BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kebutuhan dasar manusia yang penting salah satunya adalah
pangan di samping papan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Dilihat dari segi
ilmu gizi, susu merupakan bahan pangan yang sempurna karena mengandung hampir
semua zat gizi yang diperlukan tubuh manusia sehingga baik untuk dikonsumsi dan
merupakan makanan alamiah. Susu biasanya berarti cairan bergizi yang dihasilkan
oleh kelenjar susu
dari mamalia
betina. Susu adalah sumber gizi utama bagi bayi
sebelum mereka dapat mencerna makanan padat. Susu binatang (biasanya sapi)
juga diolah menjadi berbagai produk seperti mentega, yoghurt, es
krim,
keju, susu kental manis, susu
bubuk, susu steril, susu UHT (Ultra High Temperature Milk)
dan lain-lain untuk konsumsi manusia . Dari sudut lain air susu juga dapat
digunakan sebagai bahan mentah yang mengandung sumber zat-zat makan yang
penting. Sebagai salah satu produk hasil ternak, susu juga merupakan salah satu
minuman bergizi dimana sebagian besar digunakan sebagai produk pangan.
Ditinjau dari komposisi kimianya, susu merupakan minuman
bergizi tinggi dan merupakan bahan makanan yang istimewa bagi manusia karena
kelezatan serta komposisi yang ideal selain mengandung semua zat yang
dibutuhkan oleh tubuh, semua zat makanan yang terkandung didalam air susu dapat
diserap oleh darah dan dimanfaatkan oleh tubuh. Akan tetapi sama halnya dengan
komoditas pertanian pada umumnya, susu dapat dengan mudah rusak oleh
mikroorganisme (Wahyudi, 2006). Dengan
adanya teknologi pengolahan atau pengawetan bahan makanan, maka hal tersebut
diatas dapat diatasi, sehingga air susu akan beraroma enak dan banyak disukai
orang. Adapun prinsip dasar dari pengolahan air susu adalah pasteurilisasi dan
sterilisasi. Apabila tidak dilakukan dengan sempurna maka air susu
dikhawatirkan akan terkontaminasi. Terlebih-lebih bila alat penyimpan air susunya
(milk can) tidak dibebas hamakan terlebih dahulu. Pengolahan air susu
sapi dimaksudkan untuk mendiversifikasikan air susu sapi menjadi bahan makanan
dalam berbagai bentuk. Selain itu untuk menghindari agar air susu sapi tidak
menjadi mubazir atau terbuang percuma. Sebagaimana kita ketahui bahwa air susu
sapi murni hanya mampu bertahan dalam waktu kurang dari 24 jam. Lewat dari
batas waktu tersebut kalau tidak bisa memanfaatkannya, maka air susu akan
terbuang percuma dan menyebabkan kerugian yang tidak sedikit nilainya.
Dewasa ini telah banyak
beredar di pasaran berbagai macam produk olahan susu antara lain susu skim,
susu krim, susu kental manis, susu yang diuapkan, mentega, dan susu kering atau
bubuk. Karena sifat susu yang mudah rusak, maka pengawetan sangat diperlukan.
Sebelum penggunaan plastik meluas, susu awalnya di kemas dalam botol kaca.
Penggunaan botol kaca semakin kurang jaman sekarang ini. Kebanyakan orang
membeli susu dalam kotak plastik atau kemasan kotak kertas berlilin. Cahaya Ultraviolet dari lampu neon (fluorescent
lamp) mampu memusnahkan
sebagian protein dalam susu, jadi banyak perusahaan yang dulunya mengedarkan
susu dalam kemasan plastik jernih kini beralih kepada bahan yang lebih tebal
dan dapat menghalangi sinar berbahaya. Untuk jenis susu kental, susu steril dan
susu bubuk umumnya diedarkan dalam Kemasan logam atau kaleng.
Produk susu kental
manis, susu bubuk, dan susu steril seringkali dibuat dalam kemasan yang terbuat
dari gelas, plastik, dan kaleng dimaksudkan untuk menghindari pengaruh sinar
matahari, lama pengemasan, penyimpanan dan lain-lain. Dan akibat dari pengemasan itu juga, maka produk sering
mengalami kerusakan baik secara mikrobiologis, mekanis maupun kimiawi.
Kerusakan produk secara kimia disebabkan karena adanya interaksi antara produk
yang dikemas dengan komponen penyusun kemasan. Bahan-bahan dari kemasan akan
bereaksi membentuk persenyawaan dengan zat-zat yang terkandung dalam produk
susu. Hal ini berakibat pada produk yang dikemas akan tercemari oleh
komponen-komponen yang lain dalam kemasan.
Kualitas makanan atau
bahan makanan di alam tak lepas dari berbagai pengaruh seperti kondisi
lingkungan yang menjadikan layak atau tidaknya suatu makanan untuk dapat di
konsumsi. Berbagai bahan pencemar terkandung dalam makanan karena penggunaan
bahan baku pangan terkontaminasi oleh proses pengolahan maupun penyimpanan.
Makanan maupun minuman biasanya ditempatkan pada suatu wadah yang dipakai untuk
dapat memperpanjang umur makanan tersebut. Biasanya tempat yang digunakan
adalah kaleng, akan tetapi makanan kaleng dapat menyerap logam dari wadahnya
misalnya timah (Sn), hal tersebut sering dinamakan korosi. Pada makanan
bersifat asam dan dikalengkan tanpa oksigen, timah menjadi anoda dalam pasangan
timah-besi. Timah pada kondisi ini larut dengan laju sangat rendah dan dapat
melindungi produk selama dua tahun atau lebih. Dan masalah korosi kaleng yang
lain adalah pewarnaan sulfida.
Sehingga tidaklah mengherankan bila belakangan banyak
jenis makanan yang beredar di masyarakat tidak terjamin lagi keamanannya karena
terkontaminasi oleh bahan-bahan kimia atau senyawa-senyawa kimia. Bahan makanan
atau minuman dalam wadah kaleng memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat bukan
karena kelezatannya, tetapi juga agar dapat disimpan lebih lama dan di makan
serta di minum dengan praktis.
B.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui tentang Sn.
2. Untuk
mengetahui bagaimana kandungan Sn pada susu kaleng.
3. Untuk
mengetahui bahaya yang ditimbulkan Sn pada susu kaleng.
4. Untuk
mengetahui cara agar Sn tidak melebihi batas maksimum pada susu kaleng.
C.
Manfaat
1. Kita
dapat mengetahui tentang Sn.
2. Kita
dapat mengetahui bagaimana kandungan Sn pada susu kaleng.
3. Kita
dapat mengetahui bahaya yang ditimbulkan Sn pada susu kaleng.
4. Kita
dapat mengetahui cara agar Sn tidak melebihi batas maksimum pada susu kaleng.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Timah (Sn)
Timah adalah sebuah unsur kimia dalam
table periodic yang memiliki simbol Sn (bahasa Latin: stannum)
dan bernomor atom 50 (golongan IVA, periode 5). Timah dalam bahasa
Inggris disebut sebagai Tin dengan simbol kimia Sn. Kata “Tin” diambil
dari nama Dewa bangsa Etruscan “Tinia”. Nama latin dari timah adalah “Stannum”
dimana kata ini berhubungan dengan kata “stagnum” yang dalam bahasa Inggris
bersinonim dengan kata “dripping” yang artinya menjadi cair / basah.
Penggunaan kata ini dihubungkan dengan logam timah yang mudah mencair.
Timah merupakan logam putih
keperakan, logam yang mudah ditempa dan bersifat fleksibel, memiliki struktur
kristalin, akan tetapi bersifat mudah patah jika didinginkan. Timah abu-abu (α)
memiliki warna abu-abu, dan memiliki struktur kristal kubik mirip diamond,
silicon, dan germanium. Alotrop Timah ada dibawah suhu 13,20C
dan tidak memiliki sifat logam sama sekali. Diatas suhu ini timah ada dalam
bentuk Timah α, timah jenis inilah yang kita lihat sehari-hari. Timah ini biasa
disebut sebagai timah putih disebabkan warnanya putih mengkilap, dan memiliki
struktur kristal tetragonal. Tingkat resistansi transformasi dari timah putih
ke timah hitam dapat ditingkatkan dengan pencampuran logam lain pada timah seperti
seng, bismuth, atau gallium.Timah berupa logam berwarna abu-abu keperakan,
dengan kekerasan yang rendah (1,5), 7,3 g/cm3, sifat konduktivitas panas
dan listrik yang tinggi.
Dalam keadaan normal (13 – 1600C),
logam ini bersifat mengkilap dan mudah dibentuk. Mineral yang terkandung di
dalam bijih timah pada umumnya ada mineral utama, yaitu kasiterit dan ada juga
mineral ikutan, yaitu pirit, kuarsa, zircon, ilmenit, plumbum, bismut, arsenik,
stibnite, kalkopirit, kuprit, xenotim, dan monasit merupakan mineral ikutan.
B.
Kandungan Timah (Sn) Pada Susu Kaleng
Kaleng
adalah lembaran baja
yang disalut timah
(Sn) atau berupa wadah yang dibuat dari baja dan dilapisi timah putih tipis
dengan kadar tidak lebih dari 1,00-1,25% dari berat kaleng itu sendiri.
Terkadang lapisan ini dilapisi lagi oleh lapisan bukan metal yaitu untuk
mencegah reaksi dengan makanan ataupun minuman di dalamnya. Kelebihan menonjol
dari kemasan ini adalah bisa dilakukannya proses sterilisasi, sehingga makanan
yang disimpan di dalamnya menjadi steril, tidak mudah rusak, dan awet. Dan pengertian dari baja adalah logam alloy yang
komponen utamanya adalah besi (Fe), dengan karbon
sebagai material pengalloy utama. Baja dengan peningkatan jumlah karbon dapat
memperkeras dan memperkuat besi, tetapi juga lebih rapuh.
Definisi klasik, baja adalah besi-karbon alloy dengan kadar karbon sampai 5,1
persen; ironisnya, alloy dengan kadar karbon lebih tinggi dari ini dikenal
dengan besi (Fe). Definisi yang lebih baru, baja adalah alloy
berdasar terhadap korosi juga tidak sempurna, akan tetapi terhadap reaksi
dengan makanan di dalamnya lebih lambat dibandingkan dengan baja. Bagi orang
awam, kaleng sering diartikan sebagai tempat penyimpanan atau wadah yang terbuat dari logam dan
digunakan untuk mengemas makanan, minuman, atau produk lain. Dalam pengertian ini, kaleng juga
termasuk wadah yang terbuat dari aluminium (Al).
Kaleng timah (tin can) merupakan pengembangan dari penemuan Nicolas
Francois Appert pada dasawarsa 1800-an.
Produk ini dipatenkan oleh seorang berkebangsaan Inggris, Peter Durand pada 1810. Berkat penemuan produksi massal, pada akhir abad ke-19,
kaleng yang berbahan dasar timah (Sn) menjadi standar produk konsumen.
Produk-produk makanan maupun minuman yang biasanya mengalami proses pengalengan
ataupun menggunakan kaleng sebagai tempat (wadahnya) adalah produk-produk yang
disterilisasi dengan panas. Proses pembuatan kaleng dapat dilihat pada gambar 1
dibawah ini.
Dalam
kemasan kaleng, makanan dapat dipanaskan hingga suhu yang sangat tinggi dan
tekanan yang tinggi pula. Dengan demikian semua mikroba yang hidup bersama
makanan tersebut akan mati. Karena kaleng juga ditutup dengan sangat rapat,
maka mikroba baru tidak akan bisa masuk kembali ke dalamnya. Oleh karena itu
makanan kaleng dapat disimpan hingga dua tahun dalam keadaan baik, tidak busuk,
dan tidak beracung. Kini kita bisa menyaksikan susu kaleng yang dikemas di
dalam kaleng ada di warung dan supermarket atau swalayan. Merknyapun
bermacam-macam, baik produksi dalam negeri maupun impor. Jadi, umur tempat
jalannya reaksi panas makanan selama penyimpanan ditentukan oleh daya tahan
kaleng terhadap korosi.
Banyak
sekali faktor yang mempengaruhi besarnya korosi
pada kaleng bagian dalam, diantaranya :
a.
Tingginya sisa oksigen dalam
makanan.
b.
Adanya akselator korosi,
seperti Nitrat dan senyawa Sulfur lainnya.
c.
pH makanan dalam kaleng
d.
Suhu dan lama penyimpanan
e.
Jenis kaleng dan lapisan
penahan korosi
Biasanya besarnya korosi di
bagian luar akan lebih mudah terkontrol, hal tersebut dikarenakan oleh :
a.
Komposisi air pendingin
(mengandung klor, melarutkan garam, dsb).
b.
Ketipisan lapisan timah dan
jenis kaleng yang digunakan.
Sedangkan untuk bagian dalam
kaleng dihindarkan dari terjadinya karat ataupun reaksi terhadap makanan di
dalamnya terutama reaksi dengan asam, yaitu dengan cara melapisinya dengan
Enamel. Dan biasanya enamel yang dipakai adalah campuran dari Oleoresin Seng
Oksida (ZnO). Oleh karenanya logam timah (Sn) dipilih sebagai
bahan dasar pembentuk kaleng karena relatif tidak beracun dan menambah daya
tarik kemasan karena berkilat dan tahan karat.
Orang yang terpapar timah dalam jangka waktu
lama. Misalnya pekerja, atau penduduk yang tinggal di sekitar industri yang
menggunakan bahan timah hitam akan mengalami penyakit anemia, gejalanya
terdapat garis biru hitam pada gusi, nyeri perut, konstipasi (sulit buang air
besar), dan muntah. Oleh karenanya, harus diwaspadai adanya timah pada kemasan
makanan dan minuman, peralatan yang mengandung timah misalnya baterai, cat, dan
minyak bumi.
C.
Bahaya
Timah (Sn) pada Susu Kaleng
Jumlah kecil timah
dalam makanan kaleng tidak berbahaya bagi manusia. Limit dalam
makanan di Amerika Serikat adalah 300 mg/kg. Senyawa timah trialkil dan
triaril berbahaya bagi makhluk hidup dan harus ditangani secara
hati-hati. Timah juga digunakan dalam pembuatan grenjeng rokok (timah putih),
pada longsongan peluru (timah hitam).
Wadah kaleng pada umumnya digunakan
untuk berbagai produk yang mengalami proses sterilisasi termal. Pada mulanya
wadah kaleng dibuat dari plat timah (tin plate) yang terdiri dari lembaran
dasar baja yang timah putih (Sn) panas (hot dipping) atau dengan proses
elektrolisa. Kemudian berkembang berbagai jenis yang berbeda dengan plat timah
standar, seperti misalnya kaleng baja bebas timah (tin free steel).
Bentuk dari kemasan kaleng itu
sendiri dibedakan menjadi dua jenis yaitu kaleng two piece cans dan kaleng
three piece. Three fiece cans adalah kaleng yang terdiri dari tiga sambungan
yaitu dibagian badan kaleng, di bagian tutup atas kaleng dan sebagian tutup
bawah kaleng. Sedangkan two piece cans adalah kaleng yang secara keseluruhan
hanya memiliki satu sambungan, yaitu di bagian tutup atas kaleng.
Kerusakan produk pangan kalengan
terutama disebabkan karena interaksi antara logam dasar pembuat kaleng, yaitu
Sn dan Fe yang dapat menyebabkan perubahan yang tidak diinginkan seperti
perubahan warna, terjadi off-flavour, kehilangan nilai nutrisi, dan
terbentuknya karat pada kaleng. Selain itu bagian sambungan kaleng yang
disolder dapat menyebabkan terjadinya kontak antara Sn dari solder dengan
produk pangan yang memiliki kadar asam rendah sehingga terjadi sulfide stain
atau noda hitam pada produk kalengan. Logam Sn yang merupakan logam dasar
pembuat kemasan kaleng termasuk kedalam golongan logam berat. Jika produk
pangan kalengan yang terkontaminasi logam berat masuk kedalam tubuh manusia
akan menimbulkan suatu keracunan. Hal ini disebabkan toksikan dari logam berat
mempunyai kemampuan untuk berfungsi sebagai co faktor enzim, akibatnya enzim
tidak dapat berfungsi sebagaimana biasanya sehingga reaksi metabolisme
terhambat.
D.
Cara
Pencegahan agar Sn Tidak Mencemari Susu Kaleng Melebihi Batas Masimum
Cara
pencegahan yang dapat di lakukan agar susu kental manis dalam kemasan kaleng
tidak melebihi batas kandungan maksimum pada susu adalah :
1. Memilah
kaleng yang baik yang di gunakan pada saat mengemas susu kental manis.
2. Pada
saat melakukan pembelian sebaiknya memperhatikan kaleng dari susu yang dibeli
jangan sampai kaleng kemasan sudah berkarat atau rusak karena memungkinkan
mengandung Sn yang banyak pada susu kaleng tersebut yang disebabkan kaleng yang
Rusak.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Timah adalah
sebuah unsur kimia dalam table periodic yang memiliki simbol Sn (bahasa
Latin: stannum) dan bernomor atom 50 (golongan IVA,
periode 5). Kandungan Timah pada susu kaleng dapat melebihi batas pada susu
kental manis kebanyakan disebabkan karena kaleng kemasannya yang rusak atau
berkarat. Kandungan timah atau Sn yang melebihi batas pada susu kental manis
dapat menyebabkan susu kaleng yang dikonsumsi sudah kekurangan nutrisi, dan
terbentuknya karat pada kaleng kemasan,dan yang ditimbulkan dari dalam tubuh
ketika kelebihan Timah atau Sn adalah terhambatnya metabolisme di dalam tubuh.
B.
Saran
Sebaiknya untuk produsen aau tempat pembuatan susu kaleng
agar melakukan pemilahan kaleng yang baik yang di gunakan pada saat mengemas
susu kental manis.dan untuk masyarakat yang senang mengkonsumsi susu kaleng
agar pada saat melakukan pembelian sebaiknya memperhatikan kaleng dari susu
yang dibeli jangan sampai kaleng kemasan sudah berkarat atau rusak karena
memungkinkan mengandung Sn yang banyak pada susu kaleng tersebut yang
disebabkan kaleng yang Rusak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar