Selasa, 21 Juni 2016

mikroba yang berperan dalam pembuatan penicilin



MATA KULIAH : MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
DOSEN               : ZAENAB HUSAIN,SKM,M.Kes
 

“MAKALAH TENTANG PENICILIN DAN MIKROORGANISME YANG BERPERAN DALAM PROSES PEMBUATANNYA”
 






DISUSUN OLEH
NAMA       :        SYAFAAT NUR ZULHAJ
NIM           :        PO.71.3.221.14.1.0
TINGKAT :        I.A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D.III


Kata Pengantar
Assalamu Alaikum Wr.Wb
            Puji dan syukur penulis haturkan atas berkat dan rahmat-Nya lah sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ makalah pembuatan penicillin dan mikroorganisme yang berperan pada proses pembuatannya”, makalah ini merupakan salah satu bentuk tugas yang di berikan pada mata kuliah “ mikrobiologi lingkungan”.
            Pada kesempatan ini izinkan penulis untuk mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Pembimbing, dan teman-teman serta google yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini, dan telah benyak memberikan informasi yang dapat membantu saya untuk menyelesaikan tugas ini, dan juga banyak memberikan pelajaran yang berharga baik langsung maupun tidak langsung.
            Penulis sadar bahwa terdapat banyak kesalahan pada pembuatan makalah ini maka dari itu saya berharap dari para pembaca terkhususnya dosen pembimbing mata kuliah ini untuk memberikan kritik maupun saran yang bersifat membangun, sehingga akan menjadi lebih baik kedepannya. Demikian makalah yang saya buat semoga dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
Wassalamu Alaikum, Wr. Wb
                                                            Makassar, 08 Desember 2014


Penulis





DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan Penulisan
D.    Manfaat Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.    Penisilin dan Mikrobia Penghasil Penisilin
B.     Penicillium Chrysogenum
C.     Pola Pertumbuhan Penicillium chrysogenum
D.    Produksi Penisilin oleh Penicilliun Chrysogenum
E.     Factor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Penisilin
BAB III PEMBAHASAN
A.    Fungsi dan Efek Samping Penisilin
B.     Proses Pengolahan Penisilin
BAB IV PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran
Daftar Pustaka




                                                                      BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan ini, perkembangan antibiotic untuk mengontrol pertumbuhan mikroorganisme pathogen juga semakin berkembang. Menurut Madigan dan Martinko (2006), antibotik merupakan zat kimia yang diproduksi oleh mikroorganisme yang dpat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain. Penisilin merupakan antibiotic pertama yang ditemukan oleh Alexander Fleming pada penelitiannya. Dengan menggunakan kultur Staphylococcus Aureus didapatkan adanya jamur Penicillium yang mempunyai kenampakan bahwa disekitarnya terdapat zona jernih yang tidak dapat ditumbuhi bakteri. Inilah yang menyebabkan penelitian mengenai penicillin terus berlanjut. Menurut Madigan dkk. (2000), penisilin merupakan senyawa metabolit sekunder yang disintesis oleh mikroorganisme pada fase stasioner. Pada fese ini, penisilin diproduksi dan diproses lebih kompleks oleh jamur Penicillium.
Pada dasarnya, jamur bersifat heterotrof, yang mebutuhkan senyawa organic untuk digunakan di dalam kehidupannya. Pertumbuhan Penisilium untuk menghasilkan penicillin memerlukan medium yang terdiri dari sumber karbon, Nitrogen, Mineral, dan precursor. Jamur tidak mampu melakukan fiksasi CO2 seperti bakteri, sehingga sumber karbon harus tersedia dri luar tubuhnya, seperti dari glukosa dan sukrosa Penentuan masa inkubasi sangat penting diperhitungkan di dalam proses industri yang memanfaatkan mikroorganisme karena akan mempengaruhi waktu panen dan kualitas produk yang dipanen, khususnya jika dilihat dari perbedaan sifat pada metabolit primer dan metabolit sekunder. Menurut Crueger dan Crueger(1990), produksi penisilin menggunakan Penicillium chrysogenum umumnya berlangsung selama 140 jam (sekitar 5-6 hari). Namun, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Aritonang (2006), yang menggunakan campuran air lindi dan sukrosa sebagai medium produksi, perlu dilakukan perpanjangan masa inkubasi hingga 8-10 hari untuk mencapai fase stasioner agar produksi penisilin menjadi optimal. Penelitian yang akan dilakukan menggunakan variasi lama waktu inkubasi sebesar 6, 8, 10, 12, dan 14 hari untuk mengetahui pengaruhnya terhadap aktivitas penisilin yang dihasilkan.
Pengujian aktivitas penisilin yang dihasilkan dilakukan dengan metode difusi agar, menggunakan sumuran. Menurut Davidson dan Parish (1989), kelebihan dari metode difusi agar adalah responnya langsung dapat dilihat pada hasil inkubasi, yaitu berupa timbulnya zona jernih karena efek yang ditimbulkan oleh penisilin. Bakteri uji yang digunakan adalah Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, yang merupakan bakteri patogen bagi manusia, dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas penisilin yang dihasilkan di dalam menghambat pertumbuhan bakteri Gram-positif maupun Gram-negatif.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana proses pengolahan penisilin?
2.      Mikroorganisme apa saja yang berperan dalam proses pengolahan penisilin?
3.      Apa saja fungsi dan efek samping dari penisilin?
C.     Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui bagaimana proses pengolahan penisilin,
2.      Untuk mengetahui mikroorganisme yang berperan dalam proses pembuatan penisilin, dan bagaimana mikroorganisme tersebut bekerja
3.      untuk mengetahui funsi dan efek samping penisilin
D.    Manfaat Penulisan
Diharapkan setelah membaca makalah ini, pembaca dapat memperoleh manfaat sbagai berikut :
1.      Dapat mengetahui bagaimana proses pengolah penisilin
2.      Dapat mengetahui dan menjelaskan mikroorganisme yang berperan pada proses pengolahan penisili, dan bagaimana mikroorganisme tersebut berperan dalam pengolahannya
3.      Dapat mengetahui fungsi dan efek samping dari penisilin




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Penisilin dan Mikrobia Penghasil Penisilin
Antibiotika adalah bahan-bahan bersumber hayati yang pada kadar rendah dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Penisilin merupakan salah satu jenis antibiotik yang dihasilkan oleh Penicillium Penisilin merupakan kelompok antibiotik yang ditandai oleh adanya cicin β-laktam dan diproduksi oleh berbagai jenis jamur (eukariot) yaitu dari jenis Penicillium, Aspergillus, serta oleh beberapa prokariot tertentu. Sifat unik pada masing-masingpenisilin ditentukan oleh adanya rantai samping yang berbeda-beda. Secara kimia penisilin digolongkan ke dalam antibiotik β-laktam. Omura (1995) dalam Demain (1996) menyatakan bahwa kira-kira 10.000 metabolitsekunder telah ditemukan struktur kimianya yang tersusun oleh cincin β-laktam, peptide siklik yang terdiri dari asam amino dan senyawa nonprotein, gula dan nukleosida, ikatan tidak jenuh dari poliasetilen dan polien, serta cincin makrolida besar. Struktur kimia penisilin dapat dilihat pada Penisilin diproduksi oleh beberapa jenis jamur antara lain jamur Penicillium notatum, Penicillium chrysogenum, dan lain-lain, serta beberapa jenis Streptomyces Penicillium chrysogenum adalah salah satu mikroorganisme yang penting dalam bidang industri terutama dalam menghasilkan penisilin yang merupakan salah satu antibiotic komersil yang utama Penisilin aktif melawan pertumbuhan banyak spesies bakteri, terutama bakteri yang bersifat Gram positif dan bakteri Gram negatif (Volk dan Wheeler, 1993). Menurut Atlas (1988), penisilin yang efektif terhadap bakteri Gram positif maupun bakteri Gram negative mempunyai spektrum luas atau broad spectrum. Menurut Waluyo (2004), sifat-sifat yang dimiliki penisilin sebagai berikut:
a.       Menghambat atau membunuh patogen tanpa merusak inang (host),
b.      Bersifat bakterisida dan bukan bakteriostatik,
c.       Tidak menyebabkan resistensi pada kuman,
d.      Berspektrum luas, yaitu dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif,
e.       Tidak bersifat alergenik atau menimbulkan efek samping bila dipergunakan dalam jangka waktu lama,
f.       Tetap aktif dalam plasma, cairan badan atau eksudat,
g.      Larut dalam air serta stabil.
B.      Penicillium chrysogenum
Jamur sangat memerlukan bahan makanan yang berbentuk zat organik, selain faktor atau keadaan lingkungan tertentu, seperti suhu dan pH. Jamur diketahui tidak berklorofil dan tidak mampu mensintesis makanan sendiri, sehingga bersifat heterotrof(Makfoeld, 1993).
Jamur tergolong dalam Eumycetes atau fungi sejati dan terdiri atas empat kelas yaitu Phycomycetes, Aascomycetes, Basidiomycetes, dan Deuteromycetes (Fungi Imperfecti). Penicillium bersama-sama dengan Aspergillus merupakan anggota dari kelas Deuteromycetes. Penicillium memiliki ujung konidiofor yang tidak melebar melainkan bercabang-cabang dengan deretan konidium. Kelompok ini meliputi genus yang membentuk konidium dengan struktur yang disebut penicillus (Rahayu et al., 1989). Penicillium chrysogenum merupakan kapang (jamur) yang sangat penting dalam industri fermentasi untuk menghasilkan penisilin. Klasifikasi Penicillium chrysogenum menurut Anonim (2005) adalah sebagai berikut :
Phyllum : Ascomycota
Classis : Euascomycetes
Ordo : Eurotiales
Familia : Trichomaceae
Genus : Penicillium
Species : Penicillium chrysogenum
Ciri-ciri spesifik Penicillium adalah hifa bersekat atau septet, miselium bercabang, biasanya tidak berwarna, konidiofora bersekat atau septet dan muncul di atas permukaan yang berasal dari hifa di bawah permukaan hifa bercabang atau tidak bercabang, kepala hifa yang membawa spora berbentuk seperti sapu, dengan sterigmata muncul dalam kelompok, konidium berbentuk rantai karena muncul satu per satu dari sterigmata. Konidium pada waktu masih muda berwarna hijau, kemudian berubah menjadi kebiruan atau kecokelatan (Fardiaz, 1992). Morfologi P.chrysogenum dapat dilihat pada Morfologi P. chrysogenum.
Koloni Penicillium chrysogenum tumbuh baik pada medium Czapek’s Dox,diameter mencapai 4-5 cm dalam waktu 10 hari (25 ), memiliki permukaan seperti kapas, dan berwarna hijau kekuningan atau hijau agak biru pucat, sedangkan bila berumur tua warna akan semakin gelap (Gandjar et al., 1999). Menurut Pitt dan Hocking (1979), koloni Penicillium chrysogenum tumbuh secara cepat di atas medium standar pada 25 , dan pada Czapek’s Yeast Agar (CYA) menghasilkan blue-green konidium.
C.     Pola Pertumbuhan Penicillium chrysogenum
Definisi pertumbuhan pada organisme multiseluler (termasuk jamur) adalah peningkatan jumlah sel per organisme, sehingga ukuran sel juga menjadi lebih besar. Penicillin chrysogenum yang ditumbuhkan pada konsentrasi air lindi dan gula tebu selama 6 hari inkubasi belum mencapai fase stasioner (Aritonang, 2006). Menurut Crueger dan Crueger (1990), produksi penisilin dengan Penicillium chrysogenum berlangsung dari 0 sampai 140 jam (sekitar 5-6 hari). Pemberian nutrien dalam berbagai komponen dalam medium kultur akan memperpanjang tahap produksi penisilin dari 120 sampai 180 jam (Crueger dan Crueger, 1990). Pola pertumbuhan Penicillium chrysogenum pada limbah tembakau (clove) 60% dengan penambahan variasi kadar gula tebu menunjukan awal fase stasioner diduga berlangsung pada hari ke-6 masa inkubasi dan terjadi sangat singkat . Pola pertumbuhan mikrobia terbagi atas empat fase, yaitu fase lag, fase ekponensial, fase satasioner dan fase kematian. Menurut Fardiaz (1992), pertumbuhan mikrobia dalam suatu medium diikuti dalam waktu pengamatan  yang cukup lama, maka dapat digambarkan dalam bentuk pola atau fase pertumbuhan yang meliputi :
a)      Fase adaptasi yaitu fase pada saat mikrobia menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dan sel-sel mulai membesar tetapi belum membelah diri,
b)      Fase pertumbuhan dipercepat yaitu fase saat mikrobia mulai membelah diri tetapi waktu generasi masih panjang,
c)      Fase pertumbuhan logaritma yaitu fase saat kecepatan pembelahan sel paling tinggi dan waktu generasi pendek,
d)      Fase pertumbuhan yang mulai menghambat, yaitu fase saat kecepatan pembelahan sel mulai berkurang, jumlah mikrobia yang mati bartambah banyak karena nutrien mulai berkurang,
e)      Fase stasioner yaitu fase pertumbuhan saat kadar nutrien semakin berkurang dan sel tidak tumbuh lagi,
f)       Fase kematian dipercepat yaitu fase saat kecepatan kematian meningkat terus dan kecepatan pembelahan sel menjadi nol.
Menurut Jutono et al., (1980), pertumbuhan mikrobia di dalam suatu suspensi atau bahan dapat diukur dengan beberapa cara, yaitu perhitungan massa sel secara langsung dan secara tidak langsung. Perhitungan jumlah mikrobia secara langsung dipakai untuk menentukan jumlah mikrobia keseluruhan baik yang mati maupun yang hidup, dengan cara, yaitu menggunakan counting chamber, pengecatan, dan pengamatan mikroskopik menggunakan filter membran.
Perhitungan jumlah mikrobia secara tidak langsung dipakai untuk menentukan jumlah mikrobia keseluruhan baik yang hidup maupun yang mati atau hanya untuk menentukan jumlah mikrobia yang hidup saja, tergantung pada cara yang digunakan. Beberapa metode yang digunakan adalah menggunakan sentrifuge, turbidimetrik berdasarkan analisis kimia, berat kering, cara pengenceran, Most Probable Number (MPN), dan berdasarkan jumlah koloni (plate count) (Jutono et al., 1980). Perhitungan secara tubidimetrik atau perhitungan secara langsung massa sel atau filamen miselium sampel dalam suatu volume tertentu. Dalam penentuannya, sampel mula-mula disentrifugasi atau disaring lalu dicuci, dikeringkan dan ditimbang beratnya. Perhitungan secara langsung sering digunakan untuk pengukuran sel selama proses fermentasi (Waluyo, 2009).
D.    Produksi Penisilin oleh Penicillium chrysogenum
Produksi penisilin oleh jamur Penicillium chrysogenum terjadi selama fase stasioner sehingga dikenal sebagai metabolit sekunder. Dalam metabolit sekunder ini terdapat fase pertumbuhan (tropofase) dan fase pembentukkan produk (idiofase). Kebanyakan produk diproduksi setelah pertumbuhan masuk dalam fase stasioner Menurut Crueger dan Crueger (1990), produksi penisilin dengan Penicillium chrysogenum berlangsung dari 0 sampai 140 jam (sekitar 5-6 hari). Fase pertumbuhan Penicillium chrysogenum mempunyai jangka waktu sekitar 40 jam, selama waktu tersebut medium akan digunakan untuk pembentukkan massa sel. Selanjutnya setelah 40 jam, medium digunakan untuk produksi penisilin. Tahap produksi penisilin dapat diperluas dari 120 sampai 180 jam apabila digunakan menambah nutrien seperti glukosa dan nitrogen dalam berbagai komponen medium kultur. Penisilin yang dihasilkan oleh Penicillium chrysogenum merupakan hasil metabolit sekunder yang bersifat ekstraseluler. Penisilin yang akan dikeluarkan dari sel dan terakumulasi di dalam medium fermentasi, sehingga perlu dilakukan purifikasi.
E.     Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi Penisilin.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikrobia adalah tersedianya nutrien, air, suhu, oksigen, pH, adanya zat-zat penghambat, dan adanya mikrobia lain (Fardiaz, 1992).Pembentukan biomasa oleh ketersediaan nutisi dalam medium dan keadaan lingkungan sekitar. Penicillium chrysogenum memerlukan sumber C organik dalam jumlah sekitar 4-5% (Makfoeld, 1993). Sumber karbon yang terkandung dalam medium pertumbuhan akan digunakan untuk perbanyakan biomasa miselium kira-kira 65%, untuk pertumbuhan sel kira-kira 25% dan untuk pembentukan produk kira-kira 10% (Cruger dan Cruger, 1990). Sumber N bagi pertumbuhan mikrobia diperlukan untuk sentesis berbagai senyawa sel yang penting termasuk asam amino, protein, asam nukleat, dan beberapa vitamin (Garaway dan Evans, 1984).
Air sangat vital artinya bagi kehidupan mikroorganisme karena semua aktivitas metabolisme terjadi dalam substrat yang mengandung air bebas. Tiap jenis mikrobia mempunyai kelembaban optimum tertentu, pada umumnya khamir dan bakteri membutuhkan kelembaban yang lebih tinggi dibanding jamur (Hidayat at al., 2006). Tidak semua air dalam medium digunakan oleh mikrobia, air yang digunakan disebut air bebas. Ketersediaan air yang dapat digunakan oleh mikrobia sering dinyatakan dengan aktivitas air (aw) yaitu nilai perbandingan antara tekanan uap air dengan tekanan uap murni. Nilai aw untuk bakteri antar 0,90 sampai 0,99 namun bakteri halofil memiliki aw 0,75 (Hidayat et al., 2006). Suhu merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan mikrobia. Beberapa mikrobia dalam kisaran suhu yang luas. Berkaitan dengan suhu pertumbuhan dikenal suhu minimum, maksimum dan optimum. Suhu minimum adalah suhu terendah dimana kegiatan mikrobia masih berlangsung. Suhu maksimum adalah suhu tertinggi yang masih dapat menumbuhkan mikrobia tetapi pada tingkat kegiatan fisiologi yang rendah.
Sedangkan suhu optimum adalah suhu paling baik untuk pertumbuhan mikrobia. Menurut Waluyo (2004), kebanyakan kapang bersifat mesofilik, yaitu mampu tumbuh baik pada suhu kamar. Suhu optimum untuk produksi penisilin oleh Penicillium chrysogenum dan kapang lainnya dalam memproduksi penisilin berkisar antara 24-30oC. Oksigen merupakan unsur yang terdapat dalam molekul hayati seperti asam amino, nukleotida dan gliserida. Kebutuhan oksigen dipenuhi bersama dengan masuknya molekul lain seperti protein dan lipid. Disamping itu, oksigen dalam bentuk O2 juga diperlukan untuk menjalankan respirasi aerobik. Aerasi dan agitasi (pengadukan) diperlukan untuk mensuplai oksigen bagi aktivitas metabolik mikrobia. Jumlah oksigen yang kurang dari kebutuhan minimal akan menghambat pertumbuhan sel dan sintesis produk. Volume penyerapan oksigen minimum dalam fermentasi penisilin berkisar antara 0,4-0,8 mM/L. Kecepatan agitasi yang digunakan dengan berbagai macam turbin, yaitu sekitar 120-150 rpm (Crueger dan Crueger, 1990). Konsentrasi ion hidrogen (pH) atau derajat keasaman sangat memengaruhi pertumbuhan mikrobia karena nilai pH sangat menentukan aktivitas enzim. Selama pertumbuhan mikrobia dapat menyebabkan perubahan pH medium sehingga tidak sesuai lagi untuk pertumbuhan, karena itu diperlukan buffer di dalam medium untuk mencegah perubahan pH. Menurut Fardiaz (1988), Kontrol pH dalam fermentasi sangat penting dilakukan karna pH yang optimum harus tetap di pertahankan, kapang mempunyai kisaran pH untuk pertumbuhan 3-8,5. Menurut Waluyo (2004), kebanyakan kapang dapat tumbuh baik pada pH 2,0-8,5, tetapi biasanya pertumbuhan akan baik pada kondisi pH rendah atau asam. Kebanyakan spesies fungi dapat tumbuh dalam rentang pH yang lebih lebar dari sangat asam sampai sangat alkali. Dalam biakan fungi dapat tumbuh pada pH 2-3 dan beberapa cenderung masih aktif pada pH 9 atau lebih, seperti antibiotik yang terkenal yaitu Penicilium (penisilin), groseofulvin, Chepolasaparium (sapalossporin), Aspergillus (Fumigasi), Chaetomium (chetomin), Fusarium (javanisilin), dan Trocoderma (Gliotoxin) (Suwandi, 1989).Beberapa jenis jamur memproduksi komponen penghambat bagi mikrobia lainya, misalnya Penicillium chrysogenum dengan memproduksi penisilin. Aktivitas penisilin dari Penicillium chrysogenum mampu menghambat bakteri Staphyloccocus aureus dan Escherichia coli, ditunjukkan dengan luas zona hambat yang diperoleh pada konsentrasi air lindi 45% dengan penambahan konsentrasi gula tebu 6% yaitu sebesar 0,833 dan 0,145 cm2 (Aritonang, 2006).. Beberapa komponen kimia bersifat mikrostatik, menghambat pertumbuhan jamur misal asam sorbat, propianat, asetat atau fungisida yang mematikan jamur (Hidayat et al., 2006).













 BAB III
PEMBAHASAN
A.    Fungsi dan Efek Samping Penisilin
Penisilin merupakan jenis antibiotic yang masuk dalam kelompok beta laktam yang pertma kali ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun 1928 di London. Penisilin yang digunakan di dunia medis, terdiri dari 2 yaitu :
1.      Penisilin alam
2.      Penisilin semisismetik
Pembuatan penisilin semisismetik dilakukan dengan cara mengubah struktur kimia penisilin alam atau dengan cara sintesisdari inti penisilin.
1.      Fungsi Penisilin
Penisilin digunakan untuk mengatasi infeksi yang berkaitan dengan :
a.       Kulit
b.      Gigi
c.       Mata
d.      Telinga
e.       Saluran pernafasan
Cara kerja penisilin adalah dengan menghambat pembentukan mukopeptidayang diperlukan untuk pembentukan sintesis dinding sel. Sehingga penisilin akan menghasilkan efek untuk membunuh bakteri atau mikriba yang sedang aktif membelah diri.
2.      Efek Samping Penisilin
Efek samping yang mungkin akan timbul saat penggunaanpenisilin adalah :
Ø  Mudah marah
Ø  Halusinasi
Ø  Kejang
Ø  Nyeri pada bagian lidah atau tenggorokan
Ø  Muntah
Ø  Diare
Ø  Dan bukan merupakan sesuatu yang serius
Pada orang yang pengalami alergi pada penisilin kemungkinan akan mengalami masalah kulit seperti :
a)      Gatal-gatal
b)      Ruam
Hingga reaksi sistemik yang serius. Pada dosis yang tinggi, efek samping penggunaan penisilin dapat memicu reaksi nefrotoksis dan neurotoksis.
B.     Proses Pengolahan Penisilin








BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan dari makalah di atas maka saya dapat mengambil kesimpulan yaitu :
1.      Mikroorganisme yang digunakan dalam pengolahan penisilin adalah jamur Penicillium chrysogenum.
2.      penisilin merupakan salah satu antibiotika yang menggunakan mikroorganisme berupa jamur penicillium chrysogenum yang ditemukan oleh Alexander Fleming, yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi pada tubuh manusia.
3.      Penisilin memiliki beberapa funsi dan juga efek samping di antara lain, salah satu fungsi penisilin adalah untuk mengatasi infeksi yang terjadi pada mulut, kulit, dll. Sedangkan efek samping yang bias di timbulkan adalah salah satunya yaitu, dapat menyebabkan mutah, diare, dll.
B.     Saran
Pada pengolahan penislin sebaiknya harus diperhatikan tingkat kesterilan alat alat yang di gunakan, dan juga harus benar benar memperhatikan bagaimana fermentasinya, dan juga kualitas kontrolnya juga sangat penting, intinya, pada proses pengolahan penisilin, kita harus benar benar teliti dalam proses pengerjaanyya sehingga penisilin yang di hasilkan dapat benar baik.














DAFTAR PUSTAKA

usuhamart.wordpress.com/2012/02/23/membuat-antibiotik/. Diakses pada tanggal 08 desember 2014, pukul 20.16

70penemu.blogspot.com/2012/03/Alexander-fleming-penemu-penisilin.html#axzz3LJdwM9Vg , diakses pada tanggal 08 desember 2014, pekul 20.30

Indobeta.com/fungsi-dan-efek-samping-penisilin/13851/, diakses pada 08 desember 2014. Pukul 20.34

Kepacitan.wordpress.com/farmakologi/penisilin/, diakses paa 08 desember 2014 pukul 16.37

Ilmuantibiotik.blogspot.in/2013/05/penisilin-dan-penggunaannya.html?m=1, diakses pada tanggal 08 desember 2014 pukul 21.00






Tidak ada komentar:

Posting Komentar