MATA KULIAH : TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN
DOSEN : Hj.
INAYAH,SKM,M.Si
“MSG
(MONOSODIUM GLUTAMAT”
DISUSUN
OLEH
NAMA : MIFTAHUL JANNAH ISMAIL
NIM : PO.71.3.221.14.1.021
TINGKAT : I.A
KEMENTERIAN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
JURUSAN
KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI
D.III
KATA
PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr.
Wb
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam toksikologi lingkungan.
Harapan
saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah
ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Makassar,
14 November 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
MSG (MONOSODIUM
GLUTAMAT)
A. Pengertian 4
B. Sumber
MSG dalam tubuh.............................................................................5
C. Cara
Masuk MSG dalam Tubuh.....................................................................5
D. Konsentrasi
MSG yang Membahayakan........................................................6
E. Efek Bahaya dari Penggunaan MSG.............................................................7
F. Cara Pengendalian
G. Organ Target
H. Manfaat MSG
DAFTAR PUSTAKA
MONOSODIUM
GLUTAMAT (MSG)
A. Pengertian
Monosodium glutamat (MSG) merupakan zat
aditif yang berbahaya bagi kesehatan, tetapi bahan ini beredar bebas di pasaran
dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat, walaupun mereka tahu akan efek
sampingnya.
Monosodium
glutamat atau MSG adalah salah satu bahan tambahan makanan yang digunakan untuk
menghasilkan flafour atau cita rasa yang lebih enak dan lebih nyaman ke dalam
masakan, banyak menimbulkan kontroversi baik bagi para produsen maupun konsumen
pangan karena beberapa bagian masyarakat percaya bahwa bila mengkonsumsi
makanan yang mengandung MSG, mereka sering menunjukkan gejala-gejala alergi. Di
Cina gejala alergi ini dikenal dengan nama Chinese Restaurant Syndrome (CRS).
Beberapa laporan menyatakan bahwa orang-orang
yang makan di restoran Cina, setelah pulang timbul gejala-gejala alergi sebagai
berikut: mula-mula terasa kesemutan pada punggung dan leher, bagian rahang
bawah, lengan serta punggung lengan menjadi panas, juga gejala-gejala lain
seperti wajah berkeringat, sesak dada dan pusing kepala akibat mengkonsumsi MSG
berlebihan. Gejala-gejala ini mula-mula ditemukan oleh seorang dokter Cina yang
bernama Ho Man Kwok pada tahun 1968 yaitu timbulnya gejala-gejala tertentu
setelah kira-kira 20 sampai 30 menit konsumen menyantap makanan di restoran
China.
Kandungan
MSG yaitu antara 0,46% dan 1,02%. Kalau benar kandungannya sebesar itu, berarti
sebungkus makanan snack yang beratnya antara 14 dan 20 gram hanya mengandung
MSG antara 64,4 miligram hingga 204 miligram. Tapi, dikatakan juga bahwa
makanan ringan tersebut seberat 200 gram, berarti jumlah MSG-nya adalah 0,92
gram sampai 2,04 gram.
Penggunan vetsin (MSG) dalam beberapa jenis
makanan bayi yang dipasarkan dalam bentuk bubur halus, yang dikenal
sebagai baby Foods sesungguhnya
dilakukan hanya untuk memikat konsumen (ibu-ibu) oleh rasa lezat. Sedangkan
pengaruhnya terhadap makanan, vetsin tidak akan menambah gizi maupun selera
makan bagi bayi karena bayi tidak begitu peduli oleh rasa.
Bagi ibu-ibu yang sedang mengandung dan
mengkonsumsi MSG dalam jumlah besar, di dalam plasentanya ternyata ditemukan
MSG dua kali lebih banyak dibanding dalam serum darah ibunya. Hal ini berarti
jabang bayi mendapat masukan MSG dua kali lebih besar.
Selama ini, yang digunakan selalu patokan
dari Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 722 Tahun 1988 tentang Bahan Tambahan
Makanan, yang hanya menyatakan bahwa pemakaian MSG secukupnya. Tak bisa hanya
dikatakan secukupnya. Harus ditegaskan juga batas amannya dalam satuan gram
atau miligram.
B. Sumber MSG dalam Tubuh
Monosodium glutamat
ditemukan dalam jumlah tak terbatas dalam beragam makanan. MSG juga ditambahkan
dalam jumlah tak terbatas di restoran dan industri makanan seperti rumah sakit,
rumah jompo dan kafetaria. Karena prosesor makanan dan pabrik tidak harus mencantumkan
jumlah MSG pada packaging mereka, kita tidak punya cara untuk mengetahui
seberapa banyak orang normal atau anak akan mengkonsumsinya sehari-hari
C. Cara Masuk MSG
dalam Tubuh
MSG
masuk ke dalam tubuh melalui mulut, MSG yang banyak terdapat pada makanan
ringan, yang banyak mengandung MSG, da juga terdapat pada penyedap rasa
seperti, vitsin yang sering di gunakan dalam kehidupan sehari hari sehingga
masuk ke dalam tubuh.
D. Konsentrasi
MSG
Pada tahun 1959,
Food and Drug Administration di Amerika mengelompokkan MSG sebagai ”generally
recognized as safe” (GRAS), sehingga tidak perlu aturan khusus. Kemudian pada tahun 1970 FDA
menetapkan batas aman konsumsi MSG 120 mg/kg berat badan/hari yang disetarakan
dengan konsumsi garam. Mengingat belum ada data pasti, saat itu ditetapkan pula
tidak boleh diberikan kepada bayi kurang dari 12 minggu (Anonimous 2003). Dari
penelitian yang telah dilakukan selama lebih dari 20 tahun oleh para scientis
bahwa MSG aman untuk dikonsumsi, sejauh tidak berlebihan termasuk pada wanita
hamil dan menyusui.
E.
Efek Bahaya dari Penggunaan MSG :
1.
Chinese
Restaurant Syndrome
Tahun 1968 dr. Ho Man
Kwok menemukan penyakit pada pasiennya yang gejalanya cukup unik. Leher dan
dada panas, sesak napas, disertai pusing-pusing. Pasien itu mengalami kondisi
ini sehabis menyantap masakan cina di restoran. Masakan cina memang dituding paling banyak menggunakan MSG.
Karena itulah gejala serupa yang dialami seseorang sehabis menyantap banyak MSG
disebut Chinese Restaurant Syndrome.
Bagaimana sampai MSG bisa menimbulkan gejala di atas, masih
dugaan sampai saat ini.
Tetapi diperkirakan penyebabnya adalah terjadinya defisiensi vitamin B6 karena
pembentukan alanin dari glutamat mengalami hambatan ketika diserap. Konon menyantap 2 – 12 gram MSG
sekali makan sudah bisa menimbulkan gejala ini. Akibatnya memang tidak fatal
betul karena dalam 2 jam Cinese Restaurant Syndrome sudah hilang.
2.
Kerusakan Sel
Jaringan Otak
Hasil penelitan Olney di
St. Louis. Tahun 1969 ia mengadakan penelitian pada tikus putih muda.
Tikus-tikus ini diberikan MSG sebanyak 0,5 – 4 mg per gram berat tubuhnya.
Hasilnya tikus-tikus malang ini menderita kerusakan jaringan otak. Namun
penelitian selanjutnya menunjukkan pemberian MSG yang dicampur dalam makanan
tidak menunjukkan gejala kerusakan otak.
Asam glutamat
meningkatkan transmisi signal dalam otak, gamma-asam aminobutrat menurunkannya.
Oleh karenanya, mengkonsumsi MSG berlebihan pada beberapa individu dapat
merusak kesetimbangan antara peningkatan dan penurunan transmisi signal dalam
otak (Anonimous 2006).
3.
Kanker
MSG menimbulkan kanker
betul adanya kalau kita melihatnya dari sudut pandang berikut. Glutamat dapat
membentuk pirolisis akibat pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu lama.
pirolisis ini sangat karsinogenik.
Padahal masakan protein lain yang tidak ditambah MSG pun, bisa juga membentuk
senyawa karsinogenik bila dipanaskan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang
lama. Karena asam amino penyusun protein, seperti triptopan, penilalanin,
lisin, dan metionin juga dapat mengalami pirolisis dari penelitian tadi jelas
cara memasak amat berpengaruh.
4.
Alergi
MSG tidak mempunyai
potensi untuk mengancam kesehatan masyarakat umum, tetapi juga bahwa reaksi
hypersensitif atau alergi akibat mengkonsumsi MSG memang dapat terjadi pada
sebagian kecil sekali dari konsumen.
Beberapa peneliti bahkan cenderung berpendapat nampaknya glutamat bukan
merupakan senyawa penyebab yang efektif, tetapi besar kemungkinannya gejala tersebut ditimbulkan oleh
senyawa hasil metabolisme seperti misalnya GABA (Gama Amino Butyric Acid),
serotinin atau bahkan oleh histamin (Winarno 2004).
F.
Cara Pengendalian
1.
Jangan
terlalu mudah mencampurkan MSG kepada makanan, karena makanan kita, memakai
bumbu tradisional pun sudah terasa enak.
2.
Mesti
hati-hati menggunakan MSG. tidak boleh melebihi takaran yang sudah ditentukan
yaitu 6 mg/kg berat badan manusia/hari buat manusia dewasa
3.
Anak
kecil atau Ibu yang sedang mengandung, harus hati-hati supaya jauh dari
pengaruh negatifakibat penggunaan MSG.
4. Hindari makanan/minuman yang
mengandung pengawet, pewarna, esen dan pemanis buatan.
G.
Organ Target MSG
a. Organ dalam : otak, syaraf, dan ginjal.
b. Organ luar : mata
H.
Manfaat MSG
Tinjauan ilmiah hasil
Penilaian terhadap keamanan MSG:
a. MSG tersusun oleh unsur-unsur nutrisi MSG terdiri dari 78% glutamat, 12% natrium dan 10% air. Glutamat adalah salah satu dari 20 asam amino pembentuk protein yang terdapat dalam makanan dan tubuh manusia. Demikian juga, natrium terdapat dalam makanan dan tubuh manusia.
b. Glutamat memainkan peranan fisiologis penting pada tubuh Lidah dan lambung memiliki reseptor glutamat yang berhubungan dengan sistim syaraf pusat, otak, dan organ pencernaan yaitu lambung dan pankreas. Melalui uji klinis telah dibuktikan, bahwa makanan yang enak karena glutamat, baik dari makanan itu sendiri maupun dari MSG, merangsang produksi cairan pencernaan sehingga daya cerna makanan menjadi lebih baik. Selain itu, glutamat didalam usus halus berfungsi sebagai sumber tenaga bagi absorpsi unsur-unsur nutrisi kedalam darah. Glutamat memainkan peranan sentral dalam berbagai metabolisme tubuh, antara lain sebagai unsur perantara metabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Rasa haus yang anda rasakan terhadap masakan yang mengandung monosodium glutamat adalah nyata dan bisa anda buktikan sendiri. Jika tubuh anda bereaksi dengan merasa haus, berarti ada sesuatu yang tidak benar dengan tubuh anda.
c. Badan-badan kesehatan dunia menyatakan MSG aman Badan dunia FAO & FAO yang disegani, yaitu Joint Expert Committee on Food Additives (JECFA) telah mengevaluasi keamanan MSG tiga kali dan pada evaluasinya yang terakhir pada tahun 1987 memberikan status Acceptable Daily intake (ADI) not specified atau batasan asupan harian yang tidak terspesifikasi untuk penggunaan MSG dalam makanan secara wajar. Status ini adalah yang paling aman diantara bahan-bahan tambahan pangan lain.
I. KESIMPULAN
MSG memberikan rasa gurih dan nikmat pada berbagai macam masakan, walaupun masakan itu sebenarnya tidak memberikan rasa gurih yang berarti. MSG aman dikonsumsi sejauh tidak berlebihan. Meski dinilai aman, MSG hendaknya tidak diberikan bagi orang yang tengah mengalami cidera otak karena stroke, terbentur, terluka, atau penyakit syaraf. Konsumsi MSG menyebabkan penumpukan asam glutamat pada jaringan sel otak yang bisa berakibat kelumpuhan. Batasan aman yang pernah dikeluarkan oleh badan kesehatan dunia WHO (World Health Organization), asupan MSG per hari sebaiknya sekitar 0-120 mg/kg berat badan. Di akhir tulisan ini saya tidak bermasud memberikan preferensi, semua informasi sudah terbuka dan jelas, bersikap bijak dan berhati-hati adalah tindakan terbaik. Sikap hati-hati (wara’) dianjurkan agama. Baik menurut agama anda baik untuk tubuh anda.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar