Selasa, 21 Juni 2016

pmm makalah timah pada susu kaleng



BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia yang penting salah satunya adalah pangan di samping papan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Dilihat dari segi ilmu gizi, susu merupakan bahan pangan yang sempurna karena mengandung hampir semua zat gizi yang diperlukan tubuh manusia sehingga baik untuk dikonsumsi dan merupakan makanan alamiah. Susu biasanya berarti cairan bergizi yang dihasilkan oleh kelenjar susu dari mamalia betina. Susu adalah sumber gizi utama bagi bayi sebelum mereka dapat mencerna makanan padat. Susu binatang (biasanya sapi) juga diolah menjadi berbagai produk seperti mentega, yoghurt, es krim, keju, susu kental manis, susu bubuk, susu steril, susu UHT (Ultra High Temperature Milk) dan lain-lain untuk konsumsi manusia . Dari sudut lain air susu juga dapat digunakan sebagai bahan mentah yang mengandung sumber zat-zat makan yang penting. Sebagai salah satu produk hasil ternak, susu juga merupakan salah satu minuman bergizi dimana sebagian besar digunakan sebagai produk pangan.
Ditinjau dari komposisi kimianya, susu merupakan minuman bergizi tinggi dan merupakan bahan makanan yang istimewa bagi manusia karena kelezatan serta komposisi yang ideal selain mengandung semua zat yang dibutuhkan oleh tubuh, semua zat makanan yang terkandung didalam air susu dapat diserap oleh darah dan dimanfaatkan oleh tubuh. Akan tetapi sama halnya dengan komoditas pertanian pada umumnya, susu dapat dengan mudah rusak oleh mikroorganisme (Wahyudi, 2006). Dengan adanya teknologi pengolahan atau pengawetan bahan makanan, maka hal tersebut diatas dapat diatasi, sehingga air susu akan beraroma enak dan banyak disukai orang. Adapun prinsip dasar dari pengolahan air susu adalah pasteurilisasi dan sterilisasi. Apabila tidak dilakukan dengan sempurna maka air susu dikhawatirkan akan terkontaminasi. Terlebih-lebih bila alat penyimpan air susunya (milk can) tidak dibebas hamakan terlebih dahulu. Pengolahan air susu sapi dimaksudkan untuk mendiversifikasikan air susu sapi menjadi bahan makanan dalam berbagai bentuk. Selain itu untuk menghindari agar air susu sapi tidak menjadi mubazir atau terbuang percuma. Sebagaimana kita ketahui bahwa air susu sapi murni hanya mampu bertahan dalam waktu kurang dari 24 jam. Lewat dari batas waktu tersebut kalau tidak bisa memanfaatkannya, maka air susu akan terbuang percuma dan menyebabkan kerugian yang tidak sedikit nilainya.
Dewasa ini telah banyak beredar di pasaran berbagai macam produk olahan susu antara lain susu skim, susu krim, susu kental manis, susu yang diuapkan, mentega, dan susu kering atau bubuk. Karena sifat susu yang mudah rusak, maka pengawetan sangat diperlukan. Sebelum penggunaan plastik meluas, susu awalnya di kemas dalam botol kaca. Penggunaan botol kaca semakin kurang jaman sekarang ini. Kebanyakan orang membeli susu dalam kotak plastik atau kemasan kotak kertas berlilin. Cahaya Ultraviolet dari lampu neon (fluorescent lamp) mampu memusnahkan sebagian protein dalam susu, jadi banyak perusahaan yang dulunya mengedarkan susu dalam kemasan plastik jernih kini beralih kepada bahan yang lebih tebal dan dapat menghalangi sinar berbahaya. Untuk jenis susu kental, susu steril dan susu bubuk umumnya diedarkan dalam Kemasan logam atau kaleng.
Produk susu kental manis, susu bubuk, dan susu steril seringkali dibuat dalam kemasan yang terbuat dari gelas, plastik, dan kaleng dimaksudkan untuk menghindari pengaruh sinar matahari, lama pengemasan, penyimpanan dan lain-lain. Dan akibat dari pengemasan itu juga, maka produk sering mengalami kerusakan baik secara mikrobiologis, mekanis maupun kimiawi. Kerusakan produk secara kimia disebabkan karena adanya interaksi antara produk yang dikemas dengan komponen penyusun kemasan. Bahan-bahan dari kemasan akan bereaksi membentuk persenyawaan dengan zat-zat yang terkandung dalam produk susu. Hal ini berakibat pada produk yang dikemas akan tercemari oleh komponen-komponen yang lain dalam kemasan.
Kualitas makanan atau bahan makanan di alam tak lepas dari berbagai pengaruh seperti kondisi lingkungan yang menjadikan layak atau tidaknya suatu makanan untuk dapat di konsumsi. Berbagai bahan pencemar terkandung dalam makanan karena penggunaan bahan baku pangan terkontaminasi oleh proses pengolahan maupun penyimpanan. Makanan maupun minuman biasanya ditempatkan pada suatu wadah yang dipakai untuk dapat memperpanjang umur makanan tersebut. Biasanya tempat yang digunakan adalah kaleng, akan tetapi makanan kaleng dapat menyerap logam dari wadahnya misalnya timah (Sn), hal tersebut sering dinamakan korosi. Pada makanan bersifat asam dan dikalengkan tanpa oksigen, timah menjadi anoda dalam pasangan timah-besi. Timah pada kondisi ini larut dengan laju sangat rendah dan dapat melindungi produk selama dua tahun atau lebih. Dan masalah korosi kaleng yang lain adalah pewarnaan sulfida.
Sehingga tidaklah mengherankan bila belakangan banyak jenis makanan yang beredar di masyarakat tidak terjamin lagi keamanannya karena terkontaminasi oleh bahan-bahan kimia atau senyawa-senyawa kimia. Bahan makanan atau minuman dalam wadah kaleng memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat bukan karena kelezatannya, tetapi juga agar dapat disimpan lebih lama dan di makan serta di minum dengan praktis.
B.   Tujuan
1.    Untuk mengetahui tentang Sn.
2.    Untuk mengetahui bagaimana kandungan Sn pada susu kaleng.
3.    Untuk mengetahui bahaya yang ditimbulkan Sn pada susu kaleng.
4.    Untuk mengetahui cara agar Sn tidak melebihi batas maksimum pada susu kaleng.
C.   Manfaat
1.    Kita dapat mengetahui tentang Sn.
2.    Kita dapat mengetahui bagaimana kandungan Sn pada susu kaleng.
3.    Kita dapat mengetahui bahaya yang ditimbulkan Sn pada susu kaleng.
4.    Kita dapat mengetahui cara agar Sn tidak melebihi batas maksimum pada susu kaleng.















BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Timah (Sn)
Timah adalah sebuah unsur kimia dalam table periodic yang memiliki simbol Sn (bahasa Latin: stannum) dan bernomor atom 50 (golongan IVA, periode 5). Timah dalam bahasa Inggris disebut sebagai Tin dengan simbol kimia Sn. Kata “Tin” diambil dari nama Dewa bangsa Etruscan “Tinia”. Nama latin dari timah adalah “Stannum” dimana kata ini berhubungan dengan kata “stagnum” yang dalam bahasa Inggris bersinonim dengan kata “dripping” yang artinya menjadi cair / basah. Penggunaan kata ini dihubungkan dengan logam timah yang mudah mencair.
Timah merupakan logam putih keperakan, logam yang mudah ditempa dan bersifat fleksibel, memiliki struktur kristalin, akan tetapi bersifat mudah patah jika didinginkan. Timah abu-abu (α) memiliki warna abu-abu, dan memiliki struktur kristal kubik mirip diamond, silicon, dan germanium. Alotrop Timah ada dibawah suhu 13,20C dan tidak memiliki sifat logam sama sekali. Diatas suhu ini timah ada dalam bentuk Timah α, timah jenis inilah yang kita lihat sehari-hari. Timah ini biasa disebut sebagai timah putih disebabkan warnanya putih mengkilap, dan memiliki struktur kristal tetragonal. Tingkat resistansi transformasi dari timah putih ke timah hitam dapat ditingkatkan dengan pencampuran logam lain pada timah seperti seng, bismuth, atau gallium.Timah berupa logam berwarna abu-abu keperakan, dengan kekerasan yang rendah (1,5), 7,3 g/cm3,  sifat konduktivitas panas dan listrik yang tinggi.
Dalam keadaan normal (13 – 1600C), logam ini bersifat mengkilap dan mudah dibentuk. Mineral yang terkandung di dalam bijih timah pada umumnya ada mineral utama, yaitu kasiterit dan ada juga mineral ikutan, yaitu pirit, kuarsa, zircon, ilmenit, plumbum, bismut, arsenik, stibnite, kalkopirit, kuprit, xenotim, dan monasit merupakan mineral ikutan.
B.   Kandungan Timah (Sn) Pada Susu Kaleng
Kaleng adalah lembaran baja yang disalut timah (Sn) atau berupa wadah yang dibuat dari baja dan dilapisi timah putih tipis dengan kadar tidak lebih dari 1,00-1,25% dari berat kaleng itu sendiri. Terkadang lapisan ini dilapisi lagi oleh lapisan bukan metal yaitu untuk mencegah reaksi dengan makanan ataupun minuman di dalamnya. Kelebihan menonjol dari kemasan ini adalah bisa dilakukannya proses sterilisasi, sehingga makanan yang disimpan di dalamnya menjadi steril, tidak mudah rusak, dan awet. Dan pengertian dari baja adalah logam alloy yang komponen utamanya adalah besi (Fe), dengan karbon sebagai material pengalloy utama. Baja dengan peningkatan jumlah karbon dapat memperkeras dan memperkuat besi, tetapi juga lebih rapuh. Definisi klasik, baja adalah besi-karbon alloy dengan kadar karbon sampai 5,1 persen; ironisnya, alloy dengan kadar karbon lebih tinggi dari ini dikenal dengan besi (Fe). Definisi yang lebih baru, baja adalah alloy berdasar terhadap korosi juga tidak sempurna, akan tetapi terhadap reaksi dengan makanan di dalamnya lebih lambat dibandingkan dengan baja. Bagi orang awam, kaleng sering diartikan sebagai tempat penyimpanan atau wadah yang terbuat dari logam dan digunakan untuk mengemas makanan, minuman, atau produk lain. Dalam pengertian ini, kaleng juga termasuk wadah yang terbuat dari aluminium (Al). Kaleng timah (tin can) merupakan pengembangan dari penemuan Nicolas Francois Appert pada dasawarsa 1800-an. Produk ini dipatenkan oleh seorang berkebangsaan Inggris, Peter Durand pada 1810. Berkat penemuan produksi massal, pada akhir abad ke-19, kaleng yang berbahan dasar timah (Sn) menjadi standar produk konsumen. Produk-produk makanan maupun minuman yang biasanya mengalami proses pengalengan ataupun menggunakan kaleng sebagai tempat (wadahnya) adalah produk-produk yang disterilisasi dengan panas. Proses pembuatan kaleng dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini.
Dalam kemasan kaleng, makanan dapat dipanaskan hingga suhu yang sangat tinggi dan tekanan yang tinggi pula. Dengan demikian semua mikroba yang hidup bersama makanan tersebut akan mati. Karena kaleng juga ditutup dengan sangat rapat, maka mikroba baru tidak akan bisa masuk kembali ke dalamnya. Oleh karena itu makanan kaleng dapat disimpan hingga dua tahun dalam keadaan baik, tidak busuk, dan tidak beracung. Kini kita bisa menyaksikan susu kaleng yang dikemas di dalam kaleng ada di warung dan supermarket atau swalayan. Merknyapun bermacam-macam, baik produksi dalam negeri maupun impor. Jadi, umur tempat jalannya reaksi panas makanan selama penyimpanan ditentukan oleh daya tahan kaleng terhadap korosi.
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi besarnya korosi pada kaleng bagian dalam, diantaranya :
a.      Tingginya sisa oksigen dalam makanan.
b.      Adanya akselator korosi, seperti Nitrat dan senyawa Sulfur lainnya.
c.       pH makanan dalam kaleng
d.       Suhu dan lama penyimpanan
e.      Jenis kaleng dan lapisan penahan korosi
Biasanya besarnya korosi di bagian luar akan lebih mudah terkontrol, hal tersebut dikarenakan oleh :
a.      Komposisi air pendingin (mengandung klor, melarutkan garam, dsb).
b.      Ketipisan lapisan timah dan jenis kaleng yang digunakan.
Sedangkan untuk bagian dalam kaleng dihindarkan dari terjadinya karat ataupun reaksi terhadap makanan di dalamnya terutama reaksi dengan asam, yaitu dengan cara melapisinya dengan Enamel. Dan biasanya enamel yang dipakai adalah campuran dari Oleoresin Seng Oksida (ZnO). Oleh karenanya logam timah (Sn) dipilih sebagai bahan dasar pembentuk kaleng karena relatif tidak beracun dan menambah daya tarik kemasan karena berkilat dan tahan karat.
Orang yang terpapar timah dalam jangka waktu lama. Misalnya pekerja, atau penduduk yang tinggal di sekitar industri yang menggunakan bahan timah hitam akan mengalami penyakit anemia, gejalanya terdapat garis biru hitam pada gusi, nyeri perut, konstipasi (sulit buang air besar), dan muntah. Oleh karenanya, harus diwaspadai adanya timah pada kemasan makanan dan minuman, peralatan yang mengandung timah misalnya baterai, cat, dan minyak bumi.
C.    Bahaya Timah (Sn) pada Susu Kaleng
Jumlah kecil timah dalam makanan kaleng tidak berbahaya bagi manusia. Limit dalam makanan di Amerika Serikat adalah 300 mg/kg. Senyawa timah trialkil dan triaril berbahaya bagi makhluk hidup dan harus ditangani secara hati-hati. Timah juga digunakan dalam pembuatan grenjeng rokok (timah putih), pada longsongan peluru (timah hitam).
Wadah kaleng pada umumnya digunakan untuk berbagai produk yang mengalami proses sterilisasi termal. Pada mulanya wadah kaleng dibuat dari plat timah (tin plate) yang terdiri dari lembaran dasar baja yang timah putih (Sn) panas (hot dipping) atau dengan proses elektrolisa. Kemudian berkembang berbagai jenis yang berbeda dengan plat timah standar, seperti misalnya kaleng baja bebas timah (tin free steel).
Bentuk dari kemasan kaleng itu sendiri dibedakan menjadi dua jenis yaitu kaleng two piece cans dan kaleng three piece. Three fiece cans adalah kaleng yang terdiri dari tiga sambungan yaitu dibagian badan kaleng, di bagian tutup atas kaleng dan sebagian tutup bawah kaleng. Sedangkan two piece cans adalah kaleng yang secara keseluruhan hanya memiliki satu sambungan, yaitu di bagian tutup atas kaleng.
Kerusakan produk pangan kalengan terutama disebabkan karena interaksi antara logam dasar pembuat kaleng, yaitu Sn dan Fe yang dapat menyebabkan perubahan yang tidak diinginkan seperti perubahan warna, terjadi off-flavour, kehilangan nilai nutrisi, dan terbentuknya karat pada kaleng. Selain itu bagian sambungan kaleng yang disolder dapat menyebabkan terjadinya kontak antara Sn dari solder dengan produk pangan yang memiliki kadar asam rendah sehingga terjadi sulfide stain atau noda hitam pada produk kalengan. Logam Sn yang merupakan logam dasar pembuat kemasan kaleng termasuk kedalam golongan logam berat. Jika produk pangan kalengan yang terkontaminasi logam berat masuk kedalam tubuh manusia akan menimbulkan suatu keracunan. Hal ini disebabkan toksikan dari logam berat mempunyai kemampuan untuk berfungsi sebagai co faktor enzim, akibatnya enzim tidak dapat berfungsi sebagaimana biasanya sehingga reaksi metabolisme terhambat.
D.   Cara Pencegahan agar Sn Tidak Mencemari Susu Kaleng Melebihi Batas Masimum
Cara pencegahan yang dapat di lakukan agar susu kental manis dalam kemasan kaleng tidak melebihi batas kandungan maksimum pada susu adalah :
1.    Memilah kaleng yang baik yang di gunakan pada saat mengemas susu kental manis.
2.    Pada saat melakukan pembelian sebaiknya memperhatikan kaleng dari susu yang dibeli jangan sampai kaleng kemasan sudah berkarat atau rusak karena memungkinkan mengandung Sn yang banyak pada susu kaleng tersebut yang disebabkan kaleng yang Rusak.




























BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Timah adalah sebuah unsur kimia dalam table periodic yang memiliki simbol Sn (bahasa Latin: stannum) dan bernomor atom 50 (golongan IVA, periode 5). Kandungan Timah pada susu kaleng dapat melebihi batas pada susu kental manis kebanyakan disebabkan karena kaleng kemasannya yang rusak atau berkarat. Kandungan timah atau Sn yang melebihi batas pada susu kental manis dapat menyebabkan susu kaleng yang dikonsumsi sudah kekurangan nutrisi, dan terbentuknya karat pada kaleng kemasan,dan yang ditimbulkan dari dalam tubuh ketika kelebihan Timah atau Sn adalah terhambatnya metabolisme di dalam tubuh.
B.   Saran
Sebaiknya untuk produsen aau tempat pembuatan susu kaleng agar melakukan pemilahan kaleng yang baik yang di gunakan pada saat mengemas susu kental manis.dan untuk masyarakat yang senang mengkonsumsi susu kaleng agar pada saat melakukan pembelian sebaiknya memperhatikan kaleng dari susu yang dibeli jangan sampai kaleng kemasan sudah berkarat atau rusak karena memungkinkan mengandung Sn yang banyak pada susu kaleng tersebut yang disebabkan kaleng yang Rusak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar