fasilitas/tempat-tempat umum.
3)      Penyuluhan kepada para perokok.
4)      Penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya menghirup asap rokok.
Referensi : Permenkes RI NOMOR 1077/MENKES/PER/V/2011 Tentang Pedoman Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar