MATA
KULIAH : MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
DOSEN : ZAENAB HUSAIN,SKM,M.Kes
![]() |
|
![]() |
“MIKROORGANISME YANG BERPERAN DALAM PROSES PEMISAHAN
LOGAM”
![]() |
DISUSUN OLEH
NAMA : NURUL
FADILLAH PATAHANGI
NIM : PO.71.3.221.14.1.032
TINGKAT : I.A
KEMENTERIAN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN
LINGKUNGAN
PRODI D.III
KATA PENGANTAR
Assalamu
Alaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu contoh dalam mikrobiologi
industri
Harapan
saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah
ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Makassar, 14 September 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Mikrobiologi Pertambangan
B. Penerapan
Bioteknologi di Bidang Pertambangan
C. Peranan Mikroba dalam Siklus Besi
D. Penggunaan bakteri untuk mengatasi
limbah logam berat
BAB III
PEMBAHASAN
A. Proses Kerja Mikroorganisme dalam
Pemisahan Logam
B. Keuntungan dan Kerugian Penggunaan
Bakteri Thiobacillus ferrooxidans
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Mikroba terdapat di mana-mana di sekitar
kita ada yang menghuni tanah, air, dan atmosfer planet kita. Mikroorganisme di
alam jarang terdapat sebagai biakan murni. Berbagai spesimen tanah atau air
dapat mengandung bermacam-macam spesies cendawan protozoa, alga, bakteri dan
virus. Berbagai macam mikroba dalam suatu ekosistem berasosiasi dan berinteraksi.
Dipandang dari segi ekosistem mikroba alamiah, biakan murni merupakan
suatu keadaan artifisial (tidak asli).
Mikroba tanah dapat menguntungkan bila
kehadiranya berperan dalam siklus mineral, fiksasi nitrogen, perombakan residu
petisida, proses humifikasi, proses menyuburkan tanah, perombakan limbah berbahaya, biodegradasi,
bioremidasi, mineralisasi, dekomposisi, dan Biohidrometalurgi. Mikroba,
khusunya bakteri dan fungi berperan pula dlam siklus mineral atau daur mineral
seperti S,C,P dan Fe. Kehadiran mikroba tersebut di dalam tanah, khuusnya tanah
pertanian dan pertambangan mempunyai nilai ekonomi baik dalam menyuburkan tanah,
penyedian mineral yang dibutuhkan oleh tanaman maupun dalam pengelolaan endapan
mineral dan proses pencucian pemurniaan mineral.
Proses
deteriosasi (penguraian) dan korosi (pengkaratan) benda-benda logam, ternyata
juga karena aktivitas mikroba tanah. Berbagai jenis benda dari kertas,tekstil,
karet, plastik,alspal, logam, dan bahan-bahan lainya ternyata tidak dapat
terbebas dari mikroba untuk diuraikan dan dihancurkan.
Di
indonesia, sampai saat ini pemanfaatan mikroorganisme untuk bidang
pertamabangan logam masih belum optimal atau bisa dikatakan belum dimulai, atau
sekadar wacana. Sementara potensi atau kemampuan mikrooganisme dalam memabantu menambang
logam di alam sudah terbukti nyata.
Indonesia
sebagai negara tropis yang kaya akan cadangan berbagai mineral tamabang dalam
jumlah banyak dan berlimpah dengan berbagai mikrroganisme, mempunyai peluang
yang cerah untuk melaksanakan Bioleaching. Dari sisi mikroorganismenya, kondisi
iklim yang tropis mendukung keberadaan kelompok bakteri Pelepasan logam yang hidup baik pada
kondisi mesofilik, yang menghendaki suhu yang hangat.
Berdasarkan
latar belakang tersebut, maka dibuatlah makalah ini untuk mengetahui peran
mikroba tertentu dalam berbagai industri pertambangan.
B.
Tujuan
Adapun tujuan
dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui peran mikroba dalam industri
pertambangan.
Dan untuk mengetahui mikroorganisme apa saja yang berperan dalam proses ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Mikrobiologi Pertambangan
Di dalam bidang pertambangan,
mikroba berperan dalam usaha mendapatkan mineral dari bijih. Kemungkinan besar
peranannya adalah dalam proses ekstraksi
logam dan dari biji logam, dengan alasan-alasan :
1.
Deposit-deposit mineral yang lain kaya sudah banyak yang
berkutrnag. Bijih bermutu lebih rendah kini banyak diolah dan mengembangkan
taknik-teknik yang dapt mengekstraksi logam dengan lebih sempurna lagi.
2.
Metode pengolahn biji logam secara tradisional, yakni dengan
peleburran, merupakn penyebab utama polusi udara dewasa ini. Mikroba tertentu
mampu untuk memperbaikai keadan diatas, misalnya dengan menggunakan beberapa
bakteri aerobik ototrofik yaitu Thiobacillus ferrooxidans.
Mikroorganisme
digunakan dalam berbagai bidang perminyakan dan pertambangan. Dalam bidang
perminyakan berperan dalam pembentukan minyak, eksplorasi minyak, dan
pembersihan ceceran minyak. Selain itu beberapa jenis bakteri dapat
dimanfaatkan dalam pemisahan logam dari bijihnya. Contohnya adalah Thiobacillus ferooxidans. Bakteri ini
tumbuh dalam lingkungan asam, seperti tempat pertambangan dan mampu memisahkan
tembaga-tembaga dari bijinya melalui reaksi kimia. Strain yang lain mampu
memisahkan logam besi dari bijihnya (besi sulfida). Chlorella vulgaris juga dapat melepaskan emas dari bijihnya dan
mengakumulasi emas itu di dalam selnya. Jenis bakteri yang lain telah digunakan
untuk memperoleh kembali beberapa bijih logam seperti mangan (Mn) dan uranium
yang terdapat pada konsentrasi rendah pada bijih.
Mikroorganisme
bermanfaat dalam pertambangan karena alasan-alasan berikut.
Ø Tidak
merusak lingkungan dibandingkan pengolahan dengan bahan kimia.
Ø Lebih
banyaknya mineral yang dapat menggunakan mikroorganisme dalam pengolahannya.
Mikroorganisme mampu mengumpulkan mineral dari bijih yang hanya mengandung
sedikit mineral. Bijih miskin mineral ini tidak layak diproses secara
konvensional.
B.
Penerapan Bioteknologi di Bidang Pertambangan
Di bidang pertmbangan, berkembang
bioteknologi untuk memisahkan logam dari bijinya yaitu dengan pemanfaatan
bakteri Thiobacillus ferrooxidans. Bakteri ini merupakan bakteri
kemolitotrof yang mampu memisahkan logam dari bijinya. Energi yang digunakan Thiobacillus
ferrooxidans dalam memisahkan logam dari bijinya berasal dari hasil
oksidasi senyawa anorganik khususnya senyawa besi dan belerang. Asam sulfat
dari besi sulfat melarutkan logam dari bijinya .
Definisi Thiobacillus
ferrooxidans
Peranan bakteri dalam melepaskan
logam dari jebakan
batuan bumi baru diketahui belum lama berselang. Laoran pertama menyatakan
bahwa baru pada tahu 1920-an diketahui ada bakteri tertentu yang berperan dalam
pelepasan Zn dan FeS dari batuan, meskipun saat itu belum teridenfikasi. Peranan seseunghunya bakteri didalam
melepaskan logam baru diketahui pada tahun 1947, yaitu ketika Arthur Colmer 7
M.E. hinkie dari West Virginia University di Morgantown dapat
mengidentifikasi jenis bakteri tersebut. Bakteri tersebut kini disebut Thiobacillus ferrooxidans, yang berperan
utama melepaskan logam dari sulfide cebakan
Di antara kelompok Thiobacilli, Thiobacillus
ferrooxidans telah muncul sebagai sebuah bakteri ekonomi yang signifikan di
bidang pencucian bijih sulfida sejak penemuannya pada 1950 oleh Colmer et al.
Penemuan T. ferrooxidans menyebabkan pengembangan cabang baru
dari ilmu metalurgi disebut “biohydrometallurgy” yang berurusan dengan semua
aspek dari mikroba dimediasi ekstraksi logam dari mineral atau limbah padat dan
drainase tambang asam dll.
Biohidrometalurgi adalah ilmu
dan teknologi yang mengkaji proses pengolahan dan perekayasaan mineral dan
logam. Ruang lingkup metalurgi meliputi: pengolahan mineral (mineral dressing),
ekstraksi logam dari konsentrat mineral (extractive metallurgy), proses
produksi logam (mechanical metallurgy), perekayasaan sifat fisik logam
(physical metallurgy). Salah satu cabangnya adalah Biohidrometalurgi, yakni
pengolahan bijih logam menjadi logam murni dengan cara penambahan mkhluk hidup
seperti bakteri. Misalnya : Thiobacillus ferrooxidan berperan memisahkan
logam dari bijihnya atau kotoran sehingga didapat logam berkualitas tinggi.
Karakteristik Bakteri Thiobacillus
ferrooxidans
Acidithioacillus ferrooxidans tergolong organisme autotrofik,
acidophilic, mes ophile terjadi di tunggal atau kadang-kadang berpasangan atau
rantai, tergantung pada kondisi pertumbuhan. Strain yang sangat motil telah
digambarkan maupun non-motil . Bukti terbaru menunjukkan tingkat tinggi
heterogenitas genetik dalam isolat ferrooxidans Acidithiobacillus, yang
diklasifikasikan sebagai spesies tunggal. Strain motil memiliki flagel tunggal
& pili. Bakteri ini sporing non dan memiliki genom sekitar 2,8 × 10 6
pasang basa dan 55-65% dari konten GC. Acidthiobacillus ferrooxidans
tumbuh pada nilai pH 4,5-1,3 dalam medium basal dan garam berasal persyaratan
biosintesis dengan autotrophy menggunakan karbon dari atmosfer karbon dioksida.
Fiksasi nitrogen juga merupakan fungsi ekologis penting dilakukan oleh bakteri
dalam habitat acidophilic. Energi metabolik berasal aerobik oleh oksidasi
senyawa sulfur dikurangi anorganik atau ion besi. Pertumbuhan anaerobik
menggunakan hidrogen unsur atau senyawa sulfur anorganik dikurangi sebagai
donor elektron dan ion-ion besi sebagai akseptor elektron juga telah ditemukan.
Thiobacillus
ferrooxidans
juga biasa disebut dengan
Acidithiobacillus ferrooxidans. Thiobacillus ferrooxidans adalah, gram negatif aerobik
obligately autotrofik dan Proteobacteria. Bakteri ini motil, dan memiliki
flagela polar. T. Ferrooxidans adalah acidophile, hidup di lingkungan
dengan kisaran pH optimal 1,5 sampai 2,5. T. ferrooxidans juga
termofilik, lebih memilih suhu dari 45 sampai 50 derajat Celcius. Toleransi
suhu tinggi dari bakteri mungkin karena sebagian tingginya kandungan GC yang
dari 55 sampai 65 persen mol.
Thiobacillus adalah organisme autotrofik
obligat, artinya mereka membutuhkan molekul anorganik sebagai donor elektron
dan karbon anorganik (seperti karbon dioksida) sebagai sumber. Mereka
mendapatkan nutrisi dengan mengoksidasi besi dan belerang dengan O2.
Thiobacillus tidak membentuk spora, mereka Gram-negatif Proteobacteria.
Siklus hidup mereka adalah khas bakteri, dengan reproduksi oleh fisi sel.
Dalam metaboliseme Thiobacillus
ferrooxidans tergolong bakteri kemoautotrof. Kemoautotrof adalah organisme
yang dapat memanfaatkan energi dari reaksi kimia untuk membuat makanan sendiri
dari bahan organik. Bakteri kemoautotrof menggunakan energi kimia dari oksidasi
molekul organik untuk menyusun makanannya. Molekul organik yang dapat digunakan
oleh bakteri Thiobacillus ferrooxidans adalah senyawa, belerang, dan
besi .Dalam prosesnya bakteri ini membutuhkan oksigen.
Golongan Thiobacillus genus,
juga dikenal sebagai Acidithiobacillus, tidak mengandung warna, bakteri
berbentuk batang . Bakteri ini memiliki kemampuan untuk memperoleh energi dari
oksidasi senyawa sulfur . Oleh karena itu persyaratan lingkungan termasuk
adanya senyawa belerang anorganik. Bakteri ini pernapasannya
preferentially memanfaatkan oksigen sebagai akseptor elektron terminal.
Bakteri ini dapat melakukan hubungan
simbiotik dengan anggota dari genus acidipilum, sebuag bakteri yang mampu mereduksi
besi. Species lain dari bakteri ini ada juga yang mampu hidup dalam air dan
sedimen.
Mekanisme Pemanfaatan T.
ferrooxidans dalam pemisahan logam besi
T. ferroxidans adalah bakteri pelepas logam yang paling banyak diteliti,
berbentuk batang kecil, menyukai temapat yang sangat asam dengan pH optimum
berkisar anatara 1,5-2,5. Bakteri ini mampu mendapatkan energi dari oksida besi
ferro (Fe2+) dan menjadi ferri Fe3+ dan dengan
mengoksidasi bentuk tereduksi sulfur menjadi asam sulfat. T. ferrooxidans adalah bakteri yang paling aktif di
tambang limbah akibat asam dan polusi logam. Situs drainase tambang asam
ekstrim juga mengekspos tingkat tinggi pirit, suatu unsur yang mudah
teroksidasi oleh T. ferrooxidans. Ini kapasitas oksidasi
pirit-telah dimanfaatkan dalam industri desulfurisasi batubara. T. ferrooxidans
digunakan dalam pengolahan mineral industri dan proses bioleaching. Bakteri ini
memiliki kemampuan untuk menyerang sulfida yang mengandung mineral sulfida
larut dan mengkonversi logam seperti tembaga dan seng ke dalam sulfat larut
mereka logam. Logam dipulihkan melalui proses bioleaching termasuk tembaga,
uranium dan emas.
T. ferrooxidans berasal energi dari oksidasi besi
ferro menjadi besi ferri, dan mengurangi senyawa sulfur menjadi asam sulfat.
Deposit belerang bisa menumpuk di dinding sel bakteri.
Produk sampingan lain dari metabolisme (asam sulfat) kadang-kadang berhubungan
dengan korosi oksidatif dari beton dan pipa. Dalam lingkungan tanah, T. ferrooxidans
berguna sebagai sumber slow release fosfat dan sulfat untuk pemupukan tanah.
Reaksi pelepasan logam biasanya
meliputi pengubahan cebakan logam yang tidak larut, biasanya berupa sulfida,
menjadi senyawa yang larut dan logam yang diinginkan lebih mudah dimurnikan
atau diekstrak. Bakteri pelepas logam dapat melakukan perubahan ini secara
langsung dengan mngoksidasi sulfida logam sehingga terbentuk besi ferri, asam
sulfat dan sulfat logam dan hasil logam tergantung jenis cebakanya. Besi ferri dan asam sulfat terbentuk
melalui oksidasi langsung sulfide logam mampu mengokidasi sendiri cebakan
tertentu untuk membentuk oksidasi dan sulfat yang larut dalam larutan asam.
Dengan menggunakan beberapa bakteri
aerobik ototrofik yaitu Thiobacillus
ferrooxidans. Spesies bakteri ini bila ditumbuhkan dalam keadaan lingkungan
yang mengandung biji tembaga atau besi akan menghasilkan asam dan
mengksidasikan biji tersebut disertai pengendapan atau pemisahan logam besinya.
Proses ini yang dinamakan pelindian atau bleaching. Dengan teknik ini dapat
memperbaiki cara pemisahan logam dari biji dan tidak mengakibatkan polusi udara
(Waluyo,Lud.2005).
C.
Peranan Mikroba Dalam Siklus Besi
Siklus logam oleh mikroba salah satu
indikasi paling jelas menunjukan bahwa tanah tidak bersifat inert. Tanpa adanya
siklus logam, maka transformasi logam tidak mungkin terjadi. Mikroba
pentrasnformsi logam penting dalam pembentukan tanah dan produksi biji logam.
Mikroorganisme memiliki peranan penting dalam mengekstark logam-logam menjadi
bijih logam grade rendah, mengasamkan limbah, dan mencemari penyediaan air.
Logam Fe merupakan dari logam dalam tanah. Tramformasi Fe adalah dengan oksidasi untuk
memperoleh sumber energi dan reaksi yang menggunakan logam tersebut sebagai elektron
aseptor. Besi juga mengubah bahan-bahan organik (asimilasi/imobilisasi) dan
bentuk organik kembali ke bentuk anorganik (mineralisasi) .(Waluyo,lud. 2009).
D.
Penggunaan bakteri untuk mengatasi limbah logam berat
Limbah pabrik yang banyak
mengandung logam berat dapat dibersihkan oleh mikroorganisme yang dapat
menggunkan logam berat sebagai nutrien atau hanya menjerab (imobilisasi) logam
berat. Mikrooganisme yang dapat digunakan dianatranya adalah Thiobacillus
ferroxidans dan Bacillus subtilis. Thiobacillus ferrooxidans mendapatkan
energi dari senyawa anorganik seperti besi sulfida dan menggunakan energi untuk membentuk bahan-bahan yang berupa seperti asam fumarat dan besi
sulfat (Budiyanto,MAK.2003).
BAB III
PEMBAHASAN
A. Proses Kerja Mikroorganisme dalam
Pemisahan Logam
Di dalam bidang
pertambangan, mikroba berperan dalam usaha mendapatkan mineral dari bijih.
Kemungkinan besar peranannya adalah dalam proses ekstraksi logam dari biji
logam dengan alasan-alasan, (Waluyo, 2005):
1.
Deposit-deposit mineral yang kaya sudah banyak yang
berkurang. Bijih bermutu lebih rendah kini banyak diolah dengan mengembangkan
taknik-teknik yang dapat mengekstraksi logam dengan lebih sempurna lagi.
2.
Metode pengolahan biji logam secara tradisional, yakni dengan
peleburan, merupakan penyebab utama polusi udara dewasa ini.
Salah satu mikroba yang
mampu untuk memperbaiki keadaan diatas, yaitu bakteri Thiobacillus ferrooxidans. Spesies
bakteri ini bila ditumbuhkan dalam keadaan lingkungan yang mengandung biji
tembaga atau besi akan menghasilkan asam dan mengoksidasikan biji tersebut
disertai pengendapan atau pemisahan logam besinya. Proses ini yang dinamakan
pelindian atau bioleaching. Dengan teknik ini
dapat memperbaiki cara pemisahan logam dari biji dan tidak mengakibatkan polusi
udara, (Waluyo, 2005).
Bioleaching merupakan suatu
proses untuk melepaskan (remove) atau
mengekstraksi logam dari mineral atau sedimen dengan bantuan organisme hidup
atau untuk mengubah mineral sulfida sukar larut menjadi bentuk yang larut dalam
air dengan memanfaatkan mikroorganisme, (Brandl, 2001). Bioleaching logam berat
dapat melalui oksidasi dan reduksi logam oleh mikroba, pengendapan ion-ion
logam pada permukaan sel rnikroba dengan menggunakan enzim, serta menggunakan
biomassa mikroba untuk menyerap ion logam, (Chen dan Wilson, 1997).
Proses Bioleaching
merupakan teknologi altematif yang dapat dikembangkan sebagai salah satu
teknologi untuk memperoleh (recovery) logam
saat ini. Salah satu penerapan proses ini adalah untuk melepaskan dan
mengekstraksi logam berat yang ada dalam sedimen, sehingga sedimen tersebut
bebas logam berat dan aman terhadap lingkungan.
Salah satu cabang yang
serupa Biohidrometalurgi, yakni pengolahan bijih logam menjadi logam murni
dengan cara penambahan mkhluk hidup seperti bakteri. Misalnya: Thiobacillus ferrooxidans berperan
memisahkan logam dari bijihnya atau kotoran sehingga didapat logam berkualitas
tinggi, (Aziz, 2011).
Taksonomi dan Karakteristik
Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Betaproteobacteria
Ordo : Hydrogenophilales
Famili : Hydrogenophilaceae
Genus : Thiobacillus
Spesies : Thiobacillus ferrooxidans
(http://microbewiki.kenyon.edu)\
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Betaproteobacteria
Ordo : Hydrogenophilales
Famili : Hydrogenophilaceae
Genus : Thiobacillus
Spesies : Thiobacillus ferrooxidans
(http://microbewiki.kenyon.edu)\
Thiobacillus ferrooxidans merupakan
kelompok Proteobacteria uniseluler pengoksidasi sulfur pada genera Thiobacillus
yang bersifat Chemoliauthotrophs dengan selnya berbentuk batang (0,5- 4,0
mikrometer), termasuk gram negatif, dan berflagel polar, (Holt et.al, 1994). Chemoliauthotrophs (kemoautotrof)
adalah organisme yang memanfaatkan energi dari reaksi kimia untuk membuat
makanan sendiri dari bahan atau senyawa anorganik. Senyawa yang digunakan oleh
bakteri Thiobacillus adalah senyawa sulfur dan besi yang dalam
prosesnya bakteri ini membutuhkan oksigen.
Thiobacillus banyak tersebar di laut,
perairan, dan tanah terutama tempat dimana komponen sulfur melimpah
seperti pada sumber sulfur, mineral sulfit,
simpanan sulfur, daerah pengolahan limbah dan sumber
gas yang mengandung sulfur. Spesies Thiobacillus dapat
dijumpai di tanah vulkanik yang bersifat asam, sungai atau
aliran air di sekitar pertambangan, (Mc
Kane and Kandel, 1996).
Thiobacillus ferroxidans adalah bakteri
pelepas logam yang paling banyak diteliti, berbentuk batang kecil, menyukai
tempat yang sangat asam dengan pH optimum berkisar antara 1,5-2,5 (Chang &
Myersonn, 1982). Bakteri ini mampu mendapatkan energi dari oksidasi besi ferro
(Fe2+) menjadi ferri Fe3+ dan dengan mengoksidasi bentuk tereduksi sulfur
menjadi asam sulfat (Corbelt & Ingledew, 1987).
Proses Oksidasi Besi dan Sulfur oleh Bakteri Thiobacillus ferrooxidans
Dalam kondisi aerobik, bakteri Thiobacillus ferooxidans
dapat menggunakan energi dari mengoksidasi Fe2+ (Waluyo, 2009), proses tersebut
diantaranya :
2Fe2+
+ ½ O2 + 2H+ –> 2Fe3+ + H2O
Oksidasi pyrit (FeS2) menjadi SO42- dan Fe3+ dilakukan bakteri
tersebut jika kondisi lingkungan dengan keasaman tinggi. Thiobacillus
ferroxidans mengoksidasi besi dalam bentuk ferro sulfat untuk
mengahasilkan ferri sulfat.
4FeSO4 + 2H2SO4 + O2 –> 2Fe2 (SO4)3 + 2H2O
Apakah keuntungan dari proses oksidasi Fe2+ ? mikrobe akan mendapatkan tambahan energi. Ion Fe 3+ yang terbentuk secara fisik akan melindungi mikroba dan meningkatkan stabilitas mikrokoloni pada permukaan benda padat.
4FeSO4 + 2H2SO4 + O2 –> 2Fe2 (SO4)3 + 2H2O
Apakah keuntungan dari proses oksidasi Fe2+ ? mikrobe akan mendapatkan tambahan energi. Ion Fe 3+ yang terbentuk secara fisik akan melindungi mikroba dan meningkatkan stabilitas mikrokoloni pada permukaan benda padat.
Beberapa keuntungan yang dapat kita ketahui dari kemampuan bakteri Thiobacillus
ferrooxidans mengoksidasi Sulfur dan Besi, yakni:
1.
Thiobacillus ferrooxidans akan mengoksidasi senyawa besi belerang (besi sulfida) di
sekelilingnya. Proses ini dapat memisahkan logam besi dari bijihnya maupun
memisahkan bahan tambang lain seperti batu bara yang kandungan sulfurnya tinggi
menjadi bahan tambang yang berkualitas tinggi tanpa menimbulkan polusi,
2.
Thiobacillus ferrooxidans akan mengubah tembaga sulfida yang tidak larut dalam air menjadi
tembaga sulfat yang larut dalam air. Ketika air mengalir melalui batuan,
senyawa tembaga sulfat akan ikut terbawa dan logam besi dapat terkumpul.
3.
Dalam lingkungan tanah, T.
ferrooxidans berguna sebagai sumber slow release fosfat dan
sulfat untuk pemupukan tanah
4.
Thiobacillus ferrooxidans
merupakan bakteri kemolitotrof, dimana bakteri kemo dapat mengambil dan
mengumpulkan io-ion logam beracun sehingga bermanfaat untuk memindahkan polutan
dari air limbah. Usaha memperbaiki kualitas lahan termasuk tanah dan air serta
pencemaran dengan menggunakan mikroorganisme disebut bioremediasi.
5.
Thiobacillus ferroxidans dapat membantu produsen logam menghemat energi, mengurangi polusi
dan dengan demikian menekan biaya produksi.
B. Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Bakteri Thiobacillus
ferrooxidans
1. Keuntungan
Kehadiran bakteri secara signifikan
dapat meningkatkan kecepatan proses pencucian secara keseluruhan
·
Thiobacillus ferrooxidans akan mengoksidasi senyawa besi
belerang (besi sulfida) di sekelilingya. proses ini membebaskan sejumlah energi
yang akan digunakan untuk membentuk senyawa yang diperlukan dan menghasilkan
senyawa asam sulfat dan besi sulfat. kedua senyawa ini akan menyerang bebatuan
di sekitar tembaga sehingga dapat lepas dari bijinya.
·
Thiobacillus ferrooxidans akan mengubah tembaga sulfida yang
tidak larut dalam air menjadi tembaga sulfat yang larut dalam air. Ketika
air mengalir melalui batuan, senyawa tembaga sulfat akan ikut terbawa dan
lambat laut terkumpul dalam kolam berwarna biru cemerlang
·
Dalam lingkungan tanah, T.ferrooxidans berguna
sebagai sumber slow release fosfat dan sulfat untuk pemupukan tanah.
·
Thiobacillus ferroxidans merupakan bakteri kemolitotrof,
dimana bakteri kemo dapat mengambil dan mngumpulkan io-ion logam beracun
sehingga bermanfaat untuk memindahkan polutan dari air limbah. usaha
memperbaiki kualitas lahan termasuk tanah dan air serta pencemaran dengan
menggunakan mikroorganisme disebut bioremediasi.
·
Thiobacillus dapat membantu produsen logam menghemat energi, mngurangi
polusi dan demikian menekan biaya produksi.
·
Dalam hal tujuan tunggal langkah bakteri adalah regenerasi
Fe 3+ sulfidik bijih besi dapat ditambhakan untuk mempercepat proses dan
menyediakan sumber besi
2. Kerugian
Bakteri Thiobacillus ferrooxidans
pengoksidasi Fe (mengubah Fe3+ yang bersifat sebagai ion terlarut
menjadi Fe (OH)3) yang bersifat tidak larut) dapat menimbulkan
korosi. Prose korosi secara mikrobiologis tidak berarti logam tersebut dimakan
oleh mikroorganisme tetapi akibat pertumbuhan mikrobe tersebut yang
mengahsilakn senyawa, Yang bersifat korosif misalnya asam (Waluyo,Lud.2009).
Produk sampingan lain dari metabolisme (asam sulfat) bakteri T. ferrooxidans
kadang-kadang berhubungan dengan korosi oksidatif dari beton dan pipa. Hal ini disebabkan karena mikroba
tersebut mampu mendegradasi logam melalui reaksi redoks untuk memperoleh energi
bagi keberlangsungan hidupnya.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dibuat
beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut :
1. Mikroorganisme
digunakan dalam berbagai bidang perminyakan dan pertambangan. Dalam bidang
perminyakan berperan dalam pembentukan minyak, eksplorasi minyak, dan
pembersihan ceceran minyak. Selain itu beberapa jenis bakteri dapat
dimanfaatkan dalam pemisahan logam dari bijihnya.
2. Chlorella vulgaris juga dapat
melepaskan emas dari bijihnya dan mengakumulasi emas itu di dalam selnya. Jenis
bakteri yang lain telah digunakan untuk memperoleh kembali beberapa bijih logam
seperti mangan (Mn) dan uranium yang terdapat pada konsentrasi rendah pada
bijih.
3. Thiobacillus ferooxidans, bakteri ini tumbuh dalam lingkungan asam, seperti
tempat pertambangan dan mampu memisahkan tembaga-tembaga dari bijinya melalui
reaksi kimia.
B.
Saran
Pada
pemisahan logam menggunakan bakteri Thiobacillus Ferooxidans, harus benar-benar
baik agar proses pemisahan logam dapat di pisahkan secara sempurna sehingga
dapat memisahkan logam secara sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar