BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sebagian besar kita, sudah mengetahui bahkan mungkin mengamati dan
merasakan perubahan lingkungan di sekitar kita. Beberapa perubahan ini dapat
kita rasakan, terkait perubahan musim yang tidak menentu, berbagai bencana alam
yang terjadi di hampir seluruh wilayah bumi, juga terjadinya out break penyakit
atau timbulnya penyakit menular yang sudah lama menghilang, dan lain lain. Masih banyak kejadian dan fenomena lain yang
terjadi di bumi kita, dan sebagian ahli dan media massa selalu mengaitkan itu
dengan pemanasan global. Tulisan berikut mencoba mengurai fenomena pemanasan
global dan beberapa aspek dan implikasinya pada kesehatan.
Pemanasan global atau global warming, adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer,
laut, dan daratan bumi. Menurut kajian Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)
menyimpulkan bahwa, sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak
pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya
konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah
kaca.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan
yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena
cuaca yang ekstrem, serta
perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain
adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai
jenis hewan.
Perdebatan
masih berlangsung serius terkait pemanasan global ini. Perdebatan khususnya
terkait dengan usaha mencapai kesepakatan global mengenai tindakan dan
langkah-langkah untuk mengatasi pemanasan global. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia
mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau
untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Walaupun sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan
meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah
kaca, namun
beberpa negara penting penyumbang emisi terbesar, seperti Amerrika Serikat,
belum bersepakat untuk menanda tanganinya.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa yang
dimaksud pemanasan global?
2. Apa penyebab
terjadinya pemanasan global?
3. Apa saja
dampak yang ditimbulkan dari pemanasan global?
4. Bagaimana
mengurangi pemanasan global?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui tentang pemanasan global.
2. Untuk
mengetahui penyebab terjadinya pemanasan global.
3. Untuk
mengetahui dampak yang ditimbulkan dari pemanasan global.
4. Untuk
mengetahui cara mengurangi pemnasan global.
D.
Manfaat
1. Kita
dapat mengetahu tentang pemanasan global.
2. Kita
dapat mengetahui penyebab terjadinya pemanasan global.
3. Kita
dapat mengetahui dampak yang ditimbulkan dari pemanasan global.
4. Kita
dapat mengetahui cara mengurangi pemanasan global.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemanasan Global (Global Warming)
Secara umum, penyebab
pemanasan global terbagi menjadi tiga, yaitu efek rumah kaca, efek umpan balik,
dan variasi matahari. Sebagaimana diketahui, segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari
Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek,
termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari
cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap
sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini
berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian
panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah
kaca antara lain uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida dan metana yang
menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan
kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut
akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan
suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Berdasarkan logika ini,
maka pemanasan Global
(Global Warming), terjadi disebabkan meningkatnya suhu rata-rata permukaan
bumi, yang antara lain disebabkan karena :
1. Bumi menyerap lebih
banyak energi matahari, daripada yang dilepas kembali ke atmosfer (ruang
angkasa). Keadaan ini menyebabkan
terjadinya peningkatan emisi gas, serta menimbulkan peningkatan panas bumi dan pencairan kutub
es
2.
Pemicu utamanya adalah meningkatnya emisi karbon, akibat penggunaan energi
fosil (bahan bakar minyak, batubara dan sejenisnya)
3.
Penghasil terbesar emisi zat karbon adalah adalah negeri-negeri industri,
hal ini dikarenakan pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat negera-negara utara
yang 10 kali lipat lebih tinggi dari penduduk negara selatan;
Pemanasan global merupakan peningkatan secara gradual
dari suhu permukaan bumi yang sebagian disebabkan oleh emisi dari zat-zat
penecmar seperti karbondioksida (CO2), metan (CH4) dan oksida nitrat (N2O),
serta bertanggungjawab terhadap perubahan dalam pola cuaca global.
Karbondioksida dan zat pencemar lanilla berkumpul di atmosfer membentuk lapisan
yang tebal menghalangi panas matahari dan menyebabkan pemanasan planet dengan
efek gas rumah kaca.
Jika emisi gas rumah kaca terus meningkat, para ahli
memprediksi, konsentrasi karbondioksioda di atmosfer dapat meningkat hingga
tiga kali lipat pada awal abad ke-22 bila dibandingkan masa sebelum era
industri. Akibatnya, akan terjadi perubahan iklim secara dramatis. Walaupun
sebenarnya peristiwa perubahan iklim ini telah terjadi beberapa kali sepanjang
sejarah Bumi, manusia akan menghadapi masalah ini dengan risiko populasi yang
sangat besar.
Sedangkan penyebab pemanaan global
karena faktor efek umpan balik dapat dijelaskan, bahwa efek umpan balik terjadi karena awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga
akan meningkatkan efek pemanasan. Awan juga akan memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa,
sehingga meningkatkan efek pendinginan.
Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya
(albedo) oleh es. Ketika suhu
global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang
terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air di
bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan
cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap
lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan
lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.
Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah
beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap
pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga
menimbulkan umpan balik positif. Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia
menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona
mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang
merupakan penyerap karbon yang rendah.
Pemanasan
global merupakan fenomena yang kompleks, dan dampak sepenuhnya sangat sulit
diprediksi. Namun, setiap tahunnya para ilmuawan makin banyak belajar tentang
bagaimana pemanasan global tersebut mempengaruhi planet, dan banyak diantara
mereka setuju bahwa konsekuensi tertentu akan muncul jika kecenderungan
pencemaran yang terjadi saat ini berlanjut, diantaranya adalah:
1.
Peningkatan
permukaan laut yang disebabkan oleh mencairnya gunung es akan menimbulkan banjir
di sekitar pantai;
2.
Naiknya temperatur permukaan air laut akan menjadi
pemicu terjadinya badai terutama di bagian tenggara atlantik
3.
Rusaknya
habitat seperti barisan batu karang dan pegunungan alpen dapat menyebabkan
hilangnya berbagai hayati di wilayah tersebut Baru-baru ini, dalam pernyataan
akhir tahunnya, Pelangi, satu institusi yang memfokuskan diri dalam penelitian
dan mitigasi perubahan iklim menyebutkan bahwa suhu permukaan bumi di sebagian
besar wilayah Indonesia telah meningkat antara 0.5 – 1 derajat Celsius
dibandingkan pada temperature rata-rata antara tahun 1951 – 1980, yang mana
peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan gas rumah kaca.
Pemanasan global merupakan hal yang tidak terbantahkan
lagi dan dapat menimbulkan dampak yang sangat mengerikan. Laporan tersebut menyebutkan
manusia sebagai biang utama pemanasan global. Emisi gas rumah kaca mengalami
kenaikan 70% antara 1970 hingga 2004.
B.
Penyebab
Pemanasan Global
Pemanasan
Global (Global Warming), terjadi disebabkan meningkatnya suhu rata-rata
permukaan bumi, hal ini disebabkan antara lain karena :
1. Karena
bumi menyerap lebih banyak energi matahari, daripada yang dilepas kembali ke
atmosfer (ruang angkasa).
2. Menyebabkan
terjadinya peningkatan emisi gas.
3. Menimbulkan
peningkatan panas bumi dan pencairan kutub es
4. Pemicu
utamanya adalah meningkatnya emisi karbon, akibat penggunaan energi fosil
(bahan bakar minyak, batubara dan sejenisnya)
5. Penghasil
terbesar emisi zat karbon adalah adalah negeri-negeri industri, hal ini dikarenakan
pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat negera-negara utara yang 10 kali lipat
lebih tinggi dari penduduk negara selatan;
Pemanasan global merupakan peningkatan
secara gradual dari suhu permukaan bumi yang sebagian disebabkan oleh emisi
dari zat-zat penecmar seperti karbondioksida (CO2), metan (CH4) dan oksida
nitrat (N2O), serta bertanggungjawab terhadap perubahan dalam pola cuaca
global. Karbondioksida dan zat pencemar lanilla berkumpul di atmosfer membentuk
lapisan yang tebal menghalangi panas matahari dan menyebabkan pemanasan planet
dengan efek gas rumah kaca. Pemanasan global merupakan fenomena yang kompleks,
dan dampak sepenuhnya sangat sulit diprediksi. Namun, setiap tahunnya para
ilmuawan makin banyak belajar tentang bagaimana pemanasan global tersebut
mempengaruhi planet, dan banyak diantara mereka setuju bahwa konsekuensi
tertentu akan muncul jika kecenderungan pencemaran yang terjadi saat ini
berlanjut, diantaranya adalah:
a. Peningkatan
permukaan laut yang disebabkan oleh mencairnya gunung es akan menimbulkan
banjir di sekitar pantai;
b. Naiknya
temperatur permukaan air laut akan menjadi pemicu terjadinya badai terutama di
bagian tenggara atlantik
c. Rusaknya
habitat seperti barisan batu karang dan pegunungan alpen dapat
d. Menyebabkan
hilangnya berbagai hayati di wilayah tersebut Baru-baru ini,
Dalam pernyataan akhir tahunnya,
Pelangi, satu institusi yang memfokuskan diri dalam penelitian dan mitigasi
perubahan iklim menyebutkan bahwa suhu permukaan bumi di sebagian besar wilayah
Indonesia telah meningkat antara 0.5 - 1
dibandingkan pada
temperature rata-rata antara tahun 1951-1980, yang mana peningkatan ini
terutama disebabkan oleh peningkatan gas rumah kaca. Pemanasan global merupakan
hal yang tidak terbantahkan lagi dan dapat menimbulkan dampak yang sangat
mengerikan. Laporan tersebut menyebutkan manusia sebagai biang utama pemanasan
global. Emisi gas rumah kaca mengalami kenaikan 70% antara 1970 hingga 2004.
Konsentrasi gas karbondioksida di atmosfer jauh lebih tinggi dari kandungan
alaminya dalam 650 ribu tahun terakhir. Rata-rata temperatur global telah naik
1,3
(setara 0,72
) dalam 100 tahun
terakhir. Muka air laut naik rata-rata 0,175 cm setiap tahun sejak 1961.



C.
Dampak
Pemanasan Global (Global Warming terhadap Kesehatan)
Pemanasan
global tak hanya berdampak serius pada lingkungan manusia di bumi namun juga
terhadap kesehatan. Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam pertemuan tahunan di
Genewa mengatakan bahwa berbagai penyakit infeksi yang timbul diidentifikasi
terkait dengan perubahan lingkungan hidup yang drastis. Kerusakan hutan,
perluasan kota, pembukaan lahan untuk pertanian, pertambangan, serta kerusakan
ekosistem di kawasan pesisir memicu munculnya patogen lama maupun baru.
Berbagai penyakit yang ditimbulkan parasit juga meningkat terutama di wilayah
yang sering mengalami kekeringan dan banjir.
Malnutrisi
mengakibatkan kematian 3,7 juta jiwa per tahun, diare mengakibatkan kematian
1,9 juta jiwa, dan malaria mengakibatkankematian 0,9 juta jiwa.
Suhu
yang lebih panas juga berpengaruh pada produksi makanan, ketersediaan air dan
penyebaran vektor penyakit. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa
pemanasan global (global warming) akan banyak berdampak bagi kesehatan
masyarakat dan lingkungan. Perubahan temperatur dan curah hujan yang ditimbulkan
memberikan kesempatan berbagai macam virus dan bakteri penyakit tumbuh lebih
luas. WHO mengatakan, selain virus dan bakteri penyakit berkembang pesat,
secara tidak langsung pemanasan global juga dapat menimbulkan kekeringan maupun
banjir.
Kekeringan
mengakibatkan penurunan status gizi masyarakat karena panen yang terganggu,
Banjir menyebabkan meluasnya penyakit diare serta Leptospirosis.
Kebakaran
hutan, dapat mengusik ekosistem bumi, menghasilkan gasgas rumah kaca yang
menimbulkan pemanasan global. Sedangkan asap hitamnya menganggu secara langsung
kehidupan manusia, Asap yang mengandung debu halus dan berbagai oksida karbon
itu menyebabkan gangguan pernapasan dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA),
mulai asma, bronkhitis hingga penyakit paru obstruktif kronis (COPD). Asap
tersebut juga membawa racun dioksin yang bisa menimbulkan kanker paru dan
gangguan kehamilan serta kemandulan pada wanita.
Pada
suhu panas manusia rentan sakit ISPA, meningkatnya penyakit menular (Malaria,
DBD, Chikungunya, Penyakit yang ditularkan melalui udara dan air), Terjadinya
konflik psikologi (stress), penyakit lama timbul kembali, seperti Penyakit
Malaria, Penyakit degeneratif, Penyakit jantung, Penyakit paru-paru.
Dampak
pemanasan global juga mempengaruhi penipisan ozone antara lain meningkatnya
intensitas sinar ultra violet yang mencapai permukaan bumi menyebabkan gangguan
terhadap kesehatan, seperti kanker kulit, katarak, penurunan daya tahan tubuh,
dan pertumbuhan mutasi genetik, memperburuk penyakit-penyakit umum Asma dan alergi
Meningkatkan kasus-kasus kardiovaskular, kematian yang disebabkan penyakit
jantung dan stroke serta gangguan jantung dan pembuluh darah
Pemanasan
global juga menyebabkan musim penyerbukan berlangsung lebih lama sehingga
meningkatkan resiko munculnya penyakit yang ditimbulkan oleh kutu di wilayah
Eropa Utara. Peyakit lain yang teridentifikasi adalah lyme, yang disebabkan
oleh semacam bakteri di Amerika Utara, Eropa, dan Asia. Gejalanya berupa sakit
kepala, kejang, dan nyeri sendi. Penyakit itu berpindah melalui gigitan sejenis
kutu rusa yang yang telah terinfeksi lyme. Bakteri yang sama juga banyak ditemukan
pada tikus. Dampak lain yang terasa adalah nyamuk-nyamuk semakin berkembang
biak terutama di Afrika dan Asia. Dua penyakit serius akibat gigitan nyamuk,
yaitu malaria dan demam berdarah dengue, sangat sensitif terhadap perubahan
iklim. Di Indonesia kita sudah merasakannya langsung, yakni tingginya angka
korban yang menderita demam berdarah. Pemanasan global mengakibatkan siklus
perkawinan dan pertumbuhan nyamuk dari telur menjadi larva dan nyamuk dewasa
akan dipersingkat, sehingga jumlah populasi akan cepat sekali naik.
WHO
juga menyebutkan ancaman lain dari meningkatnya suhu rata-rata global, yakni
penyakit yang menyerang saluran pernapasan. "Gelombang panas menyebabkan
jumlah materi dan debu di udara meningkat," kata Bettina Menne, anggota
WHO divisi Eropa. Suhu udara yang semakin hangat juga membawa penyakit alergi.
Kenaikan permukaan air laut akan mengakibatkan banjir dan erosi, terutama di kawasan
pesisir, dan mencemari sumber-sumber air bersih. Akibatnya adalah wabah kolera
dan malaria di negara miskin. Wilayah di Asia selatan, terutama Bangladesh disebut
sebagai wilayah yang paling rawan karena berada di dataran rendah dan sering
mengalami banjir. Mencairnya puncak es Himalaya, luasnya daerah gurun pasir dan
wilayah pesisir pantai yang tercemar merupakan sarana penularan penyakit, hal
ini juga menyebabkan angka kekurangan gizi pada anak-anak.
Ada
35 jenis penyakit infeksi baru yang timbul akibat perubahan iklim, diantaranya
ebola, flu burung, dll penyakit hewan yang dapat menular kepada manusia.
Penyakit yang paling rentan terjadi di Indonesia, menurut adalah penyakit
degeneratif dan penyakit menular. Hal ini dapat dengan cepat berkembang pada
masyarakat yang kondisi gizi kurang baik dan kondisi kesehatan lingkungan yang
kurang memadai.
D.
Cara
Mengurangi Pemanasan Global (Global Warming)
Matikan lampu tidak terpakai
dan jangan tinggalkan air menetes. Selain
menghemat energi dan air bersih, ini akan menghemat banyak tagihan Anda. Gunakan lampu hemat energi. Meskipun lebih mahal, rata-rata mereka
lebih kuat 8 kali dan lebih hemat hingga 80 % dari lampu pijar biasa. Maksimalkan pencahayaan dari alam. Gunakan warna terang di tembok,
gunakan genteng kaca di plafon, maksimalkan pencahayaan melalui jendela.Hindari posisi stand by pada elektronik Anda! Jika
semua peralatan rumah tangga kita matikan (bukan dalam posisi stan by) maka
kita akan mengurangi emisi CO2 yang luar biasa dari penghematan energi listrik.
Gunakan colokan lampu yang ada tombol on-off-nya. Atau cabut kabel dari sumber
listriknya.
Jika pengisian ulang baterai
Anda sudah penuh, segera cabut! Telepon
genggam, pencukur elektrik, sikat gigi elektrik, kamera, dan lain-lain. Jika
sudah penuh segera cabut.
Potong makanan dalam ukuran
yang lebih kecil. Ukuran
potongan yang lebih kecil akan menggunakan energi lebih sedikit untuk
memasaknya. Jika menggunakan deodorant atau produk-produk
semprot lainnya, jangan menggunakan aerosol.Pilihan spray dengan
kemasan botol kaca akan lebih baik. Aerosol juga penyumbang besar dalam
pencemaran udara kita.
Gunakan
kendaraan umum untuk mengurangi polusi. Dan apabila mempunyai kendaraan,
terutama mobil. Maka panaskan secukupnya. Kurangi pemakaian Tissue dan kapas
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pemanasan global merupakan peningkatan secara gradual
dari suhu permukaan bumi yang sebagian disebabkan oleh emisi dari zat-zat
penecmar seperti karbondioksida (CO2), metan (CH4) dan oksida nitrat (N2O),
serta bertanggungjawab terhadap perubahan dalam pola cuaca global. Pemanasan
Global (Global Warming), terjadi disebabkan meningkatnya suhu rata-rata
permukaan bumi, hal ini disebabkan antara lain : karena bumi menyerap lebih
banyak energi matahari, daripada yang dilepas kembali ke atmosfer (ruang
angkasa), menyebabkan terjadinya peningkatan emisi gas, menimbulkan peningkatan
panas bumi dan pencairan kutub es, pemicu utamanya adalah meningkatnya emisi
karbon, akibat penggunaan energi fosil (bahan bakar minyak, batubara dan
sejenisnya), dan penghasil terbesar emisi zat karbon adalah adalah
negeri-negeri industri, hal ini dikarenakan pola konsumsi dan gaya hidup
masyarakat negera-negara utara yang 10 kali lipat lebih tinggi dari penduduk
negara selatan. Dampak dari Global Warming terhadap kesehatan menyebabkan dan
infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), mulai asma, bronkhitis hingga penyakit
paru obstruktif kronis (COPD) meningkatnya penyakit menular (Malaria, DBD,
Chikungunya, Penyakit yang ditularkan melalui udara dan air), Terjadinya
konflik psikologi (stress), penyakit lama timbul kembali, seperti Penyakit
Malaria, Penyakit degeneratif.
B.
Saran
Matikan lampu tidak terpakai
dan jangan tinggalkan air menetes. Selain
menghemat energi dan air bersih, ini akan menghemat banyak tagihan Anda. Gunakan lampu hemat energi. Meskipun lebih mahal, rata-rata mereka
lebih kuat 8 kali dan lebih hemat hingga 80 % dari lampu pijar biasa. Maksimalkan pencahayaan dari alam. Gunakan warna terang di tembok,
gunakan genteng kaca di plafon, maksimalkan pencahayaan melalui jendela.
Hindari posisi stand by pada
elektronik Anda! Jika
semua peralatan rumah tangga kita matikan (bukan dalam posisi stan by) maka
kita akan mengurangi emisi CO2 yang luar biasa dari penghematan energi listrik.
Gunakan colokan lampu yang ada tombol on-off-nya. Atau cabut kabel dari sumber
listriknya.
Jika pengisian ulang baterai
Anda sudah penuh, segera cabut! Telepon
genggam, pencukur elektrik, sikat gigi elektrik, kamera, dan lain-lain. Jika
sudah penuh segera cabut.
Potong makanan dalam ukuran
yang lebih kecil. Ukuran
potongan yang lebih kecil akan menggunakan energi lebih sedikit untuk
memasaknya.
Jika menggunakan deodorant atau
produk-produk semprot lainnya, jangan menggunakan aerosol.Pilihan
spray dengan kemasan botol kaca akan lebih baik. Aerosol juga penyumbang besar
dalam pencemaran udara kita.
Gunakan
kendaraan umum untuk mengurangi polusi. Dan apabila mempunyai kendaraan,
terutama mobil. Maka panaskan secukupnya. Kurangi pemakaian Tissue dan kapas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar