Selasa, 21 Juni 2016

makalah pmm plumbum pada jeroan sapi



BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Pencemaran lingkungan bukanlah suatu hal yang baru, karena pencemaran lingkungan telah terjadi sejak dahulu sampai sekarang.. Pencemaran yang paling besar disebabkan oleh pembuangan senyawa kimia tertentu dari kegiatan industri dan transportasi. Salah satu bahan pencemar terbesar yang dihasilkan adalah Timbal (Pb). Banyak industri yang pada proses produksinya menggunakan Timbal (Pb) seperti industri pembuatan baterai, industri cat, pestisida, pembuatan pipa, dan industri keramik. Timbal (Pb) juga digunakan sebagai bahan aditif pada bahan bakar, khususnya bensin sebagai anti knocking (anti letup).Timbal (Pb) termasuk salah satu zat kimia berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan bila masuk ke dalam tubuh manusia. Menurut Palar (2008), gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh keracunan Timbal (Pb) seperti anemia, gangguan janin pada ibu hamil, peningkatan permiabilitas pembuluh darah, kerusakan pada otak besar, epilepsi, halusinasi, dan delirium, yaitu sejenis penyakit gula. Menurut Widowati (2008), gejala dan tanda-tanda klinis akibat paparan Timbal (Pb) antara lain: kram perut, kolik, dan biasanya diawali dengan sembelit, mual, muntah-muntah, dan sakit perut yang hebat, sakit kepala, bingung, atau pikiran kacau, sering pingsan.Timbal (Pb) bisa masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernapasan (respirasi) dan saluran pencernaan (gastrointestinal).  Menurut Darmono (1995), Timbal (Pb) yang masuk melalui saluran pencernaan bersumber dari makanan dan minuman yang tercemar Timbal (Pb). Makanan dapat terkontaminasi baik pada saat produksi, pasca-produksi, maupun praproduksi. Praproduksi mencakup proses pembibitan dan pemeliharaan baik tanaman maupun hewan ternak. Beberapa penelitian tentang kandungan Timbal (Pb) pada makanan menunjukkan kontaminasi Timbal (Pb) terjadi pada saat praproduksi. Pencemaran pada saat praproduksi bisa saja terjadi melalui udara yang tercemar, lingkungan yang tercemar. Seperti penelitian oleh Harahap (2004) tentang pengaruh pencemaran Timbal (Pb) dari kendaraan bermotor dan tanah terhadap tanaman dan mutu teh, memperoleh hasil bahwa kandungan Timbal (Pb) dalam daun teh sebesar 2,87 ppm. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sahwan (1992), tentang hubungan kandungan Timbal (Pb) di udara, rumput, dan air minum dengan kandungan Timbal (Pb) pada air susu sapi. Dari penelitian di empat titik lokasi yang berbeda, memperoleh hasil bahwa kandungan Timbal (Pb) dalam susu sapi rata-rata tercatat 0,77 ppm (lokasi I), 1,03 ppm (lokasi II), 0,74 ppm (lokasi III) dan 0,37 ppm (lokasi IV). Penelitian lain oleh Wardhayani (2006) dengan hasil pengukuran Timbal (Pb) pada urin sapi, semua sampel mengandung Timbal (Pb) dari 0,1179 ppm -0,5813 ppm. Adanya kandungan Timbal (Pb) dalam urin sapi yang digembalakan di TPA sampah Jatibarang, menunjukkan bahwa sapi potong tercemar Timbal (Pb). Penelitian lainnya oleh Panggabean (2008), analisa kandungan Timbal (Pb) di dalam jeroan sapi (hati dan ginjal) di wilayah Jakarta. Dari hasil uji terhadap 156 sampel diperoleh konsentrasi Timbal (Pb) dalam jeroan sapi antara 0,042-9,39 ppm (rata-rata 2,23 ± 2,10 ppm ), 32 sampel dinyatakan positif Timbal (Pb) karena melebihi BMR SNI dalam daging 2 ppm, WHO 0,05 ppm dalam daging dan 0,2 ppm dalam daging menurut European Commission Regulation. Banyaknya pencemaran Timbal (Pb) yang terjadi pada proses pemeliharaan sapi potong di beberapa kota, menimbulkan kekuatiran akan daging yang kita konsumsi setiap harinya.

B.   Rumusan Masalah
1.    Apa yang di maksud plumbum?
2.    Berapa kandungan maksimal plumbum pada jeroan sapi ?
3.    Bagaimana potensi pencemaran plumbung pada jeroan sapi?
4.    Bahaya apa saja yang dapat ditimbulkan dari mengkonsumsi jeroan daging yang tercemar oleh plumbum?
5.    Bagaimana cara pencegahan agar jeroan daging sapi tidak tercemar oleh plumbum?
C.   Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.    Untuk mengetahi apa yang dimaksud Plumbum.
2.    Untuk mengetahui dari mana saja sumber Plumbum pda jeroan sapi.
3.    Untuk mengetahui bahaya mengkonsumsi jeroan sapi yang mengandung plumbum.















BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Plumbum (Pb)
Timbal atau plumbum (Pb) adalah metal kehitaman yang merupakan bahan baku untuk pembuatan alat-alat listrik seperti aki, baterai, juga digunakan untuk melapisi logam lain untuk mencegah terjadinya korosif. Logam Pb dapat mencemari lingkungan udara yang sangat tinggi disebabkan logam Pb merupakan hasil samping dari pembakaran kendaraan bermotor.
Timbal adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Pb dan nomor atom 82. Lambangnya diambil dari bahasa Latin Plumbum.  Logam ini termasuk dalam kelompok logam-logam golongan IV-A pada table periodik unsur kimia. Mempunyai nomor atom (NA) 82 dengan bobot (BA) 207,2. Logam timbal merupakan logam yang tahan korosi, mempunyai titik lebur rendah sekitar 327,5°C, memiliki kerapatan yang besar, dan sebagai penghantar listrik yang baik.
Timbal adalah logam berat yang terdapat secara alami di dalam kerak bumi dan tersebar ke alam dalam jumlah kecil melalui proses alami. Timbal dalam keseharian lebih dikenal dengan nama timah hitam. Timbal terakumulasi di lingkungan, tidak dapat terurai secara biologis dan toksisitasnya tidak berubah sepanjang waktu. Timbal bersifat toksik jika terhidup atau tertelan oleh manusia dan di dalam tubuh akan beredar mengikuti aliran darah, diserap kembali di dalam ginjal dan otak, dan disimpan di dalam tulang dan gigi.
B.   Kandungan Maksimal Plumbum (Pb) pada Jeroan Sapi
Berdasarkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI) Kandungan Logam Berat pada pangan didapatkan jumlah kandungan jeroan pada sapi, babi kambing hanya di wajibkan maksimum 1,0 mg/kg karena tidak menutup  kemungkinan pada jeroan sapi bisa tidak mengandung plumbum karena sapi terkadang memakan banyak jenis makanan yang kemungkinan tercemar oleh plumbum terutama sapi yang serring di TPA.
C.   Pencemaran Plumbum pada Jeroan Sapi
Sumber  pakan  sapi  berasal  dari  limbah pertanian,  rumput  liar  ataupun  buatan pabrik. Namun  harga  jual  pakan  pabrikan cukup tinggi sehingga membatasi daya beli peternak sapi.  Limbah  pertanian  juga sering digunakan untuk pakan sapi, namun limbah  pertanian  hanya  dapat  diperoleh selama  musim  panen.  Namun,  menurut Indraningsih  (2004),  limbah  yang dimanfaatkan  sebagai  pakan  ternak,  perlu diperhatikan  kemungkinan  adanya pencemaran pestisida pada pakan tersebut, sehingga dapat dihindari timbulnya residu pada  produk  ternak  yang  dihasilkan. Rumput liar merupakan pakan ternak yang paling  sering  digunakan  karena  bisa diperoleh  begitu  saja  tanpa  membeli. Rumput liar biasanya tumbuh dimana saja, dipinggir  jalan,raya,  dekat  dengan  tempat pembuangan  sampah,  dan  dilahan  kosong yang  tidak  ada  bangunannya.  Pengelola peternakan  sering  tidak  memperdulikan dimana  lokasi  pengambilan  rumput,  baik itu  dipinggir  jalan  ataupun  dekat  dengan pembuangan  sampah.  Sahwan  (1992) dalam  penelitiannya  menemukan  bahwa rumput liar yang digunakan sebagai pakan ternak  mengandung  kadar  Timbal  (Pb) yang  cukup  tinggi,  terutama  rumput  yang diambil dari lokasi dekat dengan jalan raya karena  tingginya  emisi  Timbal  (Pb)  dari kendaraan bermotor. Keterbatasan  lahan  untuk  digali  sebagai sumber  air  tanah  mengharuskan  peternak menggunakan  PDAM  sebagai  sumber  air minum  sapi  sekaligus  penggunaan  untuk rumah  tangga.  Menggunakan  Air  PDAM sebagai sumber air minum memiliki resiko tercemar  timbal  (Pb).  Menurut  Palar (2008),  dalam  air  minum  juga  dapat ditemukan  senyawa  Timbal  (Pb)  bila  air tersebut  disimpan  atau  dialirkan  melalui pipa  yang  merupakan  alloy  dari  logam Timbal  (Pb)  yang  terkelupas.  Sedangkan sebagian  peternak  lainnya  menggunakan air  tanah,  air  tanah  biasanya  diperoleh dengan  sumur  bor  yang  di  gali  di  sekitar
peternakan.  Air  tanah  akan  tercemar  timbal  (Pb)  apabila  dekat  dengan  sumber limba ataupun sampah-sampah seperti aki bekas,  baterai  bekas,  alat-  alat  elektonik, kaleng cat dan tinta pada kertas. Menurut Burau  (1982)  dalam  Diapari  (2009), sumber  pencemaran  Timbal  (Pb)  didalam tanah  dapat  berasal  dari  asap  kendaraan bermotor, penambangan dan industri serta cat tembok yang larut bersama air hujan.  Pada Jeroan sapi yang berasal dari peternakan yang  berlokasi  di  tepi  jalan  raya  akan terjadi  akumulasi  Timbal  (Pb)terus  -menerus  melalui  udara  tercemar  Timbal (Pb)  di  sekitar  peternakan.  Udara  sekitar peternakan  tercemar  oleh  Timbal  (Pb) dikarenakan  tingginya  emisi  dari  gas buang  kendaraan  yang  lalu  lalang. Sastrawijaya  (1991),  pembakaran  bensin sebagai  sumber  pencemar  lebih  dari separuh  pencemaran  udara,  yaitu  sekitar 60 – 70 % dari jumlah zat pencemar. Widowati  (2008)  semakin  meningkatnya jumlah  kendaraan  maka   semakin meningkat  pula   jumlah  Timbal   (Pb)  di udara  dari  asap  buangan  kendaraan bermotor sebagai hasil pembakaran mesin. Sedangkan  menurut  Saeni  (1995)  partikel Pb  yang  dikeluarkan  oleh  asap  kendaraan bermotor  berukuran antara 0,08    1,00 μg dengan  masa  tinggal  di  udara  selama  4  –40  hari.  Masa  tinggal  yang  lamamenyebabkan partikel Pb dapat disebarkan angin  hingga  mencapai  100    1000  kmdari sumbernya.
1.    Faktor persekitaran
a.    Plumbum boleh wujud di dalam tanah di kawasan penanaman rumput atau tumbuh-tumbuhan yang biasa di jadikan pangan sapi.
b.    Plumbum wujud dalam habuk dapat mencemari makanan sapi yang biasa dari kendaraan bermotor, serbuk baterei dan sisa limbah dari industri terutama sapi yang sering digembala di TPA.
2.    Faktor Makanan dan Minuman Sapi
a)    Terkadang sapi memakan saja apa yang disekitarnya sehingga banyak potensi sapi tersebut telah mengandung atau telah tercemar oleh Plumbum (Pb) yang dapat erkumulasi di dalam hati, ginjal dan isi perut (Jeroan) pada sapi sehingga terkadang banyak kandungan Plumbum pada jeroan sapi.
Pada minuman sapi yang tidak diperhatikan sapi-sapi akan meminum saja air yng disediakan di sekitar dan potensi pencemaran Plumbum pada air sangat besar karena Menurut Palar (2008), Pb dan persenyawaannya dapat berada dalam badan perairan dengan dua cara, yaitu:
a.       Secara alamiah, melalui pengkristalan Pb di udara dengan bantuan air hujan dan proses korosifikasi bantuan mineral akibat hempasan gelombang dan angin;
b.      Sebagai dampak dari aktivitas manusia, buangan air limbah dari industri yang berkaitan dengan Pb, air buangan dari pertambangan bijih timah hitam dan buangan sisa industri baterai.
Sementara menurut (Alloway, 1990, cit Charlena, 2004), pencemaran badan air oleh senyawa Pb yang melebihi baku mutu, selain dapat mengakibatkan kematian biota air, jika digunakan untuk mengairi tanaman maka akan terserap kedalam jaringan tanaman melalui akar, yang selanjutnya akan masuk kedalam siklus rantai makanan dan akan terakumulasi pada jaringan tubuh.
b)    Proses Pemrosesan Jeroan Sapi
a.    Penggunaan utensil/peralatan yang bukan stainless steel boleh menyebabkan migrasi plumbum ke dalam Jeroan Sapi.
b.    Penggunaan air yang tercemar dengan plumbum ketika proses mencuci jeroan sapi.
D.   Bahaya yang Ditimbulkan dari Mengkonsumsi Jeroan Sapi Yang Terkontaminasi Plumbum (Pb)
Secara umum tertimbunnya timbal dalam tubuh akan bersifat racun kumulatif, yang dapat mengakibatkan efek yang kontinyu. Terutama pada sistem hematopoietic dan urat syaraf dan ginjal serta mempengaruhi perkembangan otak anak balita. Pada wanita hamil muda, kadar timbal yang tinggi dapat menyebabkan keguguran atau kelahiran premature. Pada kadar yang agak tinggi akan menghambat perkembangan sistem syaraf dan otak janin ( fetus) dalam kandungan. Ion timbal ikut menyebar di setiap kalsium yang bergerak dalam sistem syaraf, sehingga hal itu akan mempengaruhi biokimia dan perkembangan sel-sel otak tanpa membunuh si jabang bayi itu sendiri. Karena air susu ibu sebagian  besar berasal dari darah, adanya timbal dalam darah merupakan ancaman tersendiri pada bayi yang akan disusuinya. Pada wanita usia setengah lanjut maupun yang telah lanjut usia, keracunan timbal dapat mengakibatkan osteoporosis. Osteoporosis adalah penyakit rapuh tulang yang mengakibatkan bengkoknya tulang punggung sehingga menjadi  bungkuk. Dr. Ellen Silbergerd (1989) menyatakan bahwa kadar timbal di dalam darah wanita akan meningkat setelah menopause. Hal ini terjadi karena timbal yang biasanya telah disimpan oleh tubuh di dalam tulang, hati dan ginjal; pada saat memasuki menopause terjadi proses perubahan hormonal yang mengakibatkan timbal yang telah dipindahkan ke tulang dan bagian tubuh lain  beberapa tahun sebelumnya ditarik kembali masuk ke dalam darah.
Kadar timbal yang cukup tinggi di dalam darah dapat menginaktifkan vitamin D dan akibatnya akan mempengaruhi penggunaan ion kapur (kalsium) di dalam tubuh, dimana adanya vitamin D dan kalsium diperlukan untuk memperkuat struktur tulang. Semakin tinggi kadar timbal dalam tulang wanita semasa muda akan mempertinggi peluang terjadinya osteoporosis ketika wanita tersebut memasuki usia lanjut. Perubahan hormonal dapat juga mempengaruhi kadar timbal dalam tenunan tubuh wanita yang sedang mengandung atau menyusui. Timbal yang disimpan dalam tulang sebelu wanita itu mengandung, apabila telah mengandung maka timbal ditarik kembali ke dalam darah dan akhirnya masuk ke dalam janin (  fetus ) melalui ari-ari ( placenta). Anak kecil dan bayi senang sekali pada benda yang manis. Cat mainan anak yang mengandung timbal dan cadmium justru banyak yang manis rasanya, dengan demikian anak-anak senang menggigitnya. Ditambah dengan konsumsi air, makanan dan ASI yang tercemar timbal akan berakibat sangat serius pada anak, yakni sangat membahayakan bagi kecerdasan si anak. Keracunan timbal pada balita sangat membahayakan perkembangan kecerdasannya. Hal ini disebabkan karena tahun pertama pada kehidupannya, otak mengalami perkembangan yang sangat cepat. Pada saat perkembangan, otak sangat peka terhadap keracunan timbal. Perlu diketahui bahwa pada anak usia 7 tahun, lebih dari 95%pembentukan sel-sel otak telah selesai dan otak telah memiliki ukuran yang sama dengan otak orang dewasa. Sejak tahun 1972  JECFA  ( Joint Expert Committee on Food Additives) telah mengeluarkan pedoman batas toleransi konsumsi timbal per minggu, yaitu maksimum 50 g/kg beratbadan orang dewasa. Sedang untuk bayi dan anak maksimum 25 g/kg berat badan.
Jika manusia terpapar oleh Pb pada batasan toleransi, maka daya racun yang dimiliki oleh Pb tetap akan bekerja dan bila jumlah yang diserap telah mencepai ambang atau bahkan melebihi batas ambang maka individu yang terpapar akan memperlihatlan gejala keracunan Pb yang Lebih banyak menyerang bagian tubuh.
Gejala maupun tanda-tanda secara klinis terpapar Pb akan timbul berbeda-beda. Plumbum akan beracun baik dalam bentuk logam maupun bentuk garamnya seperti Pb karbonat, Pb tetra oksida, Pb monoksida, Pb sulfida dan Pb asetat merupakan keracunan Pb yang sering terjadi. Pb dapat masuk ke dala tubuh melalui pernafasan 85%, pencernaan 14 % (termasuk jeroan sapi), dan kulit 1%. Ketika Pb mulai terkumulasi dalam darah seseorang mencapai 10p g/dl maka dapat terjadi penururunan IQ sebesar  point. Apabila ha tersebut terjadi pada orang dewasa, maka efek yang timbul adalah beberapa gejala sakit dan penyakit, seperti gangguan fungsi ginjal, saluran pencernaan, sistem saraf, menurunkan fertilitas, menurunkan jumlah spermatozoa dan meningkatkan spermatozoa abnormal dapat menyebabkan aborsi spontan.
Toksisitas Pb pada anak-anak dalam dosis yang kecil dan berlangsung terus-menerus dapat menyebabkan neurotoksik (racun saraf) dan kelainan tingkah laku. Keracunan Pb walaupun tidak menunjukkan gejala keracunan tetapi pengaruhnya sangat mengkhawatirkan, baik berupa penurunan neuro behavior maupun daya intelektualnya.
Bayi dan anak-anak lebih peka terhadap toksisitas Pb dari pada orang dewasa, yang disebabkan mereka memilih absorpsi Pb lebih Intensif. Organ otak, hati dan ginjal masih relatif muda dan masih terus berkembang dan merekan mengkonsumsi makanan lebih banyak untuk setiap  unit berat badannya. Tingkat kecerdasan (IQ) akan menurun pada anak yang kadar Pb dalam darahnya tinggi dan hal tersebut berpengaruh pada orang dewasa wanita hamil dan menyusui.
Berbagai upaya dan tindakan pengamanan perlu dilakukan dalam rangka mencegah dan mengurangi pencemaran Pb, upaya tersebut di antaranya adalah dengan menghindari penggunaan peralatan-peralatan dapur atau tempat makanan atau minuman yang diduga mengandung Pb misalnya keramik berglasur, wadah yang dipatri atau mengandung cat, dan lain-lain.
E.   Cara Pencegahan Plumbum(Pb) Tidak Terpapar pada Jeroan Sapi
1.    Selalu menjaga kebersihan tempat ternak sapi, dan kandang sapi/tempat ternak sapi tidak di pinggir jalan karena Pb biasaya berasal dari asap kendaraan.
2.    Menjaga agar pakan sapi seperti tidak mengembil pakan sapi dari rumput dari pinggir jalan karena kemungkinan rumput tersebut tercemar oleh Plumbum, dan tidak menggembala sapi sembarangan terutama di TPA karena terdapat banyak bahan-bahan yang mengandung Plumbum.
3.    Tidak memberi pakan sapi yang terbuat dari limbah hasil industri karena limbah hasil industri banyak mengdung Pb.
4.    Menjaga agar sapi tidak meminum air yang tercemar.
5.    Pada saat pemotongan atatu penolahan sapi terutama pada jeroan sebaiknya tidak menggunakan peralatan yang tidak stainless steel karena kemungkinan perlatan tersebut mengandung Pb yang dapat berpindah/mencemari jeroan sapi tersebut.


BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Timbal atau plumbum (Pb) adalah metal kehitaman yang merupakan bahan baku untuk pembuatan alat-alat listrik seperti aki, baterai, juga digunakan untuk melapisi logam lain untuk mencegah terjadinya korosif. Logam Pb dapat mencemari lingkungan udara yang sangat tinggi disebabkan logam Pb merupakan hasil samping dari pembakaran kendaraan bermotor. Plumbum pada jeron sapi dapat timbul yang berasal dari makanan atau minuman yang sering di konsumsi oleh sapi yang tercemar ooleh Plumbum dan juga bisa ketika pengolahan jeroan sapi dari alat yang tidak stanless steel. Mengkonsumsi makanan yang mengandung timbal akan menyebabkan gangguan urat syaraf dan ginjal, perkembangan otak, pertumbuhan penurunan IQ, gigi permanen mudah keropos, saluran pencernaan, sistem saraf, menurunkan fertilitas, menurunkan jumlah spermatozoa dan meningkatkan spermatozoa abnormal dapat menyebabkan aborsi spontan.
B.   Saran
 Sebaiknya para peternak sapi agar selalu menjaga kebersihan kandang sapi menjaga makanan atau minuman sapi agar tidak tercemar oleh Plumbum. Dan bagi masyarakat untuk lebih tidak selalu mengkonsumsi jeroan sapi karena banyak sapi yang lebih banyak mengendung Plumbum pada isi sapi dan pada saaat pengolahan sapi sabaiknya menggunakan alat yang stainless steel.
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar