MATA KULIAH : MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
DOSEN : ZAENAB HUSAIN,SKM,M.Kes
![]() |
|
![]() |
PEMBUATAN TERASI SERTA MIKROORGANISME YANG BERPERAN
DALAM PROSES PEMBUATANNYA
![]() |
DISUSUN OLEH
NAMA : SUKMAWATI
NIM : PO.71.3.221.14.1.041
TINGKAT : I.A
KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN
LINGKUNGAN
PRODI D.III
KATA PENGANTAR
Assalamu
Alaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam mengetahui mikroorganisme yang berperan dalam proses
pembuatan terasi
Harapan
saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah
ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Makassar
,.12 November 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III PEMBAHASAN
A. Alat
dan bahan
B. Prosedur
pembuatan
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
C. DOKUMANTASI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terasi yang banyak yang
diperdagangkan dipasar, secara umum dapat
dibedakan menjadi dua macam berdasarkan bahan bakunya, yaitu terasi udang
dan terasi ikan. Terasi udang biasanya memiliki warna cokelat kemerahan,
sedangkan terasi ikan berwarna kehitaman dan terasi udang umumnya memiliki
harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan terasi ikan.
dibedakan menjadi dua macam berdasarkan bahan bakunya, yaitu terasi udang
dan terasi ikan. Terasi udang biasanya memiliki warna cokelat kemerahan,
sedangkan terasi ikan berwarna kehitaman dan terasi udang umumnya memiliki
harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan terasi ikan.
Terasi adalah bumbu masak yang dibuat dari ikan dan atau udang
yang di fermentasikan, berbentuk seperti pasta dan berwarna hitam-coklat,
kadang ditambahi bahan pewarna sehingga menjadi kemerahan. Terasi memiliki bau
yang tajam dan biasanya digunakan untuk membuat sambal terasi, tapi juga ditemukan
dalam berbagai resep tradisional Indonesia.
Ada
beberapa jenis terasi. Bila dilihat dari bahan dasar yang digunakan, terdapat
tiga macam terasi. Ada
terasi udang, ikan, dan terasi campuran antara ikan dan udang. Masyarakat
sendiri tampaknya lebih menyukai terasi udang, karena aromanya lebih sedap dan
rasanya lebih lezat.
Terasi
memang bukan bahan pangan utama seperti ikan atau daging. Ia hanya sejenis
bumbu atau bahan penyedap rasa. Sebagai bahan penyedap rasa atau penambah
selera makan, tutur Nuri, terasi tidak banyak memiliki kandungan gizi.
''Soalnya, terasi itu bukan sumber gizi dan hanya bahan tambahan. Selain itu,
penggunaannya dalam masakan juga tidak terlalu banyak,'' paparnya.
Selain
itu, jika dilihat dari derajat keasaman (pH), maka terasi bukanlah bahan yang
terlalu aman untuk dikonsumsi. Sebab, derajat keasaman yang dikandung terasi
lebih dari 5. Untungnya, kandungan air bebas atau air tidak terikat dalam
terasi sangat rendah, yakni 0,6. Dengan begitu, terasi tidak mudah ditumbuhi
kuman atau mikroba patogen. Biasanya, kuman patogen mudah tumbuh subur dalam
bahan yang mengandung air bebas di atas 0,9. ''Jadi, dari segi keamanan
mikrobiologi, tak ada yang perlu dikhawatirkan saat mengonsumsi terasi,'' imbuh
Dr Ratih Dewanti MSc, kepala Laboratorium Mikrobiologi Pangan, IPB.
Hal
lain yang perlu Anda perhatikan berkait dengan terasi adalah mutunya. Anda
tentunya hanya mau mengonsumsi terasi yang berkualitas baik, bukan? Karena itu,
Anda harus bisa membedakan ciri-ciri terasi yang berkualitas baik dan terasi
yang bermutu jelek. Kualitas terasi yang beredar di pasaran sangat tergantung
pada mutu bahan baku, cara pengolahan, dan pengemasan produk. Terasi yang
berkualitas baik, salah satunya bisa ditandai oleh warnanya, yaitu berwarna
gelap atau hitam kecokelatan. Warna hitam pada terasi adalah alami. Warna itu
berasal dari pigmen ikan atau udang.
Bagi
sebagian masyarakat di Tanah Air, menu makanan tidaklah lengkap tanpa sambal.
Dan, sambal tidaklah lengkap tanpa terasi.
Terasi
sebenarnya memiliki warna asli seperti tanah, yakni coklat kehitam-hitaman.
Agar lebih memikat, pangan itu pun diwarnai. Ada anggapan makin merah warna
terasi, makin tertarik calon pembeli.
Sayangnya, banyak
produsen nakal yang menggunakan rhodamine B sebagai pewarna lantaran harganya
relatif murah dan warnanya mencolok. Rhodamine B bukan untuk makanan, tetapi
untuk mewarnai tekstil dan kertas.
Berdasarkan hasil uji
laboratorium Sucofindo terhadap sampel terasi dari beberapa pasar tradisional
dan pasar swalayan, ternyata sebagian sampel mengandung rhodamine B.
Maraknya peredaran terasi
yang mengandung rhodamine B itu juga diakui oleh Badan Pengawasan Obat dan
Makanan (Badan POM). Menurut hasil survei Badan POM terhadap berbagai sampel
makanan, ditemukan terasi yang mengandung rhodamine B di pasaran, terutama di
pasar-pasar tradisional.
Terasi merupakan produk
ikan setengah basah yang dibuat dari udang atauikan-ikan kecil yang dicampur
dengan garam, kemudian diragikan. Terasidigunakan sebagai bahan penyedap
masakan seperti pada masakan sayuran,Maka pelu kita memperhatikan bahan
dasar dari pembuatan terasi ini,misalnya saja mengetahui kondisi ikan,yang
merupakan bahan dasar pembuatan terasi selain udang.
Selain itu Ikan merupakan
bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selainsebagai komoditi
ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan lain.
Bakteri dan perubahan kimiawi pada ikan mati menyebabkan pembusukan. Mutu olahan ikan sangattergantung
pada mutu bahan mentahnya.
Peda merupakan salah satu
produk fermentasi tradisional yang berbahan dasar hasil perikanan, ikan
khususnya.Pengolahan fermentasi secara tradisional ini dimaksudkan untuk
memanfaatkan hasil-hasil perikanan yang berlimpah jumlahnya. Menurut
terminologi FAO dalam Heruwati (2002), ikan olahan
tradisional, atau “cured fish” adalah produk yang diolah secara sederhana dan
umumnya dilakukan pada skala industri rumah tangga. Jenis olahan yang termasuk
produk olahan tradisional ini adalah ikan kering atau ikan asin kering, ikan
pindang, ikan asap, serta produk fermentasi yaitu kecap, peda, terasi, dan
sejenisnya.
Sampel yang digunakan
pada praktikum materi pembuatan ikan peda adalah ikan Kembung (Restrelligersp.).Sebelum
dibuat menjadi ikan peda, ikan terlebih dahulu diuji organoleptik. Didapatkan
nilai organoleptik dengan selang kepercayaan sebesar 7,94 8,28 sehingga ikan Kembung tersebut layak untuk dikonsumsi.
Langkah selanjutnya dilakukan penyiangan, pada saat penyiangan hanya dibuang
sirip-siripnya saja, isi perut tidak di buang karena di dalam isi perut
terdapat enzim proteolitik yang terdapat dalam jaringan tubuh ikan terutama
terdapat dalam saluran pencernaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Adawyah (2007), yaitu enzim proteolitik yang terdapat dalam jaringan tubuh ikan
terutama terdapat dalam saluran pencernaan, yaitu bagian pilorik caecum dan
lender usus.Pada pembuatan peda apabila bagian-bagian tersebut dihilangkan maka
kandungan enzim proteolitik dari jaringan ikan jauh berkurang dan yang banyak
aktif adalah enzim dari aktivitas mikroba.Enzim proteolitik dari bakteri
terutama dihasilkan oleh bakteri yang bersifat halofilik.
Fermentasi merupakan
proses perubahan kimia dalam substrat organik oleh adanya biokatalisator yaitu
enzim yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme tertentu. Tanpa adanya kontak
antara mikroorganisme dengan substrat organik, fermentasi tidak mungkin terjadi.Akibat
adanya kontak ini, maka dalam substrat terjadi perubahan sifat baik sifat fisik
maupun sifat kimia. Perubahan tersebut antara lain terjadi perubahan penampakan
dan citarasa. Perubahan sifat yang terjadi disebabkan adanya penguraian zat-zat
yang terkandung di dalam substrat tersebut.
B.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui mikroorganisme yang
berperan dalam pembuatan terasi
2.
Untuk mengetahui manfaat mikroorganisme
dalam pembuatan terasi
3.
Untuk mengetahui kapan mikroorganisme digunakan dalam proses pembuatan
terasi
C. Manfaat
1.
Dapat memberikan informasi tentang
mikroorganisme yang berperan pada proses pembuatan terasi kepada mahasiswa dan
masyarakat.
2.
Dapat mengetahui mikroorganisme apa
saja yang berperan dalam proses pengolahan terasi
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Terasi adalah bahan penyedap makanan dan
biasanya digunakan dalam pembuatan sambal yang sudah dikenal tidak hanya di
Indonesia khususnya pulau Jawa, tetapi juga dikenal di Asia Tenggara seperti
Thailand, Vietnam, Laos dan sebagainya (Hadiwiyoto, 1993). Terasi merupakan
salah satu produk hasil perikanan yang dibuat melalui proses fermentasi.
Proses fermentasi sering didefinisikan
sebagai proses pemecahan karbohidrat dan asam amino secara anaerobic, yaitu
tanpa memerlukan oksigen. Senyawa yang dapat dipecah dalam proses
fermentasi adalah karbohidrat, sedangkan asam amino hanya
dapat difermentasi oleh beberapa jenis bakteri tertentu (fardiaz, 1992),
Menurut Afrianto dan Liviawaty (2005)
terasi adalah salah satu produk hasil fermentasi ikan (atau udang) yang hanya
mengalami perlakuan penggaraman (tanpa diikuti dengan penambahan asam),
kemudian dibiarkan beberapa saat agar terjadi proses fermentasi.
Terasi adalah salah satu produk hasil fermentasi ikan
atau udang yang hanya mengalami perlakuan penggaraman kemudian dibiarkan
beberapa saat agar terjadi proses fermentasi. Dalam pembuatan terasi, proses fermentasi
dapat berlangsung karena adanya aktivitas enzim yang berasal dari tubuh ikan
(atau udang) itu sendiri. Fermentasi adalah suatu proses penguraian senyawa-senyawa
yang lebih sederhana oleh enzim atau fermen yang berasal dari tubuh ikan itu
sendiri atau dari mikroorganisme dan berlangsung dalam kondisi lingkungan yang
terkontrol.
Proses penguraian ini dapat berlangsung
dengan atau tanpa aktivitas mikroorganisme, terutama dari golongan jamur dan
ragi (Afrianto dan Liviawaty, 2005).
Prinsip dari fermentasi ikan atau udang
adalah fermentasi didalam larutan garam atau dengan penambahan garam kristal
sehingga terbentuk flavour yang masih enak atau falvour yang menyerupai daging.
Proses dari fermentasi dari substrat tidak diharapkan sempurna dalam pembuatan
bagoong (terasi) karena produk harus mengandung protein yang terhidrolisis atau
tanap hidrolisis. Salah satu perubahan selama fermentasi yang diharapkan
adalah liquid fiksi. Setelah proses penggaraman, cairan dari dalam
ikan (udang) terekstrak keluar. Kandungan nitrogen pada cairan mula-mula rendah
tapi setelah disimpan beberapa hari, yaituselama proses fermentasi menyebabkan
terjadinya proses hidrolisis protein sehingga kandungan nitrogen terlarut naik.
Bila menggunakan garam yang kurang murni meneyababkan pengerasan jaringan,
sehingga memperlambat penetrasi garam kedalam jaringan ikat (udang). Dengan
menggunakan garam murni bakteri halofil dapat tumbuh baik sehingga terbentuk
flavour yang enak. Pada suhu fermentasi yang tinggi 55ºC dapat mempercepat
proses hidrolisis. Tetapi setelah 1 minggu fermentasi kandungan protein
terlarut dalam cairab lebih tinggi bila fermentasinya dilakukan pada suhu 45ºC
. Suhu optimal untuk fermentasi adalah 1-2 minggu (Rahayu, 1988).
Terasi digunakan sebagai bahan penydap
masakan seperti pada makanan sayuran, sambal, rujak dan sebagainya. Sebagai
bahan makanan setengah basah berkadar garam tinggi, tersai dapat disimpan
berbulan-bulan (Anonymous, 2007).
Ada beberapa jenis terasi. Bila dilihat
dari bahan dasar yang digunakan, terdapat tiga macam terasi. Ada teras iudang, ikan, dan
terasi campuran antara ikan dan
udang. Masyarakat sendiri tampaknya lebih menyukai terasi udang,
karena aromanya lebih sedap dan
rasanya lebih lezat. Terasi memang bukanbahan pangan
utama seperti ikan atau daging.
Iahanya sejenis bumbu atau vahanpenyedap rasa. Sebagai vahan penyedap
rasa atau penambah selera makan, tuturNuri,
terasi tidak banyak memiliki kandungan gizi.
''Soalnya, terasi itu bukansumber gizi dan
hanya vahan tambahan. Selain itu,
penggunaannya dalammasakan juga tidak terlalu banyak,''paparnya.
Selain itu,
jika dilihat dari derajat keasaman (pH),
maka terasi bukanlah bahan yang terlalu aman
untuk dikonsumsi. Sebab, derajat keasaman yang
dikandungterasi lebih dari 5. Untungnya, kandungan air bebas atau air
tidak terikat dalamterasi sangat rendah, yakni 0,6.
Dengan begitu, terasi tidak mudah ditumbuhikuman atau mikroba patogen.
Biasanya, kuman patogen mudah tumbuh suburdalam bahan
yang mengandung air bebas di atas 0,9. ''Jadi,
dari segi keamananmikrobiologi, tak ada yang
perludi khawatirkan saat mengonsumsi terasi,'' imbuhDr Ratih Dewanti MSc,
kepala Laboratorium Mikrobiologi Pangan, IPB.
BAB III
PEMBAHASAN
1.
Alat dan Bahan
a. Alat






b. Bahan


Bahan tambahan untuk pembuatan terasi udang
yaitu garam ( NaCl ) , air , pewarna , bahan pemgemas
2.
Prosedur Praktikum
BAGAN PROSEDUR KERJA PEMBUATAN TERASI


Bahan baku yang berupa
udang kita sortasi sesuai ukurannya dan dicuci untuk menghilangkan kotoran,
lendir, dan ditiriskan. Proses pencucian menggunakan air sumur yang sudah
ditaruh dalam wadah lalu kemudian udang dimasukkan kedalam wadah untuk dicuci.

Proses penjemuran
dilakukan dibawah trik matahari, hingga setengah kering dan dibolak-balik.
Menurut Hadiwiyoto (1983), maksud dari penjemuran ini tidak hanya untuk
mengeringkan sama sekali tetapi cukup kira-kira setengah kering saja supaya
mudah untuk digiling atau ditumbuk.

Pada proses ini udang
dimasukkan kedalam alat penggiling untuk menghaluskan udang. Proses
penggilingan bahan terasi ini menggunakan mesin penggiling yang terbuat dari
baja, selain itu penggilingan digunakan untuk mendapatkan hasil yang homogen
dan menghemat tenaga dan waktu. Didalam penumbukan ditambahkan garam, air dan
pewarna dengan perbandingan 1 gayung air dan 2 kg garam serta 1 sendok pewarna
untuk 5 kwintal udang. Menurut Afrianto dan liviawaty (2005) jumlah garam yang
ditambahkan tergantung selera, maksimal 30% dari berat total ikan atau udang
agar terasi yang diproduksi tidak terlalu asin.

Udang yang sudah ditumbuk
dan dihaluskan dengan penggilingan dicetak dengan cetakan lalu dibungkus dengan
pelastik atau dengan daun pisang agar baunya khas.

Terasi yang sudah
dibungkus lalu kita fermentasikan didalam ruang khusus yang terdiri dari
rak-rak tempat meletakan adaonan yang sudah dibungkus. Proses fermentasi ini
dimaksudkan untuk proses penguraian senyawa-senyawa yang kompleks dari daging
udang menjadi senyawa yang sederhanan. Menurut Afrianto dan liviawaty (1989) enzim
yang berperan dalam proses fermentasi pada produk perikanan terutama didominasi
oleh enzim proteolitik yang mampu menguraikan protein. Proses pemerahan
(fermentasi) ini berlangsung 3-4 minggu dan dilakukan pada suhu kamar, jika
terdapat pada inkubator pemerahan dapt dilakukan pada suhu 20-30oC
yang merupakan suhu optimum untuk fermentasi terasi (Anonymous, 2005).

Setelah proses fermentasi
terasi yang sudah jadu lalu dibungkus dengan plastik dengan
bantuan sealer dan siap untuk dipasarkan.
Kadar
garam pada terasi : 10-25%.
Lama
proses fermentasi : 3-4 minggu
pH
pada terasi ikan : pada awal pembuatan terasi mempunyai pH 6, selama
proses fermentasi ph 6,5 dan setelah terasi terbentuk pH 4,5
Kandungan
unsur gizi dalam proses 100 gr terasi menurut Suprapti (2001) sebagai berikut:
No.
|
NamaUnsur
|
Kadar Unsur
|
1.
|
Protein
|
30,0 gr
|
2.
|
Lemak
|
3,5 gr
|
3.
|
Karbohidrat
|
3,5 gr
|
4.
|
Mineral
|
23,0 gr
|
No.
|
NamaUnsur
|
Kadar Unsur
|
5.
|
Kalsium
|
100,0 mg
|
6.
|
Fosfor
|
250,0 mg
|
7.
|
Besi
|
3,1 mg
|
8.
|
Air
|
40,0 gr
|
BAB
IV
KESIMPULAN
A.
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa dalam proses
pembuatan terasi terdapat Mikroorganisme yang berperan daalm proses pengolahannya yaitu bakteri Lactobacillus sp dan
bakteri mesofil. Mikroorganisme tersebut dimanfaatkan untuk mengubah laktosa
menjadi asam laktat . Mikroorganismeebut
ter digunakan pada saat
pematangan yaitu dalam proses pembentukan aroma khas terasi.
B.
SARAN


C.
DOKUMENTASI
DAFTAR
PUSTAKA
http://khadik-astro.blogspot.com/2012/04/fermentasi-pada-terasi-
udang htmlhttp://www.google.co.id/search?q=manfaat+mikroorganisme+dalam+pembuatan+terasi&oq=manfaat+mikroorganisme+dalam+pembuatan+terasi&aqs=chrome..69i57.15487j0j4&sourceid=chrome&es_sm=93&ie=UTF-8&gws_rd=ssl#q=cara+pembuatan+terasi+udang&revid=799908617
http://yukkitajagakesehatan.blogspot.com/2014/07/Cara-membuat-terasi.html
Casino Near Pittsburgh, PA - MapyRO
BalasHapusCasino 경주 출장샵 Near 남양주 출장샵 Pittsburgh, PA · Tropicana Atlantic City Hotel 양산 출장안마 & Casino · Hollywood Casino at 춘천 출장안마 Charles Town Races · Bally's Casino, 평택 출장마사지 Racetrack & Event Center.